Sebuah bangunan semi permanen menjadi rumah kedua bagi 63 anak di Kecamatan Pedes, Karawang, Jawa Barat, PAUD Anggrek 2 namanya. Tempat ini merupakan sarana anak-anak usia dini belajar dan mengejar cita-cita.
Namun, para pengajar di PAUD Anggrek 2 menghadapi tantangan besar. Tidak hanya mengajar, mereka juga berjuang keras untuk meyakinkan para orang tua akan pentingnya pendidikan. Hal tersebut diungkap salah satu pengajar Ruslani.
"Jadi kadang masih ada orang tua yang kayak ah udahlah sekolah gak penting gitu. Beda kalo kesadaran pendidikan udah tinggi, kalo di kampung mungkin masih proses berjuangnya," katanya seperti dilansir dari berbuatbaik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, kondisi infrastruktur yang kurang memadai menjadi masalah utama. Toilet dengan air bersih masih menjadi kebutuhan yang mendesak. Meskipun WC telah dibangun, air yang tersedia masih asin dan tidak layak pakai.
"Asin banget kak asin airnya, sampai pernah ada kan ya anak yang luka. Terus pas cebok lah ya, karena mungkin kan garamnya tinggi. Aduh perih katanya. Nah terus guru yang ada di sini tuh masih belum punya WC di rumahnya, warga sekitar juga. Makanya ini kita buka terus. Karena banyak yang masih BAB itu di sawah, di empang sore-sore." jelas Ruslani.
![]() |
Belum selesai permasalahan air, PAUD Anggrek 2 juga harus menghadapi masalah serius terkait kondisi bangunan sekolah yang tidak layak. Bangunan yang masih terbuat dari kayu mulai terasa rapuh dan banyak yang perlu ditambal. Bahkan, keadaan ini menjadi berbahaya bagi anak-anak.
"Ini juga parah ini kayunya paku paku semua makanya ditutupin malah anak anak pernah nyeblos, ada yang ketusuk paku, luka-luka di sini." kata Ruslani.
Hujan menjadi tantangan tersendiri. Air hujan masuk ke dalam bangunan, membuat semua ruangan basah. Setiap Senin, para pengajar dan orang tua harus membersihkan ruangan dari kotoran yang masuk selama akhir pekan.
Dinding dan lantai bangunan banyak yang berlubang dan rentan patah, sehingga tidak bisa menampung banyak orang. Atap bangunan juga disangga oleh kayu lapuk, menimbulkan kekhawatiran bangunan akan ambruk sewaktu-waktu.
"Kalau hari Sabtu sama Minggu libur ya, kalau hari Senin itu mejanya berantakan bangku, ada kotoran ayam terus kalo tiap hari Senin itu yang paling susah ya piketnya. Karena kan ga ada penutupnya ya. Udah dihias udah apapun nanti hancur semua itu di hari Senin." imbuh Maryati, orang tua murid PAUD Anggrek 2.
Meskipun demikian, semangat belajar anak-anak dan semangat masyarakat sekitar yang tinggi menjadi pemicu untuk terus berjuang.
"Mereka kalau udah sekolah itu gak mau pulang, kadang dibilang udah sore. Katanya udah siang, gak mau pulang. Anak-anaknya sekolah terus semangat. Kita sebagai orang tua bersyukur ya, maunya anak sekolah sampe tinggi sampe sukses" jelas Maryati.
Keterbatasan fasilitas seperti papan tulis, meja, dan kursi menjadi kendala serius dalam proses belajar mengajar. Mayoritas orang tua murid adalah petani atau buruh dengan penghasilan terbatas, sehingga bantuan dari luar sangat dibutuhkan.
Sahabat baik, kamu bisa turut serta membantu melalui donasi di berbuatbaik.id. Setiap donasi yang kamu berikan akan digunakan untuk pembangunan fasilitas yang memadai, seperti toilet bersih dan bangunan sekolah yang layak. Dengan kontribusi kamu, kita bisa menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi anak-anak di Kecamatan Pedes. Mari berdonasi di berbuatbaik.id, 100% tersalurkan untuk mereka yang membutuhkan.
Dukungan itu bisa diwujudkan mulai dari Donasi di berbuatbaik.id sekarang juga. Caranya dengan klik LINK BERIKUT INI.
![]() |