Aktivitas Gunung Tangkubanparahu Dipastikan Masih Normal

Round Up

Aktivitas Gunung Tangkubanparahu Dipastikan Masih Normal

Tim detikJabar - detikJabar
Senin, 19 Agu 2024 10:00 WIB
Gunung Tangkuban Parahu, Pesona Alam dengan Kawah Eksotis
Gunung Tangkuban Parahu (Foto: detik)
Bandung -

Kabar soal abu vulkanik Gunung Tangkubanparahu bikin pedih mata direspons Badan Geologi. Aktivitas di gunung yang terletak di perbatasan Kabupaten Bandung Barat dan Subang ini dipastikan masih normal.

Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid mengatakan, aktivitas gunung api ini masih normal semenjak erupsi pada 2019 silam.

"Hingga saat ini tingkat aktivitas vulkanik G. Tangkuban Parahu masih berada pada Level I (Normal)," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima detikJabar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari hasil pengamatan, hembusan asap di Kawah Ratu Gunung Tangkubanparahu masih dalam intensitas tipis hingga tebal. Ketinggian hembusan asapnya juga tercatat berada pada angka 5-150 meter di atas dasar kawah dan 5-175 meter di atas dasar Kawah Ecoma.

"Tidak teramati keluarnya abu vulkanik di sekitar Kawah Ratu. Rekaman kegempaan selama Januari hingga 18 Agustus 2024 menunjukkan gempa hembusan kurang dari 5 kejadian perhari dan gempa vulkanik yang berasosiasi dengan suplai magma sangat jarang terekam dan tidak terekam adanya kejadian gempa letusan/erupsi," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Sedangkan hasil pengukuran deformasi dengan peralatan Tiltmeter dan Electronic Distance Measurement (EDM), mengindikasikan relatif terjadi inflasi pada segmen UPAS. Kemudian, tidak terjadi pola perubahan deformasi pada segmen lereng.

Untuk hasil pengukuran multigas, dinyatakan bahwa konsentrasi maupun rasio gas di Tangkubanparahu tidak memperlihatkan kecenderungan peningkatan dan kondisinya hanya berfluktuasi.

Badan Geologi tetap meminta kepada pengunjung untuk tetap Waspada dan mengindahkan imbauan yang ada di kawasan Gunung Tangkubanparahu meski Badan Geologi menyatakan gunung itu berstatus normal.

Jika ada warga yang merasakan perih di mata, pihaknya menduga jika itu kemungkinan berasal dari gas kawah yang mengarah ke pengunjung.

"Jika pengunjung merasakan perih di mata kemungkinan pada saat itu gas-gas dari kawah sedang mengarah ke pengunjung. Dan karena pengunjung berada di lokasi cukup lama hal itu dapat menyebabkan iritasi di mata," jelasnya.

"Namun hal ini sangat tergantung dengan kondisi ketahanan tubuh dari masing-masing orang/pengunjung. Paparan gas vulkanik sangat dipengaruhi oleh arah dan kecepatan angin di sekitar kawah. Pada saat ini tingkat aktivitas G. Tangkuban Parahu dinilai masih berada pada Level I (Normal)," tambahnya.

"Masyarakat di sekitar G. Tangkuban Parahu dan calon pengunjung TWA G. Tangkuban Parahu serta obyek wisata yang dekat dengan gunungapi ini diharap tenang, beraktivitas seperti biasa, tidak terpancing isu-isu tentang erupsi G. Tangkuban Parahu dan tetap mengikuti perkembangan aktivitas G. Tangkuban Parahu melalui aplikasi MAGMA Indonesia," pungkasnya.

Badan Geologi juga memberikan rekomendasi kepada pengunjung dan warga sekitar atas hal tersebut. Berikut isi rekomendasinya:

- Tidak mendekat ke dasar kawah, tidak berlama-lama dan tidak menginap di area kawasan kawah-kawah aktif yang berada di G. Tangkuban Parahu.

- Segera menjauhi/meninggalkan area sekitar kawah jika teramati peningkatan intensitas/ketebalan asap kawah dan/atau jika tercium bau gas yang menyengat untuk menghindari potensi bahaya paparan gas beracun maupun erupsi freatik.

- Perlu diwaspadai potensi bahaya berupa erupsi freatik, yaitu erupsi yang terjadi tanpa ada peningkatan gejala vulkanik yang jelas atau signifikan. Erupsi freatik jika terjadi dapat disertai hujan abu dan lontaran material di sekitar kawah.




(wip/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads