Jabar Hari Ini:Muncul Cairan Misterius di Perairan Batu Panganten

Jabar Hari Ini:Muncul Cairan Misterius di Perairan Batu Panganten

Tim detikJabar - detikJabar
Rabu, 24 Jul 2024 22:00 WIB
Pesisir Batu Panganten di Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi
Pesisir Batu Panganten di Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi (Foto: Istimewa)
Bandung -

Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Rabu (24/7/2024). Salah satunya cairan hitam misterius mencemari perairan Batu Panganten Sukabumi. Selengkapnya, berikut rangkuman Jabar hari ini:

Cairan Hitam Misterius di Perairan Batu Panganten Sukabumi

Cairan misterius berwarna hitam pekat dan kecoklatan mencemari wilayah perairan lokasi wisata pesisir Batu Panganten di Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi. Informasi diperoleh detikJabar, cairan pekat itu pertama kali terlihat pada Senin (22/7/2024).

Uwey (52), warga di sekitar lokasi mengatakan, cairan berwarna hitam pekat dan kecoklatan awalnya dilihat berada di tengah-tengah perairan, namun makin lama terus terbawa ke pesisir pantai kawasan wisata tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya sedang memperbaiki pagar pembatas sekitar jam 08.00 WIB, hari Senin itu. Saya melihat air laut berubah coklat kehitaman, lama-lama air pekat itu sudah ada di pesisir, sekitar 200 meter persegi luasnya kurang lebih," ungkapnya kepada detikJabar, Rabu (24/7/2024).

Uwey yang penasaran kemudian mencoba mendekati cairan coklat yang terombang-ambing ombak tersebut. Saat ia mencoba mengendus bau, ia mencium bau bahan bakar menyengat hidung.

ADVERTISEMENT

"Airnya berbau seperti bahan bakar seperti solar, dugaan kita begitu, saya cium ada bau solarnya. Kalau hari ini sudah mulai normal meskipun masih ada tersisa sedikit, karena sudah kena ombak, gumpalan tersebut berpencar mengarah ke sebelah barat ke arah Ujung Genteng, masih terlihat," tuturnya.

"Diduga tercemar limbah namun masih sebatas dugaan, instansi terkait kemarin memeriksa, mungkin itu bahan bakar yang mencemari air laut di sini," sambungnya.

Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukabumi, Prasetyo mengatakan pihaknya sudah memonitor ke lapangan terkait informasi tersebut. Ia menegaskan, hal itu adalah kewenangan Kementrian Kelautan dan Perikanan dan Kementrian Lingkungan Hidup (KLH).

"Kita sudah ke lapangan, namun kewenangannya bukan di kita di laut itu kewenangan Kementerian Kelautan dan Perikanan dan KLHK, namun karena ada aduan kita tetap ke lokasi mengecek keadaan," kata Prasetyo.

Prasetyo juga menyebut, pihaknya mengambil sampel dari cairan tersebut untuk dilakukan cek laboratorium di Lab Kesda Kabupaten Sukabumi.

"Kita ambil sampel, saat ini sedang di cek laboratorium.Kami sudah bersurat ke KKP dan KLHK, untuk segera turun ke lokasi. Investigasi siapa yang buang dan sebagainya bukan keweangan DLH," jelasnya.

Ia juga tidak menampik soal informasi adanya dua kapal misterius yang terlihat tidak jauh dari lokasi tersebut sehari sebelum cairan itu muncul. "Baunya seperti solar, (soal luas tercemar) belum cek sampai mana luasannya, informasi yang kami peroleh dibuang dari kapal 2 km dari pantai," pungkasnya.

69 Jemaah Haji Asal Jabar Wafat

Penyelenggaraan ibadah haji 2024 telah rampung. Sebanyak 40.594 jemaah haji asal Jawa Barat sudah kembali ke tanah air. Namun, duka masih dirasakan karena ada puluhan jemaah haji yang meninggal di Arab Saudi.

Kemenag Jabar mencatat, jumlah jemaah haji yang meninggal tahun ini mencapai 69 orang. Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Jabar Boy Hari Novian mengungkapkan, mayoritas jemaah haji yang meninggal mengalami sakit karena penyakit bawaan.

Menurutnya, jemaah haji yang meninggal tahun ini menurun dibanding tahun lalu. Pada 2023 kemarin, tercatat jemaah haji yang meninggal mencapai 116 orang.

"Untuk tahun ini 69 (yang meninggal), itu turun 60 persen dari tahun lalu," ucap Boy.

Dia mengungkapkan, kepada keluarga jemaah haji yang meninggal dunia, Kemenag sudah menyerahkan asuransi beserta seluruh barang bawaannya.

"(Diberikan) asuransi pembiayaan biaya haji tahun, terus juga kita tetap bagikan air zam-zam, peralatan koper-kopernya segala macam kita serahkan ke pihak keluarga," ujarnya.

Dari 69 jemaah haji yang meninggal itu, paling banyak berasal dari Kabupaten Cirebon dengan 10 jemaah, disusul daerah lain seperti Kabupaten Indramayu, Kabupaten Bogor hingga Kabupaten Garut.

Terminal Cicaheum Bakal Stop Beroperasi, Tapi...

Beredar kabar Terminal Bus Cicaheum akan berhenti beroperasi mulai tahun 2025. Terminal legendaris di Kota Bandung tersebut, rencana akan dijadikan Depo Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya.

Kepala Balai Pengelola Transportasi Daerah (BPTD) Kelas 2 Jawa Barat, Muhammad Fahmi membenarkan kabar Terminal Cicaheum akan digunakan sebagai Depo Bus Listrik untuk Program Angkutan Perkotaan Kota Bandung.

Fahmi menyebut, tak hanya di Kota Bandung, melainkan beberapa terminal di Cekungan Bandung juga bakal bernasib serupa. Beberapa titik ada di Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Jatinangor, Sumedang.

"Cicaheum akan digunakan sebagai DEPO Bus Listrik dengan konsep Transit Oriented Development (TOD). Sebetulnya ini bukan hanya Cicaheum ya, karena di beberapa titik-titik simpul Cekungan Bandung, ada yang dijadikan depo bus listrik. Sebab kendaraan yang digunakan nantinya adalah kendaraan berbasis listrik," ucap Fahmi dihubungi detikJabar, Rabu (24/7/2024).

Fahmi juga menjelaskan bahwa dalam program angkutan massal perkotaan berbasis jalan ini, Jawa Barat dan Sumatera Utara menjadi percontohan. Di Jawa Barat, nantinya akan ada koridor yang khusus melayani lajur BRT, jumlahnya kata Fahmi ada sebanyak 27 di wilayah Cekungan Bandung.

Saat ditanya apakah benar Cicaheum akan berhenti beroperasi tahun depan? Fahmi mengaku belum bisa memastikan. Sebab soal pengalihan transportasi ini masih butuh waktu yang panjang dan pertimbangan matang.

"Saya sendiri belum termonitor, mbak kalau kepastian waktu kapan penutupannya ya. Sampai saat ini juga kami terus berdiskusi dengan teman-teman dari Pemprov Jabar terkait persiapan dan perencanaan, termasuk mensosialisasikan terlebih dahulu. Kita tidak mau juga masyarakat tidak memahami apa yang sedang diprogramkan oleh pemerintah. Bisa jadi nanti programnya bagus, tapi tidak tersosialisasikan dengan utuh, nanti bisa menimbulkan malpersepsi ya terhadap masyarakat," ucap Fahmi.

Infrastruktur khusus untuk menampung kendaraan-kendaraan listrik itu, akan dipersiapkan di Terminal Cicaheum sebagai depo kendaraan bus listrik. Cicaheum akan disulap bukan hanya jadi depo, tapi juga sebagai fasilitas publik yang optimal digunakan oleh masyarakat nantinya.

"Nah sekarang ini sudah dalam tahapan persiapan DED, itu digawangi dari Pemprov. Kalau ada statement penutupan Cicaheum tahun 2025 ini kita belum termonitor, karena program ini adalah cukup panjang sampai dengan 2026/2027," tutur Fahmi.

"Jadi untuk program pun sebetulnya bertahap. Soal perkiraan waktu, kami belum bisa pastikan, karena program ini merupakan kolaborasi antara Pemprov Jabar dan Pemkot Bandung sebagai pemilik aset dan pengelola Terminal Cicaheum saat ini," sambungnya.

Fahmi mengatakan, akan ada rilis resmi dari Pemerintah setelah semua proses sudah siap. Tapi, jika Terminal Cicaheum akan berhenti beroperasi meski entah kapan pastinya, kemana berlabuhnya moda transportasi konvensional seperti angkutan umum?

"Sebagai opsi, pengalihan Terminal Cicaheum akan dialihkan ke Terminal Tipe A Leuwipanjang. Bus AKAP akan kita pindahkan ke sana, tapi kami juga butuh persiapan untuk mengalihkannya, melayani jumlah armada bus yang segitu banyak kan mbak. Nah mudah-mudahan pengemudinya bisa ikut bergabung nanti di layanan BRT. Nanti kalau sudah fix, kami akan infokan karena tentu akan ada sosialisasi," kata Fahmi menjelaskan.

Baju Baru Anggota DPRD Pangandaran

Para anggota DPRD Kabupaten Pangandaran terpilih periode 2024-2029 bakal mendapat pakaian dinas baru. Total anggaran pakaian dinas itu mencapai Rp 371.445.396 yang berasal dari APBD Kabupaten Pangandaran tahun 2024.

"Belanja Pakaian Dinas dan Atribut Pimpinan dan Anggota DPRD," demikian nama paket yang tertulis dalam situs SiRUP LKPP seperti dilihat, Rabu (24/7/2024).

Tender tersebut berada pada satuan kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Pangandaran. Sementara untuk jumlah anggota DPRD Pangandaran sebanyak 40 orang.

"Total pagu anggaran berjumlah Rp 371.445.396," demikian yang tertulis dalam situs tersebut. Artinya, masing-masing anggota DPRD Pangandaran mendapatkan pakaian dinas baru seharga Rp9.286.134.

Adapun untuk uraian pakaian dinas DPRD tersebut di antaranya, PSH, PDH, PSR dan Pakaian Khusus Hari-hari tertentu (Pakaian Adat), Pakaian Dinas Setwan. Kemudian, untuk spesifikasi pekerjaan berbahan wool/semi wool, PIN DPRD.

Metode pemilihan tender ini e-purchasing dengan pemilihan penyedia pada Juli 2024. Untuk pekerjaan pakaian dinas anggota DPRD ditargetkan rampung Agustus 2024.

Sekretaris DPRD Pangandaran Heri Gustari membenarkan, jika pakaian baru untuk 40 anggota DPRD akan segera dibuat. "Nilainya sekitar Rp 371 juta untuk 40 orang," ucap Heri saat dihubungi detikJabar, Rabu (24/7/2024).

Ia mengatakan satu anggota DPRD akan mendapatkan 5 jenis pakaian untuk digunakan selama menjabat. "Ada lima jenis yang akan dibuatnya," katanya.

Menurutnya, untuk teknis waktu pembuatannya itu sudah ada bidangnya. "Teknisnya ada di bidang," ucapnya.

Kontainer Tabrak Minibus di Pantura Subang

Truk Kontainer bernomor polisi B-9466-TEJ adu banteng dengan minibus bernomor polisi F-1017-FBF di Jalur Pantura Sukasari, Subang, Jawa Barat. Kecelakaan yang terjadi pada Rabu (24/07/2024) sekitar pukul 07.00 WIB, membuat sopir minibus, Warni (48), warga Indramayu, Jawa Barat tewas di lokasi kejadian.

"Kejadiannya kontainer datang dari Cirebon menuju Jakarta akibat menghindari kendaraan di depannya dan menabrak pembatas jalan, kemudian masuk jalur arah berlawanan, lalu terkena kendaraan kontainer di depan dan menabrak kendaraan di samping yaitu kendaraan Sigra," ucap Anggota Unit Laka Lantas Polsek Pamanukan, Polres Subang Aipda Dedi Iswara di lokasi kejadian, Rabu (24/07/2024).

Dedi menjelaskan, truk tanpa muatan itu melaju dari arah Cirebon menuju Jakarta. Setiba di lokasi kejadian, truk tersebut diduga hilang kendali akibat menghindari mobil di depannya. Kemudian sopir truk atas nama Didin membanting stir ke kanan jalan hingga menyeberang arah berlawanan.

"Tabrakan di arah berlawanan dijalur Jakarta menuju Cirebon, kedua kendaraan masuk ke parit dengan kondisi mobil minibus alami kerusakan," katanya.

Akibat kencangnya laju truk yang masuk arah berlawanan, membuat kendaraan yang ditabrkkan rusak parah terutama di bagian depan. Bahkan roda minibus hampir terlepas, dan para korban terjepit badan kendaraan. Penumpangnya pun mengalami luka berat.

"Korban terjepit badan kendaraan, satu orang meninggal dunia di lokasi kejadian dan satu lagi alami luka berat. Keduanya dari minibus dan langsung dibawa ke Rumah sakit PMC," pungkasnya.

Sementara itu, menurut pengakuan sopir truk, ia sudah melakukan pengereman ketika arus laju kendaraannya dipotong oleh kendaraan lain. Namun rem tidak kuat hingga ia membantingkan stir ke kanan jalan.

"Lagi jalan ada colt diesel dari kiri menggunting otomatis saya rem mendadak banting ke kanan, serempet mobil itu dulu lalu ini (minibus), mobil nyebrang naik trotoar, banting stir hindari tabrak di depan tidak tahan rem nya," ungkap Didin.

Proses evakuasi korban dan bangkai kendaraan berlangsung hampir dua jam menggunakan dua unit derek. Arus lalu lintapun sempat alami kemacetan panjang. Kasus kecelakaan ini ditangani unit laka lantas Polsek Pamanukan dan Polres Subang.

(aau/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads