Misteri masih menyelimuti penemuan kerangka ibu dan anak di dalam rumah Kompleks Tanimulya RT 10/15, Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Penyelidikan pun terus dilakukan supaya kejadian ini bisa terang-benderang.
Polisi sudah turun tangan dan melakukan olah tempat kejadian (TKP) atas penemuan kerangka ibu dan anak yang belakangan diketahui bernama Iguh Indah Hayati (55) dan Elia Imanuel Putra (24) itu. Sejumlah barang bukti juga dibawa mulai dari air, tanah hingga flashdisk (diska lepas) atau USB berwarna hitam untuk mencari petunjuk pengungkapan.
Menariknya, barang bukti terakhir yang dibawa yaitu diska lepas hitam ternyata berisi wasiat ibu dan anak tersebut. Diska lepas itu berada di dalam kantung kain berwarna krem dan isinya sama dengan coretan yang menyiratkan kesedihan dari keduanya sebelum meninggal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Soal USB itu, kami sudah periksa isinya dan semuanya hampir sama dengan tulisan yang berada di dinding. Kami juga amankan buku, setelah dicocokkan isinya juga sama," kata Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto saat dikonfirmasi, Jumat (2/8/2024).
Selain barang-barang tersebut, di hari pertama kerangka ditemukan, tepatnya pada Senin (29/7/2024), polisi sudah membawa motor matik berwarna putih dari rumah tersebut.
Iguh dan Elia diketahui meninggalkan coretan berisi kepedihan yang mereka alami, sebelum tewas beberapa tahun yang lalu. Coretan berisi kepedihan itu pun tergurat di tembok rumah mereka di Kompleks Tanimulya, Kabupaten Bandung Barat.
Beberapa tulisan itu berbunyi 'Jikalau kau menikah lagi, aku harap kau jangan menyakiti istri ketiga mu nanti. Aku lihat kau sudah meminang istri baru lagi kan? Yang dari Ciamis yang photo bersamamu itu. Dipajang di FB Hendra Setiawan. Di kolom komentar tertulis mengingat karena kau pernah gagal menjalani hubungan pada istri ke 1 mu yang bernama Leony Maria Theressia'.
Tulisan lainnya yakni 'Aku minta rumah ini diwakafkan untuk mesjid Tanimulya. Kalau Mudjoyo Tjandra tidak menyerahkan untuk didirikan mesjid di tempat ini, berarti sudah menjadi penjahat karena merebut hak saya dan warga Tanimulya untuk warga RT 10. Pak RT tolong tagih rumah ini dan harus jadi mesjid atas kematian saya'.
Di tembok tengah rumah, tertulis curahan hati diduga dibuat Elia. Tulisan itu berbunyi 'Aku hanya minta uang sekolah tapi kau seperti itu. Katanya raihlah cita-citamu setinggi langit, tapi kau tidak dukung aku dengan biaya sekolah. Maafkan aku tidak bisa menjadi anak yang sempurna karena manusia tidak ada yang sempurna. Termasuk istrimu aja kau tinggalkan karena kau menuntut dia menjadi sangat sempurna. Tapi ketahuilah, hanya tuhan yang sempurna'.
Tak hanya itu saja. Coretan lainnya juga berisi tentang keinginan Iguh, untuk menjadikan rumahnya sebagai masjid sepeninggalnya.
"Aku minta rumah ini diwakafkan untuk mesjid Tanimulya. Kalau MT (inisial suami Iguh, red) tidak menyerahkan untuk didirikan mesjid di tempat ini, berarti sudah menjadi penjahat karena merebut hak saya dan warga Tanimulya untuk warga RT 10. Pak RT tolong tagih rumah ini dan harus jadi mesjid atas kematian saya," demikian isi coretan tersebut.
(ral/sud)