Sejumlah relawan dari Sehati Gerak Bersama turun ke wilayah Cibitung, Kabupaten Sukabumi, usai mendapatkan informasi soal perahu bocor yang digunakan oleh para guru.
Namun mereka malah menemukan masalah yang jauh lebih kompleks di dua dusun di desa tersebut, yakni kedusunan Kadudahung dan Ciroyom, mengalami krisis akses layanan kesehatan yang serius.
"Kami awalnya datang untuk melihat langsung kondisi perahu bocor yang digunakan oleh guru-guru di sini. Namun, setelah assessment, ternyata kondisi kesehatan masyarakat di Kadudahung dan Ciroyom jauh lebih memprihatinkan, masalahnya lebih kompleks," kata Andri Kurniawan, salah satu relawan, saat dihubungi detikJabar, Kamis (5/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut data yang dihimpun oleh relawan, dua dusun tersebut dihuni oleh 307 kepala keluarga dengan total 1.000 jiwa, termasuk 295 anak-anak, 123 lansia, 98 balita, dan 9 ibu hamil. Ironisnya, hanya ada tujuh tenaga medis yang melayani seluruh penduduk.
"Masyarakat mengeluhkan kurangnya alat kesehatan, obat-obatan, dan tenaga medis. Jarak ke Puskesmas pun sangat jauh, mencapai 11 hingga 18 kilometer yang harus ditempuh melalui jalur air dan darat," jelas Andri.
Selain itu, biaya transportasi yang mahal juga menjadi kendala besar bagi warga. "Untuk sekali jalan ke Puskesmas, warga harus mengeluarkan minimal Rp100 ribu. Itu sangat memberatkan, terutama bagi mereka yang ekonominya pas-pasan," tambahnya.
![]() |
Menurut Andri, masyarakat berharap adanya petugas kesehatan yang berkeliling secara rutin atau bahkan menetap di wilayah tersebut. Mereka juga menginginkan Puskesmas Pembantu (Pustu) serta perahu yang siap siaga 24 jam untuk melayani masyarakat dengan biaya terjangkau atau gratis.
"Kami menemukan bahwa beberapa warga yang memiliki perahu masih bersedia membantu mengangkut orang sakit, meski kadang merasa tidak enak hati. Sementara yang lain terpaksa mengandalkan obat-obatan dari warung atau pengobatan tradisional," ungkap Andri.
"Awalnya kami datang ke lokasi untuk mencoba menggali soal perahu bocor yang digunakan guru yang diberitakan detikJabar, di media sosial intagram detikcom-detikJabar banyak yang mention kami. Makanya tim langsung ke sana, namun ternyata ada persoalan kompleks soal ini," kata Andri menambahkan.
Diberitakan, di Kabupaten Sukabumi, tepatnya di Kecamatan Cibitung, perjuangan para guru tidak sekadar soal mengajar di kelas. Setiap hari, mereka harus menempuh perjalanan yang tidak biasa, menyeberangi aliran Sungai Cikaso dengan perahu tua yang sudah lapuk, untuk mencapai sekolah tempat mereka mengabdi.
Video yang merekam momen-momen para guru ini, viral di media sosial, menggugah hati banyak orang. Dalam video itu, terlihat jelas betapa mereka harus berjibaku dengan air yang merembes dari perahu yang berlubang, mengurasnya sambil terus berlayar.
(sya/yum)