Keterbatasan fisik tak menjadikan Muhammad Gibran Dwi Alfani (21) dan Syifa Aulia (15) terpuruk meratapi takdir. Terlahir dengan gangguan penglihatan membuat Gibran dan Syifa tetap semangat dan tetap berprestasi sebagai penyanyi.
Gibran mengatakan, suara emas yang dimilikinya diturunkan dari kedua orang tua. Warga asal Bogor ini sudah menunjukkan minat di industri musik sejak usianya menginjak 7 tahun.
"Saya sebenarnya awal nyanyi itu dari kecil, dari umur 7 tahun. Waktu itu mama sama papah sering ngehibur saya pakai musik. Kebetulan beliau sama-sama suka nyanyi, akhirnya nurun ke aku," kata Gibran kepada detikJabar beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Minat di dunia musik pun ia kembangkan saat duduk di Sekolah Luas Biasa (SLB) Budi Nurani. Dia beberapa kali menjuarai perlombaan salah satunya juara 1 tingkat nasional tahun 2022 dalam ajang FLS2N.
"Lebih ke iseng-iseng aja orang tua (bermusik) cuman yang menggeluti lebih dalam itu aku sendiri. Cita-cita yang paling mendasar pengen berkarya di bidang industri musik Indonesia," ujarnya saat ditanya mengenai cita-cita.
![]() |
Sebagai anak pertama dari empat bersaudara, Gibran sudah terbiasa dengan kondisi istimewanya. Bahkan, ia tak pernah mengalami diskriminasi dari teman maupun lingkungannya.
Justru dia berharap agar teman-teman seperjuangannya mampu lebih percaya diri dalam menggapai tujuan hidup dan masa depan. Saat ini, dia pun dalam proses untuk melanjutkan pendidikan sarjana di Universitas Muhammadiyah Sukabumi.
"Ketika kalian merasa bahwa diri kalian kurang, percayalah bahwa kalian itu harus percaya diri, kalian harus bisa membuktikan kepada masyarakat luas bahwa apa yang mereka pikirkan tidak sepenuhnya apa yang mereka lihat. Jadi intinya kita bisa," kata dia.
Sementara itu, Syifa Aulia yang kini masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) mengaku belajar bernyanyi secara autodidak. Suara emasnya terdengar saat menyanyikan lagu Sang Dewi yang tenar dinyanyikan oleh Lyodra.
"Berawal dari autodidak dan suka tulis menulis lagu. Asyik mendalami musik dan alhamdulillah sampai sekarang mendapatkan feedback yang baik. Pernah ikut kompetisi di FLS2N dan Got Talent Yatim Nasional," kata Syifa.
Berbeda dengan Gibran, Syifa mengaku masih mengalami diskriminasi. Namun, hal itu tak jadi penghalang untuknya agar tetap berprestasi.
"Sejauh ini banyak (kendala) mungkin dari diri sendiri, lingkungan tapi bawa santai aja. Kritik dan judgment orang-orang terhadap diri aku sendiri," ujarnya.
"Diskriminasi masih ada. Yang aku rasain sakit ada cuma kritikan orang-orang itu bukan semata-mata buat mental aku jatuh tapi bikin aku semakin maju lagi," sambungnya.
Putri ketiga dari tiga bersaudara asal Cianjur Selatan ini bercita-cita menjadi sastrawati, atau seorang penulis sastra. Saat ini, dia masih bersekolah dan asrama di SLB Budi Nurani, Kota Sukabumi.
(iqk/iqk)