Praktik judi online di Jawa Barat menyasar beragam kalangan. Berbagai kisah tragis mencuat, memperlihatkan dampak buruk yang dihadapi oleh para pelakunya. Mulai harta yang lenyap hingga kehidupan keluarga yang hancur.
Candu judi online atau judol ini tak mengenal usia, latar belakang, atau status sosial. Ketergantungan terhadap judi online menjadi ancaman nyata yang merusak tatanan sosial, finansial, dan mental mereka yang terlibat.
Berdasarkan data Polda Jawa Barat, sejak 2023 hingga Juni 2024, ada 29 tersangka yang telah ditangkap akibat kasus perjudian. Para pelaku tersebut ada yang berstatus mulai dari wiraswasta, buruh harian lepas, pelajar hingga ibu rumah tangga. Usia mereka mulai 18 tahun hingga 63 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Juni 2024, Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Judi Online mengungkap fakta mencengangkan terkait perputaran uang di jagat perjudian. Jawa Barat disebut sebagai provinsi tertinggi nilai transaksi judi yang mencapai Rp 3,8 triliun. Selain itu, pelaku judi di Jabar tercatat mencapai 535.644.
Bahaya Mengerikan Judi Online
![]() |
DA, pria 35 tahun asal Tasikmalaya, terjebak dalam lingkaran kecanduan judi online selama empat tahun. Dari awalnya iseng mencoba, kemenangan pertama yang ia raih justru menjadi awal kehancuran hidupnya.
"Yakin bahwa judi itu adalah candu. Untuk berhenti tidak sesederhana orang bayangkan. Kegilaan-kegilaan terjadi berulang, logika seperti hilang," kata DA
DA mengisahkan bagaimana uang Rp 200 juta yang dikumpulkan selama empat tahun melayang begitu saja. Tabungan masa depan ludes. Dia pun terjebak utang.
"Ya namanya orang sudah mabuk judi, kita terjebak dalam asumsi atau keyakinan hawa nafsu kita sendiri. Padahal semuanya palsu, pada akhirnya tetap saja uang kita disedot bandar," tutur DA.
Menang besar atau kalah besar menjadi cerita hari-harinya, karena tiada hari tanpa judol. Lingkar pertemanan yang juga memiliki kebiasaan yang sama, semakin membuat DA jatuh lebih dalam ke dalam candu judol.
"Foya-foya ketika menang, di-bully ketika kalah. Intinya jangan pernah coba-coba main judol, bahaya. Bandar tak akan pernah kalah," kata DA," ucap DA.
Candu Judi Online yang Merusak Segalanya
![]() |
Bukan hanya DA, kisah NR, pria 43 tahun asal Kota Cimahi, menunjukkan betapa besar bahaya yang diakibatkan oleh judi online. Berawal dari modal kecil, NR sempat meraih kemenangan besar. Namun, hal tersebut membuatnya semakin terjerat.
"Kalau dihitung-hitung, saya sudah habis Rp 70 juta lebih. Padahal untungnya enggak seberapa," kata NR.
Kegagalan mengendalikan nafsu untuk terus menang memaksa NR menggunakan uang kuliah anaknya hingga Rp 16 juta hanya dalam waktu dua hari. Mimpi anaknya untuk menjadi sarjana kandas seketika.
"Karena enggak bisa digantikan, akhirnya anak yang mengalah. Dia memutuskan berhenti kuliah di semester tiga. Sedih lah pasti sebagai orangtua, karena enggak bisa mewujudkan cita-cita anak," kata pegawai swasta ini.
Kehilangan Kesehatan Mental
![]() |
Kisah lain yang lebih tragis datang dari seorang pria asal Bandung yang mengalami gangguan kejiwaan akibat terjerat judi online. Menurut Asep Kamho, pemilik Rumah Resolusi Indonesia, pria berusia 35 tahun itu mengalami stres berat setelah kehilangan segalanya, termasuk rumah dan keluarga.
Candu ini tidak hanya mengikis kondisi finansial, tetapi juga kesehatan mental. "Dia sampai mengalami stres karena kecanduan judi online, sudah pinjam sana pinjam sini, gali lubang tutup lubang sampai akhirnya kehilangan segalanya," ujar Asep.
Lelaki itu harus menjalani perawatan selama berbulan-bulan untuk pulih dari trauma akibat kecanduan judi online. Pihak keluarga sudah membawa pulang pria tersebut.
"Profesinya tidak bisa kita sebut ya, dia sekarang sudah pulang setelah mendapat perawatan selama tujuh bulan. Kondisinya belum pulih total sekitar 75 persenan. Namun karena ada permintaan keluarga, akhirnya dia kita kembalikan ke keluarga," tutur Asep.
Asep mengingatkan bahwa apa yang terjadi pada pria tersebut bisa terjadi kepada siapa saja. Perangkap judi online benar-benar bisa membahayakan.
"Kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat tentang bahaya kecanduan judi online," ucap Asep.
Berujung Kriminalitas
![]() |
Bahaya judol tidak hanya sebatas kehilangan harta benda, tetapi juga merusak relasi sosial dan keluarga. Pria inisial FR (33), warga Tasikmalaya, harus menjual harta benda, termasuk mobil, motor, dan bahkan tanah milik ibunya demi terus berjudi.
"Lebih banyak kalahnya daripada menang. Saya sampai harus jual mobil dan empat motor supaya bisa main judi online," kata FR.
Kecanduannya pada judi online membawa FR ke dalam keputusasaan. Dia akhirnya tertangkap setelah membobol rumah warga. Kini, FR harus menanggung malu gegara perbuatannya tersebut harus berurusan dengan polisi.
"Orang tua saya dan istri sudah berkali-kali menasihati supaya saya setop main judi online. Sekarang baru terasa judi online ini telah menjerumuskan saya hingga semakin terpuruk. Harta habis, istri juga sampai tak mau jenguk saya," ucap FR dengan nada menyesal.
(bbn/bbp)