Puluhan warga Desa Panyusuhan, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur, keracunan massal usai menyantap nasi kotak yang dibagikan saat acara tahlilan, Senin (30/9/2024). Bahkan empat di antaranya dirujuk ke rumah sakit.
Informasi yang dihimpun detikJabar, keracunan massal tersebut bermula ketika warga dari dua kampung di Desa Panyusuhan, yakni Kampung Babalan Lamping dan Kampung Bodegah mengikuti tahlilan 100 hari meninggalnya salah seorang warga.
Setelah itu, warga menyantap nasi kotak berisi nasi, daging ayam rendang, dan bihun yang dibagikan setelah tahlilan pada Minggu (29/9/2024) sore. Namun, pada Senin dini hari beberapa warga mulai mengeluhkan pusing dan mual. Puncaknya pada Senin siang, warga yang mengeluhkan gejala keracunan semakin banyak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya makan sama keluarga. Awalnya tidak terjadi apa-apa. Dari rasa makanan juga normal, tidak ada yang berlendir atau sudah mau basi. Tapi menjelang subuh terasa pusing dan mual. Sempat muntah-muntah juga," ujar Suryaman (22), salah seorang korban keracunan saat ditemui di Puskesmas Sukaluyu, Senin (30/9/2024).
Menurut dia, meskipun sudah mendapat penanganan medis tetapi dirinya masih merasa pusing dan mual. "Kalau sekarang sudah membaik, tapi masih mual dan pusing," kata dia.
Kepala Puskesmas Sukaluyu Nurul Hadie mengatakan awalnya ada beberapa warga yang datang ke puskesmas dengan mengeluhkan gejala keracunan. Namun setelah dicek ke lokasi, ternyata jumlah korban mencapai puluhan orang.
"Hingga pukul 17.30 WIB, total ada 41 korban dengan 10 di antaranya merupakan anak-anak. Sebanyak 37 dirawat di puskesmas, dan 4 lainnya dirujuk ke rumah sakit," kata dia.
Dia menyebut jumlah korban berpotensi bertambah. Pasalnya saat kegiatan, total ada 100 lebih paket nasi yang dibagikan.
"Kemungkinan bertambah, karena yang dibagikan ada 100 paket nasi kotak. Tim juga masih berkeliling di lokasi untuk mengecek setiap warga yang mendapatkan dan memakan nasi kotak yang dibagikan," kata dia.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur Frida Layla Yahya, mengatakan pihaknya masih mencari tahu penyebab keracunan massal tersebut. Sampel makanan hingga air sumur yang digunakan untuk mencuci bahan makanan sudah dibawa untuk diuji laboratorium.
"Penyebabnya apakah dari makanan atau ada faktor lain masih kami cari tahu. Sampel makanan, air, dan sampel muntahan sudah kami ambil untuk diuji laboratorium. Untuk saat ini kami fokus penanganan korban," kata dia.
(sud/sud)