Warga Sumedang Demo Tuntut Kepastian Ganti Rugi Tol Cisumdawu

Warga Sumedang Demo Tuntut Kepastian Ganti Rugi Tol Cisumdawu

Dwiky Maulana Velayati - detikJabar
Senin, 05 Agu 2024 18:06 WIB
Warga unjuk rasa di samping jalan Tol Cisumdawu, Sumedang, Senin (5/8/2024).
Warga unjuk rasa di samping jalan Tol Cisumdawu, Sumedang, Senin (5/8/2024). (Foto: Dwiky Maulana Velayati/detikJabar)
Sumedang -

Puluhan warga dari tiga desa di Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, melakukan aksi unjuk rasa tepat di samping ruas Jalan Tol Cisumdawu, pada Senin (5/8/2024). Mereka menuntut kejelasan terkait dampak dari pembangunan Tol Cisumdawu.

Wilayah yang terdampak dari pembangunan Tol Cisumdawu tersebut diantaranya di Desa Sirnamulya, Desa Mulyasari, serta Desa Girimukti. Di lokasi itu masih menyisakan beberapa dampak pembangunan Tol Cisumdawu yang dialami oleh warga hingga saat ini.

Menurut Maman salah satu warga yang terdampak dari pembangunan Tol Cisumdawu, terdapat beberapa poin catatan milik warga yang hingga saat ini tidak ada tindaklanjut dari pihak terkait sejak masih dalam proses pembangunan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maman menyampaikan, catatan warga tersebut diantaranya seperti penentuan lokasi (penlok) di Desa Sirnamulya belum terealisasi, penlok di Desa Mulyasari baru dipatok awal dari total 19 rumah hanya 12 rumah yang sudah terealisasi, masih terdapat hak jalan (ROW) yang belum dibayarkan, lahan pertanian dari tiga desa yang terisolir akibat pembangunan tol belum jelas, serta rumah yang mengalami keretakan tidak diperhatikan.

"Ada lahan pertanian dari tiga desa sudah diajukan terisolir dan terkikis masih belum juga ada jawaban. Sama ada 19 rumah waktu itu posisinya ada di bawah akses jalan tol kebetulan tanahnya sangat labil waktu dulu masih ada proyek pengerjaan warga diinstruksikan untuk tidak ditempati. Jadi dibayarkan lah uang dari kontraktor untuk sewa rumah dikontrakkan, sementara sekarang pengerjaan sudah selesai katanya sudah dilimpahkan ke pihak CKJT tapi ternyata sudah lima bulan belum dibayarkan," ujar Maman kepada detikJabar di lokasi demo.

ADVERTISEMENT

Maman mengatakan, di tiga desa ini terdapat 500 berkas maupun bidang lainnya yang terdampak dari pembangunan Tol Cisumdawu namun sampai dengan saat ini belum menerima kejelasan.

"Kalau yang terdampak sekarang kurang lebih 500an berkas atau bidang termasuk dampak yang mau penlok kurang lebih 500 bidang," katanya.

Warga unjuk rasa di samping jalan Tol Cisumdawu, Sumedang, Senin (5/8/2024).Warga unjuk rasa di samping jalan Tol Cisumdawu, Sumedang, Senin (5/8/2024). Foto: Dwiky Maulana Velayati/detikJabar

Dikatakan Maman, ketidakjelasan dalam hal ganti rugi yang dialami oleh warga itu sudah terjadi sejak tahun 2021. Sejak itu, warga hanya mendapatkan bantuan salah satunya yakni pembagian sembako.

"Dari tahun 2021 sampai sekarang belum ada tindaklanjut, cuman ada dulu namanya kerohiman untuk warga yang terdampak tol cuman dikasih beras per KK 10 kilogram itu katanya dari Bapak Bupati cuman sampai sekarang belum ada lagi kelanjutannya," kata dia.

Merasa tidak ada kejelasan atas hal itu, warga pun geram dan akhirnya melakukan aksi unjuk rasa dengan tujuan meminta keadilan bagi pihak terkait. Hingga saat ini, warga pun masih belum menerima keputusan yang jelas.

"Aksi ini sebetulnya sudah dua kali tapi belum ada titik terang dan kesempatan makannya warga turun lagi ke lapangan, yang diharapkan sekarang ada kepastian tapi ternyata pihak terkait, yang diundang hanya mengirimkan perwakilan dan tidak ada keputusan apapun," ucap dia.

Sementara itu, Ili ASDA Pemerintahan Kesejahteraan Rakyat yang mewakili Pemkab Sumedang mengungkap terkait dengan penentuan lokasi sedang dalam proses dan masih menunggu petunjuk dari Kanwil Pertanahan selaku pihak terkait lainnya.

"Yang penlok itu dalam proses itu nunggu penunjukan pelaksanaan dari Kanwil Pertanahan tadi sudah disampaikan dan eksposnya tanggal 12 Agustus, setelah ekspos nanti baru turun ke BPN Kabupaten Sumedang," kata Ili di lokasi yang sama.

Ili mengatakan, selain permasalahan penlok, untuk dampak adanya Tol Cisumdawu terasa hingga area persawahan. Sehingga, lanjut Ili, dalam aspirasinya warga meminta lahan untuk dibebaskan dan ingin diajukan langsung kepada pemangku kebijakan.

"Untuk masalah pertanian sebetulnya dari Dinas Pertanian untuk melakukan pengkajian tapi memang berdasarkan informasi dari warga sudah dialami saat pakai bronjong ternyata makin terdampak, jadi warga mintanya dibebaskan. Kalau mau dibebaskan kita mengajukan kepada kementerian. Mungkin sekitar 10 hektare lahan sawah yang terdampak," pungkasnya.

Caption: Warga unjuk rasa di samping jalan Tol Cisumdawu, Sumedang, Senin (5/8/2024).

(yum/yum)


Hide Ads