Aksi tawuran antarpelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri di Kota Sukabumi viral di media sosial. Penjabat (Pj) Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji menyayangkan kejadian tersebut.
Diketahui, peristiwa tawuran itu terjadi di Jalan Kopeng RT 002/007 Kelurahan Karamat, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi. Dalam video yang beredar terlihat pelajar masih mengenakan pakaian putih abu-abu menyerang kelompok pelajar sekolah lain.
"Iya saya sudah mendengar kabar telah terjadi bentrokan antara pelajar dari SMAN A dengan pelajar SMAN B Kota Sukabumi. Kita semua harus waspada, mudah-mudahan tidak terjadi lagi," kata Kusmana kepada detikJabar, Rabu (7/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kusmana mengatakan, peristiwa tawuran antarpelajar tidak hanya merugikan pelajar saja namun juga masyarakat pada umumnya. Berdasarkan informasi yang ia terima, seorang pemuda berinisial RPR (18) mengalami luka pada ibu jarinya.
"Korban yang sedang berada di sekitar tempat kejadian berniat melerai bentrokan tersebut, namun saat korban mencoba untuk melerai bentrokan tersebut korban diserang oleh pelaku dengan menggunakan sabuk ke arah korban, spontan korban menangkis dengan menggunakan tangan kiri dan mengakibatkan luka sobek pada jari jempol korban," ujarnya.
Ditanya terkait upaya pencegahan tawuran yang dilakukan Pemkot, Kusmana menyebut, ia akan berkoordinasi dengan Kantor Cabang Dinas (KCD) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Wilayah V.
"Untuk mengantisipasi terulang lagi kejadian serupa, saya tugaskan Asda 3 untuk melakukan koordinasi dengan KCD Disdik Provinsi Jabar. Apabila kondisi kesehatan korban sudah memungkinkan diarahkan untuk membuat laporan ke pihak Polsek Gunungpuyuh," ucap dia.
Selain ada korban luka, pihaknya juga menerima laporan barang bukti yang disita di antaranya satu buah kepala sabuk berlogo SMAN 2 Kota Sukabumi, sebuah tas warna hitam, lima buah buku tulis motif kotak-kotak warna merah hitam.
Sebelumnya, Kapolres Sukabumi Kota AKBP Rita Suwadi mengatakan, pihaknya masih mendalami motif para oknum pelajar melakukan tindakan tersebut. Pihaknya menginstruksikan agar para kepala sekolah menyerahkan para pelajar yang terlibat tawuran untuk dimintai keterangan dan dibina kepolisian.
"Untuk motifnya masih kita dalami dan pihak unit Reskrim Polsek Gunungpuyuh juga telah meminta keterangan dari beberapa orang saksi yang melihat atau mengetahui peristiwa tersebut. Kejadian tersebut tidak berlangsung lama karena langsung cepat dibubarkan oleh warga sekitar," kata Rita.
"Atas peristiwa ini, kami dari pihak kepolisian telah berkoordinasi dengan masing-masing pihak sekolah untuk menghadirkan oknum pelajar yang diduga terlibat dalam kejadian tersebut untuk dimintai keterangan dan mengikuti pembinaan di Polsek Gunungpuyuh," tutupnya.
(orb/orb)