Asal Usul Nama Leuwikeris Citanduy yang Kini Berdiri Bendungan Megah

Asal Usul Nama Leuwikeris Citanduy yang Kini Berdiri Bendungan Megah

Faizal Amiruddin - detikJabar
Jumat, 30 Agu 2024 10:30 WIB
Bendungan Leuwikeris
Bendungan Leuwikeris (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya -

Pembangunan bendungan Leuwikeris di Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya rampung dibangun dan telah diresmikan Presiden RI Joko Widodo, Kamis (29/8/2024).

Butuh waktu 8 tahun (2016 - 2024) dan anggaran total Rp 3,5 triliun untuk menyelesaikan proyek strategis nasional tersebut.

Kehadiran proyek ini tentu saja disambut baik oleh masyarakat setempat. Warga tak menyangka di salah satu spot aliran sungai Citanduy itu, kini berdiri karya infrastruktur yang megah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu nggak pernah menyangka daerah ini akan jadi seperti ini, ada bendungan," kata Agus (55) warga Kecamatan Manonjaya, Kamis (29/8/2024).

Dia juga berbagi cerita tentang asal usul nama Leuwikeris. Nama ini terdiri dari 2 kata berbahasa Sunda, Leuwi dan Keris.

ADVERTISEMENT

Leuwi berarti lubuk, atau bagian sungai yang lebih dalam. Sementara keris adalah senjata tradisional khas Jawa.

"Nama Leuwikeris itu karena di bagian leuwi itu sungainya berkelok mirip keris," kata Agus. Menurut dia alur aliran sungai yang berkelok mirip keris itu dulu bisa terlihat dari atas bukit. "Kalau pakai drone mungkin lebih terlihat jelas," kata Agus.

Menurut Agus spot persis dari Leuwikeris tidak hilang oleh pembangunan bendungan, karena bendungan berada di sebelah hulu Leuwikeris.

"Leuwi-nya masih ada, karena ketika pembangunan bendungan ternyata digeser ke sebelah hulu, jadi Leuwikeris masih ada di bagian hilir bendungan," kata Agus.

Meski sekarang tinggal di Manonjaya, Agus mengaku lahir di Ciharalang Ciamis, perkampungan dekat Leuwikeris di bagian seberang bendungan.

"Leuwikeris itu tempat saya berenang waktu kecil, bermain, kadang mancing," kata Agus.

Hal senada diungkapkan Didi (57) warga Desa Ancol Kecamatan Cineam. Dia menjelaskan dari spot yang sekarang dibangun bendungan hingga ke titik Leuwikeris, kontur sungai berkelok-kelok seperti keris.

"Ya memang seperti keris, silahkan saja dilihat langsung, itu berkelok-kelok," kaya Didi.

Kawasan yang kini dibangun bendungan, menurut Didi awalnya merupakan bukit atau kebun warga. Tapi sungai Citanduy di kawasan itu jarang terjamah.

"Titik yang dibangun bendungan ini, tebingnya tinggi. Jadi jarang terjamah karena takut, warga lebih banyak beraktivitas di Leuwikeris," kata Didi.

Dia mengaku terkenang masa-masa memancing atau menjala ikan di Leuwikeris. Setidaknya ada dua jenis ikan khas Citanduy yang sering didapat, yaitu ikan bebeong dan balar.

"Bebeong itu semacam sidat, kalau balar sejenis tawes. Itu ikan khas Citanduy, dulu banyak sekali, kalau sekarang masih ada tapi agak susah didapat," kata Didi.

Baik Agus mau pun Didi mengaku tak menyangka di kampungnya itu akan berdiri bendungan yang megah. Keduanya berharap keberadaan bendungan bisa memberi banyak manfaat bagi masyarakat setempat.

"Mimpi juga enggak di sini bakal ada bendungan megah seperti ini. Alhamdulillah kita ikut senang mudah-mudahan bisa memberi kemaslahatan bagi masyarakat di sini," kata Didi.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads