Kapal nelayan Badak Liar bermuatan penuh ikan dengan 10 kru kapal terjebak di tengah laut, di perairan Ciparage, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang, pada Sabtu (6/10/2024).
Kapal tersebut terjebak di tengah laut setelah mesinnya mati total, para awak kapal hampir pasrah diterjang hantaman ombak yang tinggi, namun beruntung angin dan ombak membawa mereka mendekat ke sumur KLXA yang dioperasikan oleh Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ).
General Manager PHE ONWJ, Muzwir Wiratama mengatakan, kapal Badak Liar mengalami kendala pada mesin, sehingga terjebak di tengah laut sekitar 11 kilometer dari pesisir Pantai Utara Jawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berdasarkan keterangan para kru kapal, kapal itu mengalami kerusakan gear box yang menyebabkan mesin kapal mati total, segala upaya telah dilakukan oleh kru. Namun akibat minimnya peralatan mekanik para kru hampir pasrah setelah terjebak dari siang, hingga sore hari," kata Wira, saat dikonfirmasi detikJabar, Senin (7/10/2024).
Para kru bahkan hampir putus harapan, karena upayanya memperbaiki mesin gagal. Dalam situasi itu, para awak kapal memilih untuk tetap diam di atas kapal yang dihanyutkan oleh angin dan ombak laut yang sedang tinggi.
"Para awak kapal memilih untuk diam karena upaya mereka memperbaiki mesin selalu gagal, kebetulan Sabtu sore itu gelombang sedang tinggi, sehingga kapal rawan terbalik. Awak kapal hampir pasrah menunggu kapal mereka terbawa oleh angin dan ombak," kata dia.
Setelah hampir setengah hari, menjelang malam, kapal itu mendekat ke sumur offshore milik Pertamina, yang berada di perairan Ciparage, meski penerangan minim para awak kapal berupaya memanggil kru Pertamina yang tengah bekerja di sumur tersebut.
"Ombak membawa kapal dan para awaknya mendekati sumur minyak kami yang beroperasi di wilayah tersebut, sehingga para kru yang sedang bertugas mendengar dan bergerak cepat mengevakuasi nelayan tersebut," ungkapnya.
Pihaknya lalu mengevakuasi para awak kapal, dan kapal Badak Liar tersebut, yang tengah terombang-ombing di perairan Ciparage, meski operasi penyelamatan cukup memakan waktu karena cuaca sedang kurang baik.
"Kami membutuhkan waktu sekitar 3 jam untuk mengevakuasi, karena harus menerjang ombak yang tinggi, namun beruntungnya kapal USV Fulmar milik PHE ONWJ dibekali spesifikasi khusus sehingga mampu mengevakuasi kru dan kapal yang terombang-ambing tersebut," ujar dia.
Kapal USV Fulmar menarik Badak Liar ke area bouy atau struktur apung untuk menambatkan kapal di perairan milik PHE ONWJ yang berjarak sekitar lima kilometer dari lokasi awal.
"Proses penyelamatan berlangsung intens, namun berkat kesigapan kru PHE ONWJ, akhirnya pada pukul 18.30 WIB seluruh nelayan berhasil dievakuasi dengan selamat tanpa cedera," ucap Wira.
Operasi penyelamatan itu, kata Wira, merupakan komitmen Pertamina untuk menjaga keselamatan operasi migas dan siap membantu masyarakat, khususnya nelayan yang melaut di sekitar wilayah kerja.
"Sebagai perusahaan yang beroperasi di wilayah perairan, kami memiliki tanggung jawab untuk menjaga keselamatan bersama. Kami berharap kejadian nahas ini tidak terulang kembali. Dan semoga para nelayan dapat kembali melaut dengan selamat," pungkasnya.
(yum/yum)