Curhat Warga Kiaracondong Bandung Terjerat Bank Emok, Ini Solusi Arfi

Curhat Warga Kiaracondong Bandung Terjerat Bank Emok, Ini Solusi Arfi

Bima Bagaskara - detikJabar
Kamis, 12 Sep 2024 15:30 WIB
Bakal calon wali kota Bandung Arfi Rafnialdi saat berinteraksi dengan warga Sukapura, Kiaracondong, Kota Bandung, Kamis (12/9/2024).
Bakal calon wali kota Bandung Arfi Rafnialdi saat berinteraksi dengan warga Sukapura, Kiaracondong, Kota Bandung, Kamis (12/9/2024). (Foto: Bima Bagaskara/detikJabar)
Bandung -

Bakal calon wali kota Bandung Arfi Rafnialdi berinteraksi dengan warga Kampung Sentral Utara, RT 01 RW 03 Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, Kamis (12/9/2024) siang.

Kedatangan Arfi dimanfaatkan warga untuk menceritakan berbagai masalah. Salah satu masalah yang dikeluhkan oleh warga Sukapura adalah masih maraknya rentenir atau bank emok.

Mirna Wulandari (30) salah seorang warga menceritakan, bank emok sering menawarkan pinjaman ke warga dengan bunga tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka nawarin ke kumpulan. Tergantung minimal (pinjaman) Rp 2 juta. Pembayarannya mingguan, kalau Rp 2 juta, Rp 50 ribu perminggu selama 50 minggu," ujar Mirna.

Menurutnya, bank emok memberi kemudahan dalam proses pencairan. Hanya saja, bunga yang diberikan terbilang cukup tinggi. Karena itu dia mengharapkan Arfi bisa memberi solusi atas permasalahan tersebut.

ADVERTISEMENT

"Kalau gak kebayar ada tanggung renteng, kan 1 kelompok minimal 10 orang , kalau ada yang gak bayar ditanggung sama 10 orang. Proses minjam gampang cuma KTP KK aja, langsung ditransfer ke rekening," ucapnya.

Bakal calon wali kota Bandung Arfi Rafnialdi saat berinteraksi dengan warga Sukapura, Kiaracondong, Kota Bandung, Kamis (12/9/2024).Bakal calon wali kota Bandung Arfi Rafnialdi saat berinteraksi dengan warga Sukapura, Kiaracondong, Kota Bandung, Kamis (12/9/2024). Foto: Bima Bagaskara/detikJabar

Arfi menanggapi keluhan warga soal bank emok tersebut. Menurut Arfi, jeratan utang jadi masalah klasik di wilayah padat penduduk seperti Kelurahan Sukapura.

"Kita kan punya Bank Bandung dan bank bjb, jadi memang dulu pernah dicoba sebelum covid ada produk kredit yang khusus untuk membebaskan masyarakat dari rentenir," tuturnya.

"Jadi kita upayakan ada program sejenis supaya masyarakat yang terjerat pinjaman dengan bunga tinggi, bisa menghentikan bunganya itu lalu kemudian mengalihkan kewajibannya ke bank pemerintah tanpa bunga," lanjutnya.

Arfi juga menyinggung program Kredit Melati yang sempat digulirkan Pemkot Bandung. Menurutnya kredit semacam itu harus kembali dijalankan agar masyarakat bisa terbebas dari jeratan bank emok.

"Dulu kita jalankan 2017, kita review kesehatan bank daerah yang ada dan akan didiskusikan kesanggupannya supaya ada program yang pro rakyat, bukan program komersial saja. Akan sangat memungkinkan dilaksanakan karena pemilik bank itu sebetulnya pemerintah daerah baik di kota maupun provinsi," jelasnya.

Selain bank emok, warga juga mengeluhkan masalah ekonomi lainnya seperti harga sembako yang terus naik hingga bantuan modal usaha. Arfi menegaskan, dia akan fokus untuk menyediakan program berbasis ekonomi rakyat jika terpilih sebagai Wali Kota Bandung

"Kalau ibu-ibu ternyata yang jadi aspirasi utama itu ekonomi ya, program yang membantu masyarakat bisa keluar dari jeratan hutang. Kita tahu bang emok ternyata masih ada di Kota Bandung, ada harapan sembako murah, ada aspirasi mendapat bantuan usaha," katanya.

"Program yang berbasis ekonomi ini akan menjadi prioritas ke depan karena ternyata di kota bandung masih banyak masyarakat yang kebutuhan dasarnya belum tercukupi," tutup Arfi.

(bba/yum)


Hide Ads