Pascakabar perundungan atau bullying di pendidikan kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) menjatuhkan sanksi pada 10 orang. Sebab, mereka diduga menjadi pelaku perundungan saat Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Bedah Saraf berlangsung di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Kota Bandung.
Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin pun mengaku sudah berkoordinasi hingga ke Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin. Bey bahkan mengatakan Budi sudah tahu permasalahan ini dan sedang berupaya menyelesaikannya.
"Sebetulnya Pak Menkes (Budi) sudah tahu. Kami juga terus berkoordinasi dengan Pak Menkes agar melakukan koordinasi dengan pihak-pihak berkaitan soal perundungan ini," kata Bey usai Rapat Paripurna di Gedung DPRD, Senin (19/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyayangkan sebab kerap kali penekanan pencegahan bullying dilakukan di skala sekolah. Namun, malah tingkat pendidikan dan institusi pelayanan yang lebih tinggi tak mengindahkan hal ini.
"Kita jangan bicara perundungan di sekolah tidak boleh, tapi ternyata ada di institusi yang harusnya memberikan pelayanan justru terjadi perundungan. Jadi bagaimana kita bisa memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, kalau di dalam sini ada perundungan?," ucap Bey.
Menurutnya, jika hal ini dibiarkan maka akan terjadi secara berulang. Bey menegaskan bahwa masalah ini harus ditangani dengan serius dan ditekan agar tak terjadi kejadian serupa.
"Itu (perundungan) kan pada akhirnya akan terus seperti itu. Makanya kami terus berkoordinasi dengan Pak Menkes, juga dengan Dirut Rumah Sakit (RSHS) yang baru. Kami berupaya agar apa hal bisa kami lakukan, pendekatan apa kepada siapa," tutur Bey.
"Kami akan bekerjasama untuk menekan atau menghilangkan perundungan. Harusnya kan di institusi itu tidak ada lagi perundungan," sambungnya.
Sementara itu tim detikJabar telah berupaya melakukan konfirmasi pada pihak Humas dan Dirut RSHS, namun sampai berita ini tayang belum ada tanggapan. Sebelumnya diberitakan, Dekan Fakultas Kedokteran Unpad Prof Yudi Mulyana Hidayat mengatakan pihaknya selain memberi sanksi juga membentuk komisi etika disiplin.
Baca juga: Langkah Unpad Cegah Kasus Bullying Terulang |
Tak hanya itu, baik mahasiswa, dokter residen, dosen hingga pihak yang terlibat lainnya juga diberi buku pedoman sanksi kekerasan dan bullying. "(Unpad juga) Membuat fakta integritas anti kekerasan dan bullying setiap peserta didik saat mereka masuk atau dalam orientasi awal Pendidikan," tuturnya.
Pihaknya memberikan treatment atau sanksi yang telah dan akan diberikan khususnya di Departemen Bedah Saraf. "Upaya telah dilakukan oleh pimpinan Rumah Sakit, Fakultas Kedokteran Unpad bahkan sampai Universitas, tapi kejadian kekerasan bullying masih saja terjadi," tuturnya.
(aau/iqk)