Kampung Seuseupan, Desa Buniwangi, Kecamatan Pagelaran, Cianjur mendadak viral lantaran pemandangan yang estetik dengan deretan galon warna-warni yang menghiasi rumah warga.
Ternyata kreativitas yang menjadikan kampung itu dikenal dengan 'Kampung Galon' berawal dari niatan Solihin (61) yang ingin membuat pagar untuk mencegah ayam masuk ke teras dan membuang kotoran di sekitaran rumahnya.
Solihin menjelaskan pada awalnya dia ingin membangun pagar dari batu bata dan besi mengelilingi rumahnya. Selain untuk mempercantik rumah, pagar juga dibuat untuk mencegah ayam masuk ke teras rumahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sini kan kebanyakan punya ternak ayam. Kalau doang dilepas dari kandang. Makanya ingin buat pagar. Supaya ayam tidak bisa masuk. Soalnya sering buang kotoran di teras rumah," ujar dia, Jumat (9/8/2024).
Namun lantaran rumahnya masih tradisional atau semi permanen dengan bilik bambu sebagai dinding, Solihin pun mengurungkan niatnya.
"Kalau rumah tetangga dan saudara kan sudah permanen. Jadi bagus pakai pagar tembok. Kalau saya kan masih rumah bilik jadi kurang bagus. Makanya tidak jadi bikin pagar," kata dia.
Ide kreatif pun muncul ketika Solihin melihat tumpukan galon bekas air mineral yang dia simpan. Kemudian galon itupun diisi dengan air yang dicampur dengan pewarna makanan.
"Galon itu saya posisikan berjajar mengelilingi rumah layaknya pagar. Jadinya malah lebih unik, karena beraneka warna dan bagus juga dilihatnya," kata dia.
Tak hanya itu, lanjut dia, ayam pun tidak lagi masuk ke teras rumahnya. Sehingga teras rumahnya bersih dari kotoran ayam.
"Jadi uniknya lagi galon yang diisi air warna-warni itu membuat ayam tidak mau masuk ke teras rumah. Padahal pagar dari galon bekas itu tidak tinggi. Jadi selain estetik juga aman dari ayam," kata dia.
Menurut dia, perawatan galon tersebut juga terbilang mudah. Air berwarna itu hanya perlu diganti dua bulan sekali atau jika sudah berlumut.
Dia mengatakan saat ini sudah ada beberapa rumah di kampungnya yang menggunakan galon sebagai pagar penghias rumah.
"Ada lebih dari tiga rumah. Dan kemungkinan akan banyak lagi yang mengikuti. Keindahan rumah yang dikelilingi galon warna-warni ini membuat kampung kami sekarang dikenal sebagai Kampung Galon," kata dia.
Dia menyebut pemanfaatan galon bekas tersebut tidak hanya digunakan untuk pagar rumah tetapi juga untuk pot tanaman.
"Iya ada juga yang dijadikan pot tanaman. Biar terlihat lebih kreatif saja tanamannya dan tidak terinjak juga. Jadi tanamannya bisa tumbuh besar dan dimanfaatkan untuk memasak buah atau sayurnya. Sampah dari galon juga jadi termanfaatkan tidak begitu saja dibuang. Jadinya tidak merusak lingkungan," kata dia
(sud/sud)