Alat Kelamin Pria Ini Membusuk-Diamputasi gegara Konsumsi Alkohol

Alat Kelamin Pria Ini Membusuk-Diamputasi gegara Konsumsi Alkohol

Sarah Oktaviani Alam - detikJabar
Sabtu, 07 Sep 2024 21:00 WIB
Alat Kelamin Pria Ini Harus Diamputasi gegara Membusuk, Ini Sebabnya
Alat Kelamin Pria Ini Harus Diamputasi gegara Membusuk, Ini Sebabnya. Foto: Urology Case Reports
Bandung -

Seorang pria berusia 65 tahun harus mengamputasi penisnya akibat berlebihan mengonsumsi alkohol. Awalnya, pria ini mengeluhkan banyaknya cairan nanah dan berbau busuk yang keluar dari kemaluannya.

Mengutip dari detikHealth, pria asal Meksiko yang tidak disebutkan identitasnya itu pergi ke klinik kesehatan dengan keluhan demam dan muncul suara berderak di area tulang kemaluannya. Selain itu, keluar banyak cairan nanah berwarna kehijauan dan berbau busuk dari uretra dan kulit preputium, skrotum, dan dubur.

Dokter menemukan pasien mengalami pembesaran prostat dengan banyak abses atau penumpukan nanah. Untuk menanganinya, dokter memberikan transfusi darah, antibiotik, dan insulin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, pada kunjungan kedua ke rumah sakit kondisi pria tersebut semakin parah. Dokter harus mengamputasi penisnya karena jaringan yang ada di dalamnya menghitam akibat gangren akibat nekrosis penis total.

Dalam hal ini, penyalahgunaan alkohol dapat menyebabkan gangren dan buang air kecil yang berlebihan.

ADVERTISEMENT

"Perkembangan gangren iskemik lokal pada penis merupakan kejadian yang sangat langka. Sebab, pasokan darah organ tersebut melimpah dan memiliki morbiditas dan mortalitas yang tinggi karena risiko sepsis yang tinggi," tulis para dokter yang dipublikasikan di Urology Case Reports.

"Dalam kasus ini, presentasi gangren iskemik penis dikaitkan dengan kombinasi beberapa faktor, yakni gangren Fournier sekunder akibat pemasangan kateter transuretral traumatis, diabetes melitus yang tidak terkontrol, dan penyakit arteri perifer. Penektomi total dilakukan karena kurangnya jaringan yang layak untuk penektomi parsial atau rekonstruksi," jelas para dokter.

Melihat kondisinya itu, pasien diberikan konseling secara ekstensif mengenai indikasi pembedahan, potensi konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang, serta pemasangan kateter sistostomi.

Artikel ini telah tayang di detikHealth.

(sud/sud)


Hide Ads