Seorang warga Cimenyan, Kabupaten Bandung, berinisial RJK memiliki kebiasaan aneh suka telanjang di depan umum. Terakhir pria berusia 19 tahun tersebut diamankan polisi karena memamerkan tubuhnya tanpa busana kepada pengemudi ojek online saat mengambil pemesanan makanan.
Psikiater RSIA Limijati Kota Bandung dr Elvine Gunawan, memberikan pandangannya mengenai perilaku RJK. Menurut Elvine, dari analisis sementara, RJK kemungkinan besar mengalami gangguan seksual yang dikenal sebagai eksibisionisme.
"Itu gangguan seksualitas, gangguan eksibisionis, pada level tertentu gangguan ini sangat mengganggu, mengganggu kesejahteraan orang yang melihat, juga buat orang tidak nyaman dan biasanya salah satu cirinya punya dorongan intens dan kuat untuk menunjukkan alat kelaminnya kepada orang-orang secara random atau tidak direncanakan," kata Elvine kepada detikJabar, Selasa (30/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Elvine menjelaskan bahwa dorongan ini mendorong pelaku untuk menunjukkan dirinya demi mendapatkan rasa puas. Lebih lanjut, Elvine menyebut bahwa individu dengan gangguan seperti ini sering membagikan video aksinya.
"Mereka sering kali tidak segan membagikan hasil video aksinya kepada orang lain yang memintanya, meskipun bagi banyak orang itu menjijikkan," ujarnya.
Meskipun gangguan eksibisionisme bisa diobati dengan obat-obatan dan psikoterapi, Elvine menyoroti bahwa banyak penderita enggan mencari bantuan medis karena rasa malu. "Biasanya tidak berobat, biasanya orang-orang seperti ini dianggap memalukan oleh keluarga, biasanya disembunyikan, biasanya juga langsung masuk hukum," tuturnya.
Elvine juga menambahkan bahwa orang dengan gangguan ini sering kali tidak menyadari bahwa perilakunya tidak normal. "Mungkin iya, tapi dia akan menyadari kalau perilakunya akan berbeda tapi dianggap itu hal yang normal," tuturnya.
Mengenai faktor-faktor yang menyebabkan gangguan seksual seperti ini, Elvine menyebutkan berbagai kemungkinan. "Biasanya ada faktor pola asuh, dalam kondisi stres dan lain-lain atau persepsi dia tentang organ seksual dan faktor lain ya. Intinya faktor bio (biologis), psiko (psikologis) dan sosial," pungkasnya.
(wip/iqk)