Marissa Grace Haque, seorang aktris, politisi, dan akademisi ternama Indonesia, meninggalkan jejak di berbagai bidang yang digelutinya. Lahir di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada tahun 1962, Marissa memulai kariernya sebagai bintang film sebelum akhirnya terjun ke dunia politik dan pendidikan.
Dikenal luas karena perannya dalam film-film legendaris, ia juga merupakan sosok yang aktif memperjuangkan isu lingkungan dan membina generasi muda sebagai pengajar.
Perjalanan hidupnya yang berwarna dihiasi oleh pencapaian-pencapaian gemilang yang membuatnya dikenang sebagai salah satu figur penting dalam dunia hiburan, politik, dan akademis di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Marissa Grace Haque memulai perjalanan kariernya sebagai aktris dengan debut film Kembang Semusim pada tahun 1980 silam.
Sebagai anak sulung dari tiga bersaudara, Marissa memiliki dua adik yang juga meniti karier di dunia hiburan, yaitu Soraya Haque yang terkenal sebagai model dan aktris, serta Shahnaz Haque yang berprofesi sebagai pembawa acara.
Nama Marissa semakin dikenal setelah perannya dalam film Tinggal Landas Buat Kekasih (1984) dan Biarkan Bulan Itu (1986).
Bahkan dalam film Tinggal Landas Buat Kekasih, ia berhasil meraih penghargaan sebagai Pemeran Pendukung Wanita Terbaik di Festival Film Indonesia. Dalam rentang kariernya, Marissa membintangi puluhan film, hingga akhirnya menutup karier aktingnya dengan film Yang Tercinta pada 1991.
Pertemuan Marissa dengan rocker Ikang Fawzi terjadi melalui film Tinggal Landas Buat Kekasih. Keduanya kemudian menikah pada 3 Juli 1986 dan menjalani rumah tangga harmonis tanpa diterpa isu negatif. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai dua putri, Isabella Muliawati Fawzi dan Chikita Fawzi, yang juga meniti karier di bidang seni.
Terjun dalam Dunia Politik dan Jadi Akademisi
Pada 2004, Marissa memulai langkah baru di dunia politik dengan bergabung di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan terpilih sebagai anggota DPR RI pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Setelah meninggalkan PDIP, ia bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan kemudian Partai Amanat Nasional (PAN).
Dalam perjalanan politiknya, Marissa juga aktif di bidang lingkungan, terpilih sebagai Duta Badak oleh WWF pada Juli 2006 untuk pelestarian Badak Jawa, bertepatan dengan posisinya di Komisi IV DPR yang membidangi lingkungan hidup.
Selain aktif di dunia hiburan dan politik, Marissa juga dikenal sebagai akademisi. Ia mengajar di Indonesia Banking School (STIE IBS) di Kemang, Jakarta Selatan. Sebelum wafat, Marissa tampak masih aktif mengajar.
Gelar akademis yang berhasil diraihnya sangat mengesankan, mencakup S1 Hukum Perdata dari Universitas Trisakti, S2 Linguistik Terapan Bahasa Inggris dari Universitas Katolik Atma Jaya, serta berbagai gelar magister dan doktor dari universitas terkemuka lainnya, termasuk Universitas Gadjah Mada dan Institut Pertanian Bogor.
Marissa Haque menghembuskan napas terakhirnya pada 2 Oktober 2024, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, dan penggemarnya. Hingga akhir hayatnya, Marissa tetap aktif berkontribusi melalui pendidikan dan pengabdiannya kepada masyarakat.
Warisan yang ia tinggalkan bukan hanya dalam bentuk karyanya sebagai artis, politisi, atau akademisi, akan tetapi juga semangat untuk terus belajar dan berkarya. Namanya akan selalu dikenang sebagai seorang perempuan tangguh yang mampu berperan di berbagai bidang dengan dedikasi penuh. Selamat jalan, Marissa Haque!
(iqk/iqk)