Pilu Nurlela, PMI Asal Karawang Disiksa-Disekap Majikan di Arab Saudi

Pilu Nurlela, PMI Asal Karawang Disiksa-Disekap Majikan di Arab Saudi

Irvan Maulana - detikJabar
Senin, 30 Sep 2024 16:05 WIB
Ilustrasi pengeroyokan, ilustrasi penganiayaan, audrey
Ilustrasi (Foto: Ilustrasi: Fuad Hashim)
Karawang -

Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Karawang bernama Nurlela kini terbaring di rumah sakit di Jeddah Arab Saudi. Dia menjadi korban dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh majikannya.

Kabar Nurlela menjadi korban penyiksaan terungkap lewat video yang beredar di pesan berantai. Dalam video yang dilihat detikJabar pada Senin (30/9/2024), seorang pria tengah merekam dan menunjukkan luka di sekujur tubuh PMI tersebut.

Dalam video nampak luka yang dialami Nurlela mulai dari kaki hingga kepala."Ini masalah dijanjikan kerja, korban ini disiram, payudaranya juga disiram, kaki semuanya habis. Bibir juga dibakar, semuanya bengkak, kepala juga, ditonjok, disetrika," kata pria dalam video itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Karawang Rosmalia Dewi, membenarkan adanya insiden penyiksaan terhadap PMI asal Karawang tersebut.

"Hasil komunikasi kami dengan Kemlu RI, kami mendapatkan data dari paspor korban bernomor C1998677, korban bernama Nurlela, asal Kecamatan Jayakerta," ujar Ros kepada detikJabar.

ADVERTISEMENT

Ros menjelaskan, pihaknya telah melacak data kependudukan dan memverifikasi dengan pihak keluarga. Berdasarkan penyelidikan, korban beralamat di Dusun Sukajaya, Desa Kemiri, Kecamatan Jayakerta, Kabupaten Karawang.

"Untuk viralnya itu kemarin Minggu (29/9), jadi makanya kami sudah tahu identitas korban, karena sejak kemarin sudah ditindaklanjuti," kata dia.

Diketahui, Nurlela pergi bekerja ke Jeddah Saudi Arabia, sejak 2018 lalu. Dia dikontrak kurang lebih selama enam tahun.

"Berdasarkan penuturan keluarga Nurlela sudah bekerja di majikannya sebagai ART sejak 6 tahun lalu, namun keluarga juga mengetahui ibu Nurlela telah habis kontrak 17 September 2024 kemarin," kata dia.

"Nurlela diketahui mengalami penyekapan dan penganiayaan sejak putus kontrak 16 September lalu, oleh majikannya yang merupakan pasangan warga negara Yaman dan Bangladesh," ungkapnya.

Yang lebih menyakitkan, Nurlela juga diduga dijebak oleh teman sesama PMI yang awalnya juga menjadi korban penyekapan oleh majikan tersebut.

"Jadi sejak mendengar kabar korban mengalami penyiksaan itu, Yuli adik korban melaporkan hilangnya Nurlela ke KJRI (Konsulat Jenderal Republik Indonesia) Jeddah. Hingga akhirnya pada 26 September 2024, Nurlela berhasil melarikan diri dari rumah penyekapan dan meminta pertolongan untuk kembali ke tanah air," ujar Ros.

Dijelaskan, Ros pelaku penyekapan dan penganiayaan itu bahkan sudah diamankan pihak kepolisian Saudi Arabia sejak Nurlela dievakuasi pihak KJRI.

"Kedua pelaku, yang telah menyekap dan menganiaya TKW tersebut, kini sudah diamankan oleh polisi Arab Saudi, sejak ibu Nurlela dievakuasi ke KJRI," Ujarnya.

Hingga kini, Ros menuturkan, kondisi Nurlela dalam perawatan dan sudah membaik. Pihaknya merencanakan untuk memfasilitasi Nurlela kembali pada pekerjaannya.

"Kondisinya dalam perawatan dan mulai membaik, tim Disnakertrans Karawang akan terus bekerja cepat dan maksimal untuk mendampingi Nurlela dan keluarga. Dan kami juga memfasilitasi Nurlela agar kembali mendapatkan pekerjaan sesuai keahliannya," pungkasnya.




(dir/dir)


Hide Ads