Pasangan calon (paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tasikmalaya nomor urut 3, Muhammad Yusuf dan Hendro Nugraha, melakukan aksi blusukan ke pasar induk Cikurubuk.
Paslon yang diusung koalisi Golkar dan PAN ini datang ke pasar untuk "belanja" masalah. Keduanya berinteraksi dengan sejumlah pedagang, membahas tentang kondisi pasar, harga kebutuhan pokok dan lainnya.
Salah satu yang menjadi fokus perhatian Yusuf adalah terkait kondisi pasar Cikurubuk yang dianggap sudah harus direvitalisasi atau direnovasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya terakhir ke sini tahun 2021, kalau tidak salah, waktu saya bawa pak Wamen (Wakil Menteri Perdagangan) ke sini dan waktu itu beliau sudah menjanjikan terkait revitalisasi blok A yang kebakaran dan sudah dialokasikan sebesar Rp 15 miliar. Tapi ternyata beliau malah memberikan anggaran ke kita Rp 60 miliar untuk seluruh kawasan Cikurubuk ini untuk direvitalisasi," kata Yusuf.
Saat itu Yusuf yang menjabat sebagai Wali Kota Tasikmalaya menyetujui. Dia menantikan kucuran bantuan anggaran untuk merevitalisasi Pasar Cikurubuk.
Namun pada kenyataannya Yusuf kadung lengser dari jabatan Wali Kota Tasikmalaya.
"Tiba-tiba beliau (Wamen Perdagangan) pada 2023 kontak saya, katanya untuk pasar Cikurubuk naik Rp 150 miliar. Saya diminta bantuan tapi saya menolak, karena saya sudah jadi rakyat (tak lagi menjabat Wali Kota), tak mau intervensi pemerintah," kata Yusuf.
Saat itu yang dia lakukan hanya sebatas menginformasikan hal tersebut kepada Sekda dan Pj Wali Kota Tasikmalaya.
"Tapi ternyata, mohon maaf, Pak Pj Wali Kota tidak mau tandatangan. Lalu saya kontak Pak Sekda, tanya alasannya kenapa, nggak tahu Pak Pj tak mau tandatangan," kata Yusuf.
Padahal kata Yusuf, jika Pemkot mengakses bantuan itu, maka Pasar Cikurubuk akan berubah menjadi lebih representatif
"Padahal kalau anggarannya itu turun Rp 150 miliar, ini akan menjadi pasar rakyat modern, saya jamin," kata Yusuf.
Jika saat ini banyak warga Pasar Cikurubuk yang mengeluh tentang kondisi bangunan, sarana, dan prasarana, Yusuf menilai wajar karena kondisinya tak banyak berubah sejak dibangun pada 1995. "Wajar, sejak 1995 tak banyak berubah," kata Yusuf.
Selain soal kucuran bantuan yang gagal diakses, Yusuf juga menyoroti soal fasilitas umum dan fasilitas sosial yang belum diserahkan kepada Pemkot Tasikmalaya.
Padahal jika fasum dan fasos diserahkan ke Pemkot, maka pemeliharaannya menjadi tanggung jawab Pemkot.
"Kemudian yang kedua fasum fasos di sini belum diserahkan ke pemerintah, sampai hari ini, kenapa didiamkan oleh pemerintah, harusnya diserahkan. Sehingga nanti untuk pemeliharaan jalan, saluran, itu tanggung jawabnya sudah ada di Pemkot, tapi sekarang kita melakukan pemeliharaan ini sifatnya insidental, tidak secara langsung, karena anggarannya tidak ada," kata Yusuf.
Poin ketiga yang menjadi sorotan Yusuf adalah soal penataan atau pengaturan pedagang kaki lima (PKL). Menurut dia penataan PKL penting dilakukan untuk menciptakan harmonisasi antara PKL dengan pemilik kios. Selain itu penataan PKL juga berkaitan dengan ketertiban sehingga pasar bisa terhindar dari kesan kumuh.
"Waktu 1995 saya di sini, saya sudah membantu menata PKL, kita buatkan kios terbuka supaya tidak bergabung dengan yang punya kios. Kemudian pola berdagangnya PKL malam sampai subuh, paginya pemilik kios yang berdagang, jadi PKL sudah harus bubar," kata Yusuf.
Sementara yang terjadi saat ini PKL bercampur dengan pemilik kios. Selain menimbulkan kesemrawutan juga menjadi kendala bagi pemilik kios.
"Kenyataannya sekarang, PKL bercampur dengan pemilik kios, otomatis menjadi kendala bagi yang punya kios. Sementara yang punya kios dipungut retribusi, PKL apa yang didapat untuk PAD kita. Ini keluhan mereka yang harus ditampung oleh kita ke depan," kata Yusuf.
Atas beragam permasalahan itu, Yusuf berjanji akan membenahinya. Bahkan penataan atau revitalisasi pasar menjadi program kerja prioritas.
"Saya bersama Pak Hendro, kalau saya ditakdirkan lagi menjadi pimpinan di Kota Tasik, pasar ini akan jadi prioritas, kita akan usulkan kembali supaya apa yang sudah dijanjikan pusat bisa direalisasikan lagi untuk Pasar Cikurubuk," kata Yusuf.
(yum/yum)