Elia Imanuel Putra, pemuda berusia 24 tahun, menemukan dirinya terperangkap dalam kegelapan, di sebuah rumah di Kompleks Tanimulya Indah, Kabupaten Bandung Barat, kerangka Elia ditemukan bersama dengan sang ibu, Iguh Indah Hayati (55) yang juga ditemukan dalam kondisi yang sama.
Di tengah upaya polisi untuk mengungkap misteri di balik kematian tragis mereka, satu hal menjadi jelas, Elia telah lama berteriak melempar harapan melalui kata-kata yang ia tinggalkan di beranda media sosialnya.
Pesan-pesan terakhir Elia menyebar di dunia maya, menyentuh hati ratusan orang yang mungkin tidak pernah benar-benar mengenalnya. Keinginan Elia masih tersisa dalam jejak digitalnya, mengungkapkan kesedihan dan rasa putus asanya melalui akun Facebook yang ia gunakan dengan nama 'Imanuel San Fierro'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Status terakhirnya mungkin hanya sekilas dalam deretan panjang unggahan di media sosial, namun bagi Elia, setiap kata adalah cerminan dari hati yang hancur, impian yang pudar, dan penderitaan yang mungkin saja ia alami saat itu.
"Masalahku sudah banyak Tuhan, jangan tambah lagi masalahku. Aku tidak kuat lagi, semua impianku, semua yang kuharapkan, semua yang kutuju akan musnah seketika," tulis Elia dalam salah satu statusnya.
Dalam salah satu unggahan lainnyanya di akun facebook yang sama, Elia mengungkapkan ingin kembali merasakan kehangatan dan berkumpul dengan keluarganya yang utuh.
"Mimpi apa yang Anda harapkan agar terwujud?"
"get together with my family again (berkumpul dengan keluargaku lagi)" tulis Elia dalam unggahannya 23 Juli 2018.
Akun facebook yang terakhir aktif pada 10 Oktober 2018 dengan unggahan suasana salah satu mall di Kota Bandung. Jejak digitalnya masih terekam jelas, khususnya terkait perkara keluarganya.
Dalam kata-kata yang Elia buat terasa ada keputusasaan yang mendalam, seolah-olah dunia ini telah menghapus segala harapan yang ia miliki. Lebih dari sekadar keluhan, status lain yang ia tuliskan berjudul singkat, namun sarat makna "Frustrasi" tulisnya. Lalu sebuah kalimat juga ditulis Elia dengan singkat "Goodbye".
![]() |
Ungkapan lain yang tak kalah menyayat hati adalah status terakhir yang ia tuliskan pada 19 September 2018, seolah menuliskan keresahan hatinya. Unggahan ini disukai oleh 797 akun Facebook dan dikomntari oleh 231 pengguna media sosial tersebut.
"Aku akan pergi ke tempat yang jauh, jauh dari kebisingan kota. Aku pergi menenangkan hidupku, pergi jauh dari kota, hidup sendirian di hutan. Hidupku sangat terluka dengan dunia ini, termasuk ayahku yang membuatku hidup lebih menderita. Selamat tinggal kota, selamat datang forest,"
Setiap kata yang ditinggalkan Elia di media sosialnya menjadi saksi bisu dari rasa sakit yang mungkin saja tak terungkapkan. Di saat dunia di luar mungkin tampak tenang, di dalam dirinya terjadi badai besar yang pada akhirnya menenggelamkan seluruh harapannya.
Ungkapan hati Elia di akun media sosialnya, senada dengan curhatan yang ditulis ia dan Indah di tembok rumah. Selain itu polisi juga menemukan USB yang di dalamnya juga bertuliskan ungkapan kekecewaan serta buku tulis yang dimiliki Elia.
"Ya isi di flashdisk hampir sama dengan yang berada di dinding dengan buku. Isinya soal kekecewaan terhadap keluarga, kehidupan, itu semua yang ada di dalam USB (flashdisk) dan dinding rumah," kata Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto.
(sya/yum)