Viral di media sosial petugas panitia pemutakhiran data pemilih (pantarlih) KPU Kota Sukabumi, Jawa Barat melakukan pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih di kuburan jelang Pemilu 2024. Hal itu dilakukan untuk memastikan benar tidaknya beberapa pemilih telah meninggal.
Dari video yang diterima detikJabar, dua orang petugas pantarlih terlihat mendatangi kuburan di Kecamatan Dayeuhluhur, Kota Sukabumi. Petugas itu datang menggunakan sepeda motor dan membawa beberapa berkas pendukung.
Baca juga: Aden-aden, Hantu yang Terlupakan di Jabar |
Setelah memasuki area pemakaman, mereka mencari-cari dua nama warga yang belum di-coklit. Kemudian, nama tersebut divalidasi dengan data yang mereka bawa. Selanjutnya, batu nisan difoto dan dimasukkan ke dalam aplikasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adalah Meilan (41) dan Hafidzahullah (22), dua pantarlih yang melakukan coklit ke kuburan. Mereka mengatakan, pemeriksaan ke kuburan harus dilakukan untuk memastikan bahwa orang yang bersangkutan sudah meninggal dunia.
"Awalnya kita satu tim pencoklitan berdua sama Apiz (Hafidzahullah). Apiz bilang besok sudah hari terakhir tapi pencoklitan belum beres. Ada data yang sudah meninggal, ditanya ke keluarga katanya KTP sama KK-nya hilang," kata Meilan saat dikonfirmasi detikJabar, Sabtu (13/7/2024).
Lebih lanjut, mereka pun memutuskan untuk mencari bukti ke kuburan karena tak ada surat kematian. Dalam proses coklit, mereka menemukan dua data warga meninggal namun masih terdaftar sebagai pemilih, dan keduanya divalidasi setelah mendatangi kuburan.
"Kalau coklit di situ datanya masih ada tapi ternyata orangnya sudah meninggal, harus ada surat kematian untuk pembuktian bahwa orang ini sudah tidak ada. Karena data-datanya tidak ada, keluarganya juga nggak tahu simpan di mana, akhirnya kita inisiatif ke kuburan untuk membuktikan bahwa orangnya benar sudah meninggal," ujarnya.
Koordinator Divisi Data dan Informasi KPU Kota Sukabumi, Nenda Suhanda menambahkan, selain mendatangi kuburan, beberapa pantarlih juga melakukan coklit dengan cara mengecek buku Yasin. Kegiatan tersebut dilakukan oleh pantarlih di Kelurahan Subangjaya, Kecamatan Cikole dan Kecamatan Lembursitu.
"Pantarlih mengecek bahwa salah satu pemilih itu sudah meninggal, tapi tidak bisa dibuktikan secara otentik oleh data administrasi kependudukan berupa Akta Kematian. Akhirnya petugas Pantarlih berinisiatif mengecek ke pemakamannya, setelah itu dicek dan ternyata cocok, sesuai dengan yang ada di batu nisan. Di Lembursitu, petugas juga memfoto buku Yasin untuk keakuratan data karena di situ ada data meninggalnya kapan," kata Nenda.
Dia mengatakan, saat ini terdapat 985 petugas Pantarlih di tujuh Kecamatan yang berada di Kota Sukabumi. Adapun jumlah TPS untuk Pilkada 2024 sebanyak 523 tempat pemungutan suara.
(mso/mso)