Pilwalkot Bandung Diprediksi Bakal Ramai di 'Last Minute'

Pilwalkot Bandung Diprediksi Bakal Ramai di 'Last Minute'

Bima Bagaskara - detikJabar
Sabtu, 17 Agu 2024 13:00 WIB
Ilustrasi Surat Suara Pemilu
Ilustrasi suara (Fuad Hasim/detikcom)
Bandung -

Peta politik untuk Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Bandung masih belum terbaca. Partai-partai masih bergerak senyap membangun kekuatan sebelum memunculkan jagoannya.

Hingga hari ini, Jumat (16/8/2024), belum satupun partai yang mengumumkan terbentuknya koalisi untuk bertarung di Pilwalkot Bandung. Selain koalisi, kandidat calon Wali Kota juga masih segelintir yang muncul.

Pengamat politik dari Indonesian Politics Research and Consulting (IPRC) Fahmi Iss Wahyudi menyebut, politik Kota Bandung akan memanas di last minute jelang pendaftaran pasangan calon ke KPU pada 27 Agustus 2024 nanti.

"Saya kira Pilwakot bandung paling menyorot perhatian, di beberapa daerah sudah muncul (kandidat) bahkan beberapa sudah menerbitkan rekomendasi. Tapi di (Kota) Bandung belum ada, semua masih dinamis," ujar Fahmi saat diwawancarai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, partai-partai politik di Kota Bandung belum berani mengumumkan jagoannya karena masih membaca dinamika yang terjadi di masyarakat Kota Bandung. Karena itu, dia memprediksi, politik Kota Bandung akan ramai jelang pendaftaran ke KPU.

"Ada poin parpol itu akan memutuskan di last minute, membaca dinamika di Bandung karena masih cair sekali belum ada koalisi yang permanen, kecuali PKS yang bisa mencalonkan sendiri. Saya kira membaca dinamika di Bandung akan terjadi di last minute," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Fahmi mengungkap penyebab masih adem ayemnya situasi politik di Kota Bandung. Menurutnya, meski partai politik punya hak untuk menentukan siapa kandidat yang akan diusung, namun keputusan itu sepenuhnya ada di tangan DPP partai.

Karena itulah, belum ada satupun partai yang secara resmi mengumumkan kandidat pasangan calon untuk maju di Pilwalkot Bandung, termasuk gerbong koalisinya.

"Meski partai di daerah punya otonomi, tapi keputusan politik termasuk rekomendasi ada di Jakarta. Jadi yang perlu dibaca dinamika di lokal dan di pusat, apalagi Bandung sebagai ibu kota provinsi," ungkap Fahmi.

"Kalau di daerah lain koalisi tidak terlalu kompleks seperti di Bandung Barat, Kabupaten Bandung kan sudah terbentuk poros. Bandung sebagai etalase politik di Jabar, masyarakat akan di-exercise mendalam oleh ahli politik di tingkat pusat, sehingga konsekuensinya belum terbentuk koalisi hingga kini," lanjutnya.

Potensi 3-4 Paslon

Lebih jauh, Fahmi mengungkap Pilwalkot Bandung yang berpeluang diikuti 3-4 pasangan calon. Hal itu kata dia dapat dilihat dari perolehan kursi DPRD Kota Bandung.

Untuk diketahui, DPRD Kota Bandung memiliki 50 anggota yang terdiri dari PKS 11 kursi, Gerindra 7 kursi, PDIP 7 kursi, Golkar 7 kursi, NasDem 6 kursi, PKB 5 kursi, PSI 4 kursi dan Demokrat 3 kursi.

"Di Bandung porosnya bisa lebih banyak karena ada beberapa partai yang membutuhkan sedikit tambahan kursi. Misalnya Golkar, Gerindra, PDIP hanya butuh 3 kursi lagi, PKS bisa mencalonkan sendiri, ada partai lain yang juga bisa melengkapi puzzle," tuturnya.

"Saya rasa di Bandung bisa 3 atau bahkan lebih jauhnya lagi itu ekstrimnya bisa 4," imbuhnya.

Sementara terkait nama yang punya kans besar untuk memenangkan Pilwalkot Bandung, menurut Fahmi nama Atalia Praratya, Erwin, Dandan Riza Wardana dan Ridwan Dhani Wiranata menjadi kandidat teratas.

"Saya kira belum bisa disimpulkan siapa paling tinggi, cuma sejauh ini dalam pantauan kami masih dalam nama konvensional seperti Atalia, Erwin, Dandan, nama lain termasuk pendatang baru Dhani. Saya kira hanya berkutat disitu," jelasnya.

Masalahnya kata dia, nama-nama tersebut berambisi untuk menjadi Bandung 1. Hal itu juga yang membuat belum terbentuknya poros kekuatan di kontestasi Pilwalkot Bandung hingga sekarang.

"Tapi agak rumit karena nama-nama itu ingin menjadi Bandung 1 bukan menjadi Bandung 2 sehingga belum terbentuk poros koalisi. Kalau mungkin ada yang mengendurkan dan mau Bandung 2 saya kira bisa muncul poros koalisi," tutup Fahmi.

(bba/yum)


Hide Ads