Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Kamis (25/7/2024). Mulai dari oknum guru di Garut yang cabuli siswa hingga kecelakaan maut di Tol Cipali yang memakan korban jiwa.
Berikut rangkuman Jabar hari ini.
1. Oknum Guru di Garut Cabuli Siswa
Polres Garut sedang mendalami dugaan kasus pencabulan yang dilakukan oleh oknum guru laki-laki. Kabarnya, oknum guru tersebut mencabuli siswa laki-laki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Laporannya sudah kami terima dan sedang diselidiki," kata Kasat Reskrim Polres Garut AKP Ari Rinaldo kepada detikJabar, Kamis (25/7/2024).
Baca juga: Oknum Guru di Garut Diduga Cabuli Siswa |
Berdasarkan informasi yang dihimpun detikJabar, guru tersebut merupakan seorang lelaki. Sang guru, diketahui mencabuli siswanya yang juga laki-laki.
Ada informasi yang menyebut, jika korban dalam kejadian ini lebih dari satu. Namun, Ari belum membeberkannya. "Masih didalami," katanya.
Aksi pencabulan ini, diketahui meresahkan masyarakat di salah satu kecamatan di Garut. Polisi diketahui menerima pelaporan dari salah satu orang tua korbannya.
Sang oknum guru sendiri, diketahui merupakan lelaki berumur 36 tahun. Dia berstatus sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
2. Peserta PPDB 2024 di Jabar yang Dianulir Bertambah
Pemprov Jabar tegas menindak pelaku kecurangan dalam pelaksanaan PPDB 2024. Buktinya, jumlah peserta yang dianulir karena curang demi lulus PPDB bertambah.
Hal itu diungkap Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin. Bey menerangkan, peserta PPDB yang dianulir bertambah 2 orang dari 277 menjadi 279. Rata-rata peserta yang dianulir kedapatan memanipulasi data tempat tinggal.
"Ada tambahan peserta PPDB yang dianulir menjadi 279 dari sebelumnya 277," kata Bey, Kamis (25/7/2024)
Bey menegaskan, semua kecurangan yang terjadi selama pelaksanaan PPDB 2024 akan dilaporkan langsung ke Mendikbud Nadiem Makarim. Selain kecurangan, pihaknya juga akan melaporkan terkait evaluasi PPDB di Jawa Barat.
"Kami akan melaporkan ke Pak Mendikbudristek, tapi kami ingin tidak hanya melaporkan tertulis, tapi saya akan melaporkan secara lisan juga. Jadi saya ingin presentasi supaya Pak Menteri juga minimal, Kementerian itu mendapatkan gambaran bagaimana di lapangan," ujarnya.
Selain itu, isu lain yang jadi sorotan di Jabar saat ini menurut Bey ialah masih adanya 16 kecamatan yang belum memiliki SMA Negeri.
Ia juga mengkritik beberapa sekolah swasta favorit di Bandung yang membuka pendaftaran dan tes pada bulan Januari. Hal itu menyebabkan uang pendaftaran tak bisa dikembalikan jika siswa diterima di PPDB sekolah negeri.
"Terus pada saat penerimaan PPDB, kalau anak yang sudah daftar ke sekolah swasta itu diterima di PPDB, uangnya tidak bisa dikembalikan, jangan seperti itulah. Entah bisa dikembalikan full atau dia membuka kelas baru untuk antisipasi mereka yang tidak diterima PPDB," tutup Bey.
3. Jabar Disiapkan untuk Swasembada Pangan
Sapi, domba, hingga ayam dengan kondisi fisik prima dan penampilan cantik beradu secara sportif dalam kontes ternak dan expo pangan di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (25/7/2024).
Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin bahkan hadir langsung menengok ayam, sapi, hingga domba garut yang dikonteskan. Ia menyebut ada dampak positif dari kegiatan tersebut.
"Dari kontes ini, ternyata sangat berdampak masyarakat. Perputaran uang sangat tinggi, terutama mereka yang sudah menang kontes," kata Bey.
Dari situ, timbul dorongan bahwa Provinsi Jawa Barat mampu swasembada pangan. Hal itu nyata sebab dalam kontes dan expo itu, membuktikan bahwa Jawa Barat punya banyak sumber peternakan dan pertanian. Terlihat dari stand-stand bahan baku sayuran hingga hasil bumi lainnya dari tanah Lembang.
"Jadi kita lihat hari ini, banyak ternak dan sayuran. Kita (Jabar) sebetulnya mampu swasembada pangan, khususnya daging sapi, kambing, ayam, telur, hingga susu dan segala olahannya," kata Bey.
"Artinya ke depan seharusnya kita bisa lebih baik lagi mengelola sektor peternakan dan pertanian, termasuk untuk beras yang jadi komoditas pokok," imbuhnya.
Dampak lain selain dari geliat sektor ekonomi, yakni langkah nyata pemerintah mengatasi stunting yang menyerang bocah-bocah Jawa Barat.
"Stunting di Jabar sampai hari ini poinnya masih 21,7. Tentunya kalau swasembada pangan, gizi masyarakat bakal lebih baik lagi, stunting pasti akan tertangani angkanya," tutur Bey.
Salah satu upaya yang sudah dilakukan pemerintah Provinsi Jawa Barat dan daerah yakni membagikan telur rebus, kue, dan susu yang berasal dari sektor pertanian dan peternakan di Lembang.
"Seperti hari ini, kita undang anak-anak sekolah untuk pembagian menu makanan bergizi. Ada telur, susu juga. Kemudian intervensi juga penting untuk orang tuanya, jadi untuk ibu itu akan dipantau sebelum menikah, saat hamil, dan saat melahirkan," tutur Bey.
Salah satunya Juan, bocah 10 tahun yang kini duduk di kelas 4 SD Negeri Kayuambon 2 Lembang. Ia senang kala dapat jatah susu, telur rebus gratis, hingga beragam snack lainnya.
"Senang, enak telur sama susunya tadi dikasih snack juga. Kalau mau berangkat sekolah sarapan, tapi kalau istirahat jajannya sembarangan," kata Juan.
Ia ingin agar pembagian snack, telur, hingga susu yang ia konsumsi hari ini bisa terus berjalan. Selain sehat, tentunya bisa mengirit pengeluaran uang bekal dari orangtuanya.
"Ya sehat makanannya, terus kalau dikasih terus kan nanti uang jajannya bisa awet. Bisa buat jajan yang lain," kata Juan.
4. Kekecewaan Keluarga Dini Ronald Tannur Divonis Bebas
Gregorius Ronald Tannur divonis bebas oleh Pengadilan Negeri (PN) Surabaya usai didakwa penganiayaan yang mengakibatkan Dini Sera Afrianti meninggal dunia. Keluarga tak terima dan mengaku kaget setelah mendengar kabar tersebut.
Diketahui, Ronald didakwa JPU Ahmad Muzakki, pasal 338 KUHP atau kedua Pasal 351 ayat (3) KUHP maupun ketiga Pasal 359 KUHP dan 351 ayat (1) KUHP dengan tuntutan hukuman 12 tahun.
Hukuman itu juga masih ditambah jaksa dengan membayar restitusi pada keluarga korban atau ahli waris. Total restitusi dalam surat tuntutan yang harus dibayarkan oleh Ronald mencapai Rp 263,6 juta subsider 6 bulan kurungan. Namun tuntutan tersebut dianulir majelis hakim.
"Ya sangat kecewa, keluarga sangat sedih dengan putusan itu. Ya sebisa mungkin diperjuangkan lagi soalnya kan keluarga nggak tahu menahu, ini itu, tahu-tahu sudah dibebasin tadinya kan mau 12 tahun ya. Sekarang tahu-tahu dapat kabar udah bebas," kata Ruli Diana Puspitasari selaku kakak korban di kediamannya, Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Kamis (25/7/2024).
Ruli mengatakan, ia dan sekeluarga merasa sangat sedih dan kecewa atas putusan yang diambil majelis hakim. Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan pengacara untuk langkah hukum selanjutnya.
"Kami sudah koordinasi dengan kuasa hukum. Iya mau banding. Komunikasi dengan kuasa hukum sudah, kemarin langsung ngasih tahu. Tahu bebas dari pengacara, ngasih tahu bebasnya Ronald itu dari pengacara," ujarnya.
Selama proses sidang, keluarga mengaku hanya mendapatkan informasi pada sidang pertama dan kedua. Bahkan, pada akhir tahun 2023, proses sidang pun terkesan bertele-tele dan selalu ditunda.
"Kalau nggak salah, sidang pertama sidang kedua ada informasi, cuma sidang akhir tahun itu jadi diundur-undur gitu, bertele-tele. Kita nggak tahu lagi kelanjutannya, tahu-tahu kemarin sudah bebas. Ya kami sekeluarga kecewa, sedih, kaget juga," sambungnya.
Kabar mengenai anak Dini juga disampaikan Ima Lestari selaku kakak ipar korban. Ima mengatakan, saat ini anak Dini berinisial DR sudah berusia 12 tahun dan melanjutkan pendidikannya di pondok pesantren.
"Iya meninggalkan anak satu D, usia 12 tahun. Sekarang dia alhamdulillah mondok di pesantren," kata Ima.
Selama kasus ini terungkap, keluarga korban belum pernah mendapatkan permintaan maaf dari Ronald maupun keluarganya. "Kelurga pelaku nggak pernah ke sini, belum ada kata maaf atau apapun. Komunikasi juga nggak ada misalnya lewat WhatsApp minta maaf. Jangankan datang ke rumah, komunikasi juga belum pernah," tutupnya.
5. Bus Rombongan Unpam Kecelakaan di Tol Cipali, Satu Orang Tewas
Rombongan Bus dosen Universitas Pamulang (Unpam) Tangerang Selatan mengalami kecelakaan di Tol Cipali Km 176. Kecelakaan ini terjadi pada Rabu (24/7) pukul 21.41 WIB.
Kasat Lantas Polres Majalengka AKP Mochammad Ali menyampaikan, kecelakaan ini terjadi akibat bus yang membawa 33 penumpang itu oleng. Bus yang melaju di jalur B Tol Cipali, menabrak rambu lalu lintas.
"Bus melaju dari arah Palimanan menuju Cikopo yang berisikan 33 orang berikut pengemudi yang mengangkut rombongan dosen Universitas Pamulang Tangerang Selatan, setibanya di tempat kejadian kendaraan diduga oleng ke kanan kemudian menabrak tiang RPPJ (Rambu Pendahulu Petunjuk Jurusan)," kata Ali dalam keterangannya, Kamis (25/7/2024).
Ali mengatakan, rambu-rambu yang tertabrak menimpa kendaraan tersebut. Oleh karena itu, seorang dosen tewas akibat peristiwa tersebut.
"Meninggal 1 orang, luka berat 1 orang dan luka ringan 2 orang," ujar Ali.
Atas kejadian tersebut, para korban kini dilarikan ke RS di wilayah Cirebon. Korban luka-luka dirawat ke RSU Mitra Plumbon Cirebon, sedangkan korban meninggal dunia dibawa ke RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon.
(bba/sud)