Sejak tahun 2018 siswa SMPN 60 Bandung harus menumpang di bangunan SDN 192 Ciburuy, Kecamatan Regol, Kota Bandung. Hal itu dilakukan karena SMPN 60 Bandung belum memiliki bangunan. Teras sekolah dan di bawah pohon rindang (DPR) menjadi tempat nyaman para siswa belajar.
Rita Nurbaini, Humas SMPN 60 Bandung mengatakan, meski ada siswa yang harus belajar dengan menggelar terpal plastik, tidak ada penolakan dari siswa dan orang tua dengan kondisi tersebut. Hal itu karena bersifat kedaruratan karena SMP negeri yang ada di wilayah tersebut jaraknya cukup jauh.
"Paham (kondisi sekolah), paham sih, ketika mereka daftarkan anaknya ke sini, tidak akan maksimal untuk dilayani karena memang bangunan tidak ada," kata Rita kepada detikJabar, Jumat (27/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena siswa SMPN 60 Bandung memiliki 9 rombongan belajar (rombel) dan di SD tersebut hanya ada 7 ruangan kelas yang dapat menampung siswa, maka dua kelas harus belajar di luar ruangan.
Tak hanya ruangan kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru dan tata usaha (TU) juga dijadikan satu. "Guru ada 14 orang, TU dan caraka jadi semuanya 19 orang," tambahnya.
Selain gunakan fasilitas kelas, lapangan milik SDN 192 Ciburuy juga digunakan siswa SMPN 60 Bandung. Karena siswa ini masuknya di siang hari, tidak ada upacara bendera yang dilakukan seperti sekolah umumnya.
detikJabar juga sempat ditunjukkan oleh Rita terkait lokasi KBM yang ada di luar ruangan. Rita menyebut, jika tidak di teras kelas, mereka juga kadang belajar di bawah pohon.
Namun menurut Rita, karena akhir-akhir ini kerap terjadi hujan di siang hari, KBM pun kadang tak kondusif.
"Di bawah pohon satu dan di teras pakai terpal, kalau hujan ke pinggir bubar. Kadang satu ruangan digunakan dua kelas atau gunakan lorong sekolah," ucap Rita.
Meski kondisi demikian dan mereka tidak tahu kapan memiliki bangunan seolah sendiri, Rita mengaku jika dia dan guru lainnya tetap bersyukur karena masih dapat menjalankan tugas sebagai guru dan dapat berbagi ilmu dengan siswanya.
"Harapan ya punya bangunan sekolah, kasihan juga buat siswa, guru dan anak-anak juga ingin pagi, tapi kita jalani," pungkasnya.
(wip/yum)