Lampu Kuning Finansial OpenAI Pembuat ChatGPT

Kabar Internasional

Lampu Kuning Finansial OpenAI Pembuat ChatGPT

Virgina Maulita Putri - detikJabar
Sabtu, 10 Agu 2024 22:00 WIB
OpenAI
OpenAI (Businesstoday)
Bandung -

ChatGPT menjadi salah satu platform AI generatif yang paling populer di dunia. Kendati begitu, pencipta OpenAI saat ini diprediksi akan mengalami kerugian besar.

Mengutip detiKINET dari laporan terbaru The Information, mengungkap kondisi finansial perusahaan besutan Sam Altman tersebut. Proyeksi data itu diperoleh dari laporan keuangan internal yang tak dirilis dan berbagai analisis industri.

Sejak didirikan pada tahun 2015, OpenAI sudah menerima pendanaan tujuh putaran dan mengumpulkan lebih dari USD 11 miliar. Saat ini perusahaan itu memiliki valuasi USD 80 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suntikan dana terakhir yang diterima OpenAI datang dari Microsoft sebesar USD 10 miliar, yang kabarnya termasuk potongan 75% dari profit perusahaan dan 49% saham di perusahaan tersebut. Sebagai gantinya, OpenAI bisa mengakses server cloud Azure dengan harga lebih bersahabat.

Tapi, menjalankan perusahaan AI membutuhkan biaya yang sangat besar. Laporan The Information mengindikasikan OpenAI tidak menghasilkan cukup uang dan berpotensi mengalami kerugian operasional sebesar USD 5 miliar (Rp 81,5 triliun) pada akhir tahun finansial.

ADVERTISEMENT

Kabarnya OpenAI menghabiskan sekitar USD 7 miliar untuk melatih dan inference large language model (LLM). Selain itu mereka juga mengeluarkan USD 1,5 miliar untuk menggaji karyawan.

Analis lainnya mengatakan OpenAI mengeluarkan USD 700.000 per hari untuk operasional ChatGPT karena biaya server AI Nvidia, seperti dikutip dari PC Gamer, Rabu (31/7/2024).

Ada dua masalah utama yang dialami OpenAI. Pertama, mereka berambisi menjadi perusahaan pertama yang meluncurkan artificial general intelligence (AGI) yang diklaim memiliki kepintaran setara dengan manusia. Proyek ini tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Selain itu, OpenAI juga menghadapi persaingan yang jauh lebih ketat dari Anthropic, Amazon, Google, Meta, dan lain-lain. Meskipun ChatGPT saat ini menjadi layanan yang paling dikenal, porsi pendapatan yang diterima OpenAI jadi semakin menyusut.

Laporan The Information mengatakan OpenAI bisa kehabisan dana dalam 12 bulan ke depan dan terancam bangkrut, kecuali mereka berhasil menggalang lebih banyak dana. Meski begitu, beberapa analis mengatakan biaya melatih model AI dan manufaktur diprediksi turun di masa depan.

Artikel ini telah tayang di detikInet dengan judul OpenAI Diprediksi Rugi Rp 81,5 Triliun Tahun Ini, Terancam Bangkrut

(vmp/yum)


Hide Ads