Alasan RS Muhammadiyah Bandung Setop Kerja Sama dengan BPJS

Alasan RS Muhammadiyah Bandung Setop Kerja Sama dengan BPJS

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Senin, 29 Jul 2024 14:27 WIB
RS Muhammadiyah Kota Bandung.
RS Muhammadiyah Kota Bandung. Foto: Anindyadevi Aurellia/detikJabar
Bandung -

Pihak Rumah Sakit (RS) Muhammadiyah Kota Bandung (RSMB) angkat bicara soal penghentian kerja sama sementara dengan Badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) Kesehatan. Diketahui keputusan RS Muhammadiyah resmi tidak menerima pasien BPJS lagi, akan berlaku mulai tanggal 1 Agustus 2024 dan untuk pasien cuci darah atau hemodialisa, akan berlaku per 31 Agustus 2024.

"Ini kesepakatan antara dua belah pihak, Rumah Sakit Muhammadiyah dan BPJS khususnya kota Bandung ya. Memang kita menghentikan kerja sama untuk sementara, istilahnya jadi sudah sepakat kedua belah pihak. Alasannya memang kami harus memperbaiki diri dulu, intropeksi, kami lebih fokus saat ini untuk memperbaiki rumah sakit ini lebih baik lagi, fokus untuk tetap melayani pasien dengan baik," kata Awan Sutiawan selaku Kepala Humas RS Muhammadiyah Kota Bandung saat ditemui di kantornya, Senin (29/7/2024).

Awan menyebut, nantinya pasien yang sudah masuk BPJS ke RS Muhammadiyah Bandung akan diarahkan ke rumah sakit lain supaya tetap bisa mempergunakan BPJS. Ia mengatakan, sejauh ini rujukan akan berlaku ke RS lainnya yang terdaftar dalam BPJS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Soal alasan pemutusan kerja sama tersebut, Awan tidak menjabarkan secara eksplisit. Saat ditanya apakah ada masalah dalam internal rumah sakit, Awan sekilas menjawab memang ada beberapa perbaikan yang akan dilakukan. Namun ia pun juga berharap agar sesegera mungkin kerja sama dengan BPJS Kesehatan akan kembali terjalin.

"Nah ini relatif ya, sementaranya itu sampai kapan. Kalau menurut BPJS sudah baik dan kami memang berusaha lebih baik, ya insyaallah tidak lama gitu ya. (Ada masalah?) Nah itu kan jadi relatif juga, makanya kalau kami intropeksi diri. Kalau menurut BPJS ini yang harus diperbaiki dengan syarat mengakhiri dulu kerja sama ini, monggo, kami perbaiki," tutur Awan.

ADVERTISEMENT

"Tapi kami tetap menghormati apa yang sudah disepakati bersama. (Tunggakan BPJS?) Tunggakan ke Muhammadiyah itu tidak ada. Insya Allah lancar semuanya," imbuhnya.

Ia mengungkapkan bahwa sosialisasi pada para pasien sudah dilakukan baik secara langsung maupun melalui media sosial RS Muhammadiyah Bandung, sejak Sabtu (27/7) lalu. Ada pun hal-hal yang memberatkan pasien untuk pindah yakni karena sudah terbiasa berobat ke salah satu RS yang terletak di tengah kota Bandung ini.

RS ini memang selalu ramai pasien, bahkan 80 persen pasien yang berobat di RS Muhammadiyah Bandung merupakan pengguna BPJS. Meskipun begitu, bicara soal prosedur pemindahan, Awan pun menjamin tak akan berbelit. Hanya saja, mungkin pasien akan butuh waktu untuk merasa terbiasa dan 'dekat' dengan rumah sakit yang akan dipilih nanti.

"Pasien kebanyakan kan pasien lama, jadi di sini sudah seperti rumah kedua bagi mereka. Apalagi untuk pasien-pasien HD (Hemodialisis) ini sudah seperti keluarga ya, kalau mereka kan datang seminggu dua kali, seminggu sekali harus bolak-balik ke rumah sakit. Jadi memang mereka bersedih lah istilahnya," ucap Awan.

"Tapi tetap kami memberikan pelayanan kepada mereka sebaik mungkin, termasuk mendistribusikannya ke RS-RS lain. Kalau prosedur rujuk itu kan udah biasa, cuma memang yang mungkin jadi agak masalah itu pasien harus bersosialisasi lagi dengan rumah sakit yang baru gitu lah," imbuh Awan.

Di lain sisi, rasa sedih dan harapan bisa kembali berobat lagi ke RS Muhammadiyah Kota Bandung diungkapkan oleh Ana (49). Perempuan yang tinggal di daerah Gatot Subroto, Kota Bandung itu sudah terbiasa berobat di RS faskes kelas 3 tersebut.

"Biasanya saya kontrol kebidanan, sekarang jadi sulit kan harus ke rumah sakit lain. Joinnya itu ke mana gitu saya belum tahu. Kecewa, kecewa sekali. Saya udah dari dulu di sini pakai BPJS," keluh Ana.

Rencananya, Ana bakal pindah berobat ke RS Santosa Kopo, Bandung. Ana pun mengeluh butuh waktu kurang lebih satu jam, membelah kemacetan Kota Bandung demi berobat.

"Jadinya ke Santosa katanya, di Kopo. Jauh, sejaman kalau dari rumah saya. Sejauh ini saya kan pakai BPJS terus ya, relatif lancar juga beberapa kali berobat, jadi pakai BPJS terus," sambungnya.

(aau/sud)


Hide Ads