Fenomena Gangguan Jiwa di Karawang, dari Balita hingga Lansia

Mayoritas orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) di Karawang berusia produktif. Dinas Kesehatan (Dinkes) mengungkap ada ribuan penderita terhitung sejak akhir 2023 hingga Maret 2024.

Sub Koordinator Pengelola Program Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan (Dinkes) Karawang, Samiati Wahyuni mengatakan, warga yang mengalami gangguan jiwa bahkan ada yang berusia balita.

"Berdasarkan data akhir 2023 hingga Maret 2024 ada 2.097 orang di Karawang mengalami gangguan jiwa. Rata-rata usia produktif, bahkan ada yang berusia 5 tahun," kata Wahyuni, saat dihubungi detikJabar, Senin (5/8/2024).

Warga yang mengalami gangguan jiwa tersebut, kata Wahyuni, kini tengah ditangani oleh 50 puskesmas yang tersebar di 30 kecamatan di Karawang

"Penderita ODGJ ini mendapatkan layanan pengobatan seumur hidup, ditangani oleh petugas dari tiap-tiap puskesmas setempat, karena ini merupakan warga Karawang yang terdata by name by address," kata dia.

Sebanyak 2.097 ODGJ tersebut, merupakan warga asli Karawang yang memiliki rumah dan keluarga, di luar dari ODGJ yang kerap terlihat di jalanan, sehingga mereka belum terdata.

"Mayoritas penderita ODGJ ini, berada di usia 20 hingga 45 tahun, di usia remaja ada yang berusia 15-17 tahun, balita di usia 5 tahun, dan yang tertua di usia 60 tahun," ungkap Wahyuni.

Para ODGJ tersebut, yang terdata dan memiliki keluarga kini dalam penanganan pihak Dinkes, "Mereka (penderita ODGJ) rutin dikunjungi oleh puskemas terdekat untuk controlling. Kesehatan jiwa ini menjadi perhatian khusus pemerintah. Oleh karenanya, ke depan Dinas Kesehatan akan menambah objek-objek yang perlu diperhatikan," ucapnya.

Lebih lanjut, kata Wahyuni, pihaknya selalu melakukan evaluasi setiap penanganan untuk perbaikan-perbaikan kesehatan jiwa, karena kesehatan jiwa itu bukan hanya untuk ODGJ.

"Iya kesehatan jiwa kan bukan hanya untuk ODGJ, ada juga gejala seperti gangguan kecemasan, depresi, psikotik akut, itu juga kita masukan dalam perhatian kami yang harus dilayani bersama dengan berbagai pihak termasuk Dinsos," pungkasnya.