Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Kamis (12/9/2024). Mulai dari bocah di Cimahi dicabuli sampai depresi hingga mayat tanpa busana ditemukan di Sungai Cipadaulun Bandung.
Berikut rangkuman Jabar hari ini:
Pilu Bocah Perempuan di Cimahi Dicabuli Tetangga hingga Depresi
Pilu dialami N, bocah perempuan berusia 12 tahun asal Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi yang diduga jadi korban pencabulan oleh tetangganya sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peristiwa pilu yang dialami N itu terungkap di bulan Juni lalu. Saat itu, N mengalami pendarahan selama beberapa pekan pada bagian organ intimnya. Dari situ, orang tua korban lalu membawa N ke rumah sakit.
"Awalnya kita nggak curiga, karena memang adik saya ini sudah menstruasi. Cuma karena pendarahannya lama, akhirnya dibawa ke RS Mitra Kasih Cimahi, tapi dokter nggak bilang apa-apa dari hasil pemeriksaannya," kata R, kakak korban saat dikonfirmasi, Kamis (12/9/2024).
Keluarga kemudian mendapatkan rekomendasi merujuk N ke rumah sakit di daerah Pasteur, Kota Bandung. Dari pemeriksaan di rumah sakit tersebut, baru diketahui ada luka pada organ intim N.
"Dari situ dibawa ke RS di Pasteur, baru ketahuan ternyata ada robek di bagian intimnya," kata R.
Saat itu, N tak mau menceritakan kejadian apa yang dialaminya. Namun setelah didesak pihak keluarga, barulah N mengaku bahwa ia baru saja dicabuli oleh tetangganya sendiri, MR (33).
"Awalnya adik saya nggak ngaku, mungkin karena takut karena diancam atau bagaimana. Cuma setelah dibujuk terus, dia akhirnya ngaku dicabuli terduga pelaku MR, masih tetangga," kata R.
Berdasarkan cerita adiknya, kata R, peristiwa nahas itu dialami N saat sedang bermain dengan teman-temannya. Seketika, terduga pelaku mengajak N datang ke rumahnya.
"Jadi adik saya lagi main sama teman-temannya, termasuk keponakan terduga pelaku itu masih temannya adik saya. Nah mereka diajak ke rumah pelaku, di situ adik saya nggak boleh pulang. Padahal anak-anak yang lain sudah pulang," kata R.
N kemudian diajak masuk ke kamar terduga pelaku. Kemudian, pelaku melakukan aksi bejatnya. "Ya akhirnya kejadiannya di dalam kamar itu. Pengakuan adik saya memang sampai disetubuhi satu kali," kata R.
Beberapa saat usai kejadian memilukan itu, perangai N kemudian berubah drastis. Ia menjadi bocah yang pendiam dan lebih banyak merenung. Tak lagi mau bermain dengan teman-temannya di luar rumah.
"Jadi adik saya trauma berat sampai sekarang, lebih banyak merenung. Sekolah juga nggak mau, karena belum stabil. Kondisi kesehatannya menurun, sering transfusi darah karena ngedrop kondisinya," kata R.
R menyebut, keluarga sudah melaporkan kejadian tersebut ke Polres Cimahi. Ia berharap polisi bisa segera menangkap terduga pelaku MR yang kabarnya saat ini melarikan diri.
"Keluarga ingin pelakunya segera ditangkap, apalagi ayah saya dan korban ini sedang sakit kanker, enggak tahu kejadian ini karena kita enggak mau kenapa-kenapa," kata R.
Sementara itu, Kasi Humas Polres Cimahi, Iptu Gofur Supangkat mengatakan saat ini kasus dugaan pencabulan tersebut dalam penanganan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polres Cimahi.
"Benar Unit PPA Sat Reskrim Polres Cimahi sedang menangani kasus tersebut. Status penanganan perkara sudah tahap sidik bahkan terlapor sudah 2 kali dipanggil dalam kapasitas masih saksi. Namun terlapor 2 kali panggilan tidak hadir," kata Gofur.
Polisi juga sudah beberapa kali berupaya melakukan penjemputan terlapor untuk dimintai keterangan. Namun sayang, yang bersangkutan tak ada di kediamannya.
"Berdasarkan keterangan warga dan pengurus kewilayahan setempat, sudah beberapa hari keberadaan terlapor tidak terlihat di rumah. Upaya penyidik terus berusaha membawa terlapor yang sudah mangkir dari panggilan namun belum berhasil," kata Gofur.
Pegawai Dishub Kuningan Jadi Korban Pengeroyokan
Seorang pegawai Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Kuningan berinsial WA menjadi korban pengeroyokan sejumlah warga di Jalan Otista, Kelurahan Kuningan. Ia mengalami luka serius dan harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Aksi pengeroyokan ini terekam kamera CCTV hingga viral di media sosial. Kasusnya kini dalam penyelidikan pihak berwajib.
Kasat Reskrim Polres Kuningan AKP I Putu Ika Prabawa membenarkan peristiwa pengeroyokan itu dan pihaknya telah memanggil sejumlah pihak terkait kejadian tersebut untuk dimintai keterangan. Bahkan, pihak kepolisian juga telah menetapkan dua di antaranya sebagai tersangka dalam kasus pengeroyokan tersebut.
"Kejadiannya tanggal 2 September lalu sekitar pukul 04.00 WIB. Sudah 10 orang kita panggil untuk dimintai keterangan. Dua di antaranya kita tetapkan sebagai tersangka dan sudah dilakukan penahanan, " ungkap Putu, Kamis (12/9).
Dua orang yang ditetapkan tersangka tersebut adalah pelaku yang terekam kamera CCTV melakukan pemukulan terhadap korban. Mereka masing-masing berinisial W (terlihat melakukan pemukulan terhadap korban menggunakan besi) dan D )menendang tubuh korban).
"Dalam rekaman CCTV itu jelas terlihat kan ada empat orang yang melakukan pengeroyokan. Yang dua orang lagi masih kami lakukan pemeriksaan. Salah satunya pengusaha warung pecel lele berinisial AA turut dimintai keterangannya sebagai saksi karena pada saat kejadian ada di lokasi," ujar Putu
Setelah menerima laporan, kata Putu, petugas belum bisa meminta keterangan dari korban karena kondisi luka yang dialami korban. Keluarga korban pun tidak mengetahui siapa saja yang terlibat pada kejadian tersebut.
"Baru kemarin kami bisa minta keterangan dari korban. Apa yang diceritakan saksi dan korban ya nyambung. Nah, dari keterangan korban ini muncullah nama-nama yang disebutkan," kata Putu.
Putu menyebut masih mendalami pemicu terjadinya pengeroyokan tersebut. "Untuk motifnya masih kami dalami ya," pungkas Putu.
Geger Penemuan Mayat Tanpa Busana Mengambang di Sungai Cipadaulun
Geger penemuan mayat mengambang di tumpukan sampah Sungai Cipadaulun, Kampung Warusatangkal, Desa Padaulun, Kecamatan Majalaya, Kamis (12/9/2024). Mayat tersebut tanpa identias dan tidak mengenakan busana.
Kapolsek Majalaya Kompol Aep Suhendi membenarkan adanya peristiwa tersebut. Penemuan mayat tanpa identitas itu terjadi pada pukul 09.00 WIB. Setelah itu polisi langsung turun tangan melakukan evakuasi mayat tersebut.
"Iya penemuannya tadi jam 9-an. Mayat itu tanpa identitas. Terus kondisinya mengambang dan tanpa menggunakan busana," ujar Aep kepada awak media, Kamis (12/9/2024).
Aep mengungkapkan mayat tersebut ditemukan oleh dua karyawan salah satu perusahaan yang tengah membersihkan sampah. Kemudian dua karyawan tersebut kaget saat menemukan mayat mengambang di sungai.
"Pada saat mereka akan membersihkan sampah di belakang perusahannya, ditemukan sosok mayat laki-laki tanpa identitas tersangkut bersama tumpukan sampah di kolong jembatan Sungai Cipadaulun," katanya.
Aep menjelaskan setelah itu para saksi tersebut langsung melaporkan kepada Polsek Majalaya. Kemudian jajaran Polsek Majalaya dan Tim Inafis Polresta Bandung langsung melakukan evakuasi.
"Dari hasil pemeriksaan Inafis Polresta Bandung bahwa tidak ada tanda-tanda kekerasan. Jadi bisa disimpulkan bahwa meninggal karena terbawa arus air," jelasnya.
Pilu Samsul, Berharap Ubah Nasib Dijebak Jadi Scammer
Samsul, seorang pria berusia 39 tahun tak pernah menyangka mimpinya bekerja di luar negeri berakhir dengan memilukan hingga mengubah hidupnya. Berangkat dengan niat mengubah nasib melalui ajakan teman yang sudah lebih dulu bekerja di Thailand, ia kini terjebak dalam kondisi menyiksa di wilayah konflik Myanmar.
Keluarga di Kampung Ranji Tengah, RT 002/009, Desa Kebonpedes, masih terus berjuang mencari kejelasan nasib Samsul, dengan harapan suatu hari ia bisa kembali pulang dengan selamat. Ayah dari dua anak ini disebut disekap di Myanmar.
Dani Ramdani (23) sepupu Samsul menjadi saksi dari perjuangan keluarganya. Kepada detikJabar, Dani menceritakan dengan berat hati mengenai kronologi keberangkatan dan situasi yang dialami oleh pamannya itu.
Keberangkatan Samsul awalnya diajak oleh temannya yang sudah ada di negeri seberang. Mulanya, Samsul diberitahu bahwa ia akan bekerja di sebuah perusahaan sebagai admin dengan iming-iming upah tinggi.
Namun, setelah tiba di Thailand, situasinya mulai membingungkan. Informasi mengenai pekerjaan dan tempat tinggal Samsul semakin samar, hingga akhirnya mereka mengetahui bahwa Samsul sudah dibawa ke Myanmar, wilayah yang terkenal dengan situasi konflik dan eksploitasi pekerja migran.
Di sana mereka pun dipaksa menjadi scammer online, atau melakukan penipuan secara jarak jauh. "Awalnya cuma diajak kerja di Thailand, tapi kemudian dipindahkan secara diam-diam ke Myanmar tanpa sepengetahuan kami (keluarga)," kata Dani.
Selama di Myanmar, komunikasi antara Samsul dan keluarganya sangat terbatas. Samsul diberikan jatah penggunaan telepon dalam waktu singkat, sehingga ia sulit menceritakan dengan rinci keadaan sebenarnya. Namun, ada satu momen yang sangat membekas dalam ingatan keluarganya.
"Waktu itu, paman menelepon sambil menangis. Dia bilang sudah tidak tahan, ingin pulang, tidak diperlakukan manusiawi," cerita Dani.
Kondisi di Myanmar tampaknya sangat menyiksa, dengan perlakuan yang tidak manusiawi, serta jatah makan yang tidak pasti-kadang diberi, kadang tidak, tergantung mereka bekerja atau tidak.
Dani juga mengungkapkan bahwa Samsul sempat bercerita tentang pemotongan gaji yang dilakukan secara tidak adil. "Gaji dipotong hanya karena kesalahan kecil, bahkan kesalahan satu menit pun dipotong. Tapi rincinya paman tidak cerita banyak, mungkin takut atau ada hal lain yang ia sembunyikan dari keluarga," tambahnya.
Isu Ninja Ketuk Pintu di Tasik Resahkan Warga
Beberapa hari terakhir, sejumlah warga di Desa Puspasari, Kecamatan Puspahiang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat dibuat resah dengan isu teror ketuk pintu. Informasi semakin cepat menyebar usai ditayangkan di sejumlah akun media sosial.
Akun Facebook Apud Abret menulis imbauan agar masyarakat mewaspadai kemunculan teror ketuk pintu dengan kostum ninja.
"Kahade baraya, kasadaya warga masyarakat Tasikmalaya ayuna nuju viral ninja hatori ngetrok panto terus beuk nagdek, (awas saudara, semua warga Tasikmalaya sekarang lagi viral ninja hatori ketuk pintu terus langsung bacok," Tulis Akun Apud Abret.
Pengakuan warga lain bernama Novi Herawati, yang pernah diketuk serta pelaku berlari melewati kamar tidurnya sekitar Isya. Teror ketuk pintu ini diakuinya sudah terjadi sepekan terakhir.
"Ada teh pas mau isya saya lagi sembunyi pas itu lewat kamar," tulis Novi Herawati saat komunikasi melalui pesan pertemanan seperti dilihat detikjabar Kamis (12/9/24).
Seorang warga juga mengaku mendengar informasi teror ketuk pintu terjadi di kampung Semah dalem, Desa Puspasari. Namun, kejelasanya masih simpang siur.
"Denger daerah Semah Dalem, tapi gak tau kebenarannya mah," kata Dadan, warga pada detikjabar.
Kapolsek Puspahiang, Iptu Dedi Haryana mengaku sudah melakukan penyelidikan terkait informasi ini. Beberapa orang mengaku pernah diketuk pintunya, salah satunya berstatus janda.
Namun Kepolisian memastikan, teror ketuk pintu oleh ninja hitam yang disertai pembacokan dan pemerkosaan merupakan informasi bohong alias hoaks.
"Masyarakat minta tenang kami langsung turun tangan selidiki isu ini. Kalau soal yang diketuk ada, tapi enggak banyak hanya beberapa orang yang ngaku diketuk. Nah kalau ada pembacokan, pemerkosaan oleh pelaku ketuk pintu dengan kostum ninja itu bohong, enggak benar alias hoaks. Masyarakat jangan termakan isu bohong," kata Iptu Dedi Haryana kepada detikjabar Kamis (12/9/24).
Kepolisian meminta agar aksi iseng ketuk pintu tidak terjadi lagi. Jika meresahkan bisa ditindak.
"Jangan membuat gaduh, sudah jangan lakukan lagi aksi ketuk ketuk bikin takut warga. Kami kepolisian tidak akan tinggal diam kalau memang sudah meresahkan," kata Iptu Dedi Haryana.
Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya, AKP Ridwan Budiarta tengah menelusuri penyebar informasi bohong. Pelaku ketuk pintu yang dianggap meresahkan juga dalam pantauan kepolisian.
"Informasi soal dibacok, diperkosa sama ninja itu sampai saat ini dari hasil penyelidikan tidak ditemukan fakta, kami masih menelusuri penyebar informasi hoaks tsb, jika jelas-jelas itu berita bohong atau hoaks apalagi menimbulkan keresahan sehingga membuat gaduh di masyarakat, maka jelas itu pidana," kata AKP Ridwan Budiarta.
(bba/mso)