Pilgub Jabar: Survei Elektabilitas Dedi Mulyadi di Purwakarta Capai 90,5%

Para bakal calon terus berlomba menyosialisasikan dan menaikkan elektabilitasnya menjelang penetapan Pilgub Jabar. Termasuk Dedi Mulyadi yang gencar melakukan sosialisasi ke seluruh wilayah Jawa barat baik secara tatap muka maupun memanfaatkan media sosial pribadinya.

Dedi yang merupakan mantan Bupati Purwakarta dua periode itu masih cukup kuat perolehan suara dukunganya, bahkan suara Dedi nyaris 100 persen dari warga Purwakarta mendukung menjadi gubernur Jawa Barat.

Hasil itu diungkapkan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang sudah melakukan survei terhadap 400 orang secara acak. Survei itu dilakukan kurun waktu 3-7 September 2024.

"Kami juga melakukan survei untuk calon gubernur, calon wakil gubenur dan atau pasangan calon. Hasilnya Dedi Mulyadi memperoleh hasil 90,5 persen masyarakat memilih Dedi Mulyadi menjadi gubernur Jawa Barat," ujar Toto Izul Fatah, Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Rabu (11/09/2024).

Sementara untuk, calon gubernur tiga lain yang sudah mendaftarkan diri ke KPU Jawa Barat, yaitu Ahmad Syaikhu memperoleh 5,5 persen, Acep Adang Ruhiat memperoleh 1,1 persen, Jeje Wiradinata 0,5 persen dan swing voter mencapai 2,4 persen.

"Kami melakukan pertanyaan kepada warga Purwakarta dengan pertanyaannya, apabila pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat di laksanakan hari ini, maka Masyarakat memilih siapa, dan hasilnya Dedi Mulyadi unggul," katanya.

Sementara untuk calon wakil gubernur yang paling didukung oleh masyarakat yaitu Ilham Akbar Habibie dengan perolehan suara 26,60 persen. Posisi kedua ditempati oleh Erwan Setiawan 19,100 persen, kemudian Gitalis Dwi Natarina memperoleh 11,80 persen dan Ronal Surapradja memperoleh 5,70 persen serta swing voter cukup tinggi dengan 36,8 persen.

"Hasil ini dimungkinkan berubah baik saat ini, ketika tahapan kampanye maupun sesaat sebelum pencoblosan. Dan kita ketahui money politik masih cukup rentan merubah hasil survey ini karena masyarakat menganggap wajar adanya praktik tersebut," pungkasnya.