Kekeringan Melanda 7 Daerah di Jabar

Kekeringan Melanda 7 Daerah di Jabar

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Rabu, 28 Agu 2024 19:30 WIB
Warga melihat areal lahan tambak ikan yang mengering di desa Pabean Udik, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (23/9/2023). Petambak terpaksa membiarkan tambaknya mengering karena kualitas air saat musim kemarau yang buruk disebabkan meningkatnya kadar garam sehingga bisa menyebabkan kematian ikan. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/aww.
Ilustrasi kekeringan di Jawa Barat. Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Bandung -

Musim kemarau menyebabkan kekeringan di beberapa daerah Jawa Barat. Sementara tercatat, setidaknya ada tujuh daerah yang terdampak kekeringan yang menyebabkan kekurangan air. Kekeringan tidak hanya berdampak terhadap kelangsungan pertanian, namun juga ketersediaan air bersih warga.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat merilis data kekeringan sepanjang bulan Juni-Agustus 2024, menunjukkan Kabupaten Bogor paling terdampak kekeringan. Setidaknya ada 19 Desa dengan 8.664 Kepala Keluarga (KK) terdampak minimnya ketersediaan air.

Pranata Humas Ahli Muda BPBD Provinsi Jawa Barat, Hadi Rahmat Hardjasasmita memaparkan pihaknya masih terus melakukan pendataan. Distribusi air pun terus dilakukan ke setiap daerah terdampak kekeringan. Saat ini, sebanyak 215.000 liter air telah didistribusikan untuk wilayah Bogor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam data laporan bencana kekeringan, kami telah melakukan distribusi air ke daerah terdampak. Kami mendata sejak Januari, tapi kejadian sebagian besar setelah bulan Mei. Kami masih berproses, jadi data masih sementara, kami update data kekeringan di permukiman," ucap Hadi pada detikJabar, Rabu (28/8/2024).

Daerah terdampak kedua setelah Bogor yakni Kabupaten Karawang, ada lima desa dengan 2.097 KK terdampak. Daerah paling terdampak selanjutnya ialah Kabupaten Bekasi yakni empat desa dengan 1.676 KK terdampak.

ADVERTISEMENT

Sebanyak 96.000 liter air didistribusikan BPBD Jabar ke Karawang, sementara 60.000 liter air untuk Bekasi. Daerah lainnya yakni Kabupaten Kuningan, Bandung, Garut, dan Pangandaran.

BPBD mencatat ada tiga kebutuhan mendesak pada tujuh daerah tersebut yakni air bersih untuk kebutuhan masyarakat, kendaraan operasional berupa mobil tanki air dan bahan bakarnya.

"Total dari 7 Kota Kabupaten tersebut, kekeringan di Jawa Barat berdampak pada 24 Kecamatan, 40 Desa, dan 13.598 KK. Penanganannya, BPBD Jabar telah mendistribusikan 671.000 liter air untuk wilayah terdampak," tulis data dampak kekeringan yang dihimpun BPBD Jabar.

Dalam laporan yang didapat detikJabar, terkini ada empat desa di Kabupaten Kuningan yang dilanda kekeringan. Sementara itu Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin menerima laporan ada desa di Sukabumi yang mengalami sawah tandus.

Bey pun menyorot bahwa tandanya tak cuma kekeringan berdampak ke pertanian, tapi program pompanisasi pun perlu dilihat progresnya. Sekedar diketahui, pompanisasi merupakan program dari pemerintah dengan menyediakan proses pengambilan air dari sumber air bawah tanah atau permukaan, untuk dialirkan ke lahan pertanian. Proses ini menggantikan sistem irigasi yang tidak berjalan atau lahan pertanian kering karena kekurangan air permukaan pada musim kemarau.

"Di Sukabumi, masih ada laporan sawah tandus. Jadi pompanisasi belum sampai ke sana. Itu juga harus kita follow-up karena mereka hanya sekali panen, nilainya di bawah nasional," ucap Bey.

Pemprov Jabar pada tahap pertama, mendapatkan bantuan pompa dari Kementerian Pertanian sebanyak 7.334 unit untuk mengairi sekitar 2.500 titik sawah tadah hujan atau padi gogo rancah. Sebab, pompanisasi sedang menjadi program permanen yang sedang digalakan Kementerian Pertanian.

Program tersebut diharap Bey bisa berjalan optimal selama musim kemarau ini. Ia pun meminta agar dinas terkait melakukan pengecekan pada masalah yang ada di lapangan.

"Saya minta kepala dinas untuk memperhatikan itu. Pompanisasi ini saya dengar banyak petani tidak melakukan panen sekarang, jadi kan mundur, jadi kalau bisa yang dapat pompa itu disegerakan jadi kejar target 11 juta ton gabah. Karena tahun lalu baru 9,1 juta ton," ucap Bey.

Ia pun mengatakan memprioritaskan sawah di wilayah Indramayu, Karawang, dan Subang yang berpengaruh pada sektor pangan. Tiga wilayah tersebut, katanya, jangan sampai terjadi kekeringan.

"Jabar sudah terima 7.000 pompa, nanti kita cek betul apa itu sudah terdistribusi, kalau sudah ada apa kendalanya? Waktu itu ada keluhan itu dikonversi dengan LPG yang mereka akui lebih mudah, jadi tinggal beli di SPBE. Kalau bensin ada kendala harus pake pake jerigen, koordinasi dengan spbu dll. Jadi hal-hal itu jangan sampai sudah ada pompa tapi tidak digunakan," titahnya.

(aau/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads