Pada Kamis, 18 Januari 1996 sekitar pukul 11.00 WIB, sebuah pesawat latih Beechcraft Baron 58 jatuh menimpa setidaknya empat ruko di Jalan Jamika, Bojongloa Kaler, Kota Bandung. 20 orang dilaporkan tewas dalam kejadian itu, 16 adalah warga sipil dan 4 lainnya merupakan kru pesawat.
Pesawat itu milik lembaga Pendidikan dan Latihan Penerbang (PLP) Curug, yang akan terbang menuju Curug, Tangerang, melalui Bandara Halim Perdana Kusumah, Jakarta.
Pesawat ini diketahui lepas landas sekitar pukul 11.00 WIB dari Bandar Udara Husein Sastranegara. Suasana Jalan Jamika pagi itu diperkirakan masih sibuk. Tapi pagi di Jalan Jamika jadi tak seperti hari biasanya, saat pesawat yang melintas di atas jalan utama di Kota Bandung itu tiba-tiba jatuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masih kuat di ingatan Mudhah (74) kala sebuah pesawat latih jatuh di Jalan Jamika, Kota Bandung pada 28 tahun silam. Mudhah hari itu sedang menjaga warung kelontong 'Toko Bahagia' yang terletak di seberang TKP.
![]() |
Mudhah hari itu tak menyangka setelah puluhan tahun bekerja, ia melihat sebuah musibah besar tepat di seberang warung tempatnya bekerja. Peristiwa itu mengundang perhatian massa berkerumun di sekitar lokasi.
"Pagi-pagi ya jam seginian lah hampir jam 12, itu saya nggak denger ada suara 'grombyang grombyang' ada pesawat jatuh gitu. Tapi pokoknya saya tahu ada pesawat lewat, tiba-tiba di depan itu sudah terbakar, api dan asapnya tinggi," cerita Mudhah pada detikJabar.
Meski usianya sudah tak muda lagi, tapi wanita asal Sidareja, Jawa Tengah itu masih sanggup mengingat suasana, kerumunan di hari itu, bahkan aroma hangus dari asap yang mengepul dari ruko seberangnya. Saat kejadian, sejumlah tim pemadam kebakaran berdatangan untuk memadamkan api.
Pagi itu, ia ikut panik karena api dan asap membumbung tinggi. Terlebih, ia tinggal seorang diri.
Kekhawatiran Mudhah semakin besar kala melihat sejumlah jenazah dimasukkan ke dalam kantong. Bahkan sebagian di antaranya, adalah orang-orang yang kerap bertegur sapa dengannya.
"Itu anak yang punya ruko ada yang meninggal dua orang, terus kan di depan situ dulu banyak yang jualan di pinggir jalan. Ada kayak Pasar Sore gitu juga dulu, jadi jalan rame. Pagi adanya tukang becak, yang dagang di pinggir jalan, itu banyak yang meninggal. Badannya pada dimasukin ke kantong. Jadi ngeri lihatnya," kenang Mudhah.
![]() |
Musibah itu mengundang perhatian entah berapa ratus orang, sampai mereka berkerumun menonton proses evakuasi yang berjalan beberapa hari dan memenuhi ruas jalan Jamika. Bahkan saat ruko-ruko itu pun sudah padam dari api, ratusan warga diperkirakan masih terus berkerumun 'menonton' puing-puing sisa bangunan yang terbakar.
"Saya lihat tahu-tahu depan itu (ruko) sudah kebakar, terus toko ini sampai tutup seminggu. Soalnya orang yang nonton itu banyak sekali sampai ke jalan. Bangunannya sudah habis apinya sudah padam, tapi yang nonton masih banyak sampai semingguan," sambung Mudhah.
Kini, titik empat ruko yang hangus karena kecelakaan pesawat dulu telah dibangun dengan apik. Keempatnya dibangun dengan warna tembok putih dan abu-abu. Ruko itu sekarang menjadi tempat dagang aksesoris hp, jasa service hp, dan mainan anak-anak.
Zaman dulu, dari sekian banyak orang yang berkumpul menonton kejadian tersebut, belum banyak yang bisa mendokumentasikannya. Paling mudah mendapatkan dokumentasi kejadian ini ialah dari surat kabar dan arsip video televisi.
Dalam video milik TVRI yang diunggah oleh kantor berita Reuters, api yang besar dengan cepat membakar sejumlah toko. Video berdurasi 1.08 menit dengan judul 'INDONESIA: CRASH' itu memperlihatkan sebuah becak dan dua mobil di tengah jalan dalam keadaan hangus terbakar.
Api dengan cepat menghanguskan bangunan, kendaraan, hingga pejalan kaki yang ada di sekitarnya. Asap mengepul tebal dan membumbung tinggi.
Petugas pemadam kebakaran dengan pakaian pelindung terlihat bekerja keras. Kepanikan sekaligus rasa penasaran warga sekitar terekam dalam video itu.
Lorong Waktu adalah rubrik khas detikJabar yang mengisahkan kembali tentang peristiwa yang pernah terjadi di Jawa Barat di masa lampau
(aau/yum)