Kabupaten Bandung Barat dilanda kekeringan. Bahkan pemerintah setempat menetapkan status siaga potensi kekeringan terhitung mulai September hingga Oktober 2024.
Kekeringan melanda sejumlah wilayah di Kecamatan Cihampelas, Cililin, Rongga, Gununghalu, Cipongkor, Sindangkerta hingga Saguling.
Dampak kekeringan mulai terlihat di Sungai Citarum yang melintasi wilayah jembatan Babakan Sapaan (BBS). Akibat kemarau, dasar sungai yang bermuara di Waduk Saguling itu mulai terlihat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pantauan detikJabar Kamis (5/9/2024) pagi, air yang mengalir di Sungai Citarum mulai menyusut. Dilihat dari atas jembatan, dasar sungai mulai tampak bahkan di beberapa bagian mengering karena panas terik matahari.
Namun ada sebagian sisi sungai yang masih teraliri air. Sisi tersebut diperkirakan memiliki dasar yang lebih dalam dari sisi lainnya yang sudah nampak dan mengering.
Mengeringnya Sungai Citarum membuat sejumlah perahu kecil yang biasa digunakan warga untuk mencari ikan, tersandar di tepian sungai. Kondisi itu diketahui selalu terjadi saat musim kemarau tiba.
Hal tersebut diungkap Anton (48) warga Desa Cipatik, Kecamatan Cihampelas. Anton yang rumahnya tak jauh dari jembatan BBS menyebut, tiap musim kemarau tiba, dasar sungai akan terlihat karena menyusutnya air.
"Ya tiap tahun kalau musim kemarau kelihatan dasarnya. Tahun kemarin kalau gak salah juga begini," ucap Anton di lokasi.
Bukan cuma air sungai yang mengering, Anton menyebut kemarau membuat warga mulai kesulitan mendapat air bersih akibat mengeringnya sumur bor mereka. Anton mengaku hal itu sudah terjadi sejak Agustus 2024 kemarin.
"Iya mulai sulit air bersih, sumurnya pada kering. Itu sejak Agustus kemarin ya kira-kira," ujarnya.
Selain sulit lanjut Anton, air sumur juga menguning. Hal tersebut membuatnya harus membeli air isi ulang untuk kebutuhan minum keluarganya. "Agak nguning dikit kalau buat minum mah gak bisa harus isi ulang, paling buat nyuci mandi," tutur Anton.
Untuk mengatasi sulitnya air bersih, Anton harus menunggu beberapa saat agar air di sumur miliknya bisa diambil. Meski sulit, Anton memutuskan tidak membeli air bersih untuk keperluan sehari-hari.
"Paling harus nunggu dulu biar ada air lagi airnya. Gak beli air bersih karena masih bisa juga sedikit," tutup Anton.
(bba/orb)