Sebanyak 34 orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) penghuni panti rehabilitasi Mentari Hati Tasikmalaya siap mencoblos di Pilkada Kota Tasikmalaya mendatang. Mereka telah menjalani proses pencocokan dan penelitian (Coklit) data pemilih.
"Sudah ada 34 orang yang selesai dicoklit, jadi mereka siap memilih di Pilkada Kota Tasikmalaya. Tentu kami merasa tersanjung diakomodasi hak suara teman-teman ODGJ ini," kata Dadang Heryadi pimpinan Yayasan Mentari Hati Tasikmalaya, Jumat (12/7/2024).
Dia memaparkan total penghuni panti rehabilitasi ada 256 orang, namun yang sudah memiliki KTP baru 34 orang. Sehingga proses Coklit pun baru menyasar 34 orang tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Total ada 256 orang, sudah kami ajukan pembuatan KTP ke Disdukcapil. Tapi yang baru terbit KTP baru 34, jadi baru itu saja yang dicoklit," kata Dadang.
Terkait kondisi 34 ODGJ calon pemilih itu, menurut Dadang mayoritas masih sakit. Namun perangainya sudah relatif stabil dan sudah bisa diatur, minimal tidak agresif. "Sebagian besar belum sembuh total, tapi sudah bisa diarahkan, sudah menurut. Jadi kalau mencoblos di Pemilu sudah bisa," kata Dadang.
Namun demikian Dadang berharap pada saatnya pencoblosan nanti, dia berharap petugas KPPS bisa datang ke panti. Menurut dia, akan sangat berisiko jika semua ODGJ pemilih didatangkan ke TPS. "Ya inginnya KPPS yang jemput bola ke panti, kalau kita yang ke TPS rentan ya. Khawatir nanti menimbulkan masalah, takut ada tukang cilok nanti diambil, kan berabe," kata Dadang.
Sekedar diketahui, ratusan ODGJ yang diurus Dadang awalnya merupakan ODGJ yang ditemukan di jalanan. Mereka tidak diketahui asal-usulnya. Dadang dengan sukarela mengurus mereka. Setelah diurus dan berangsur sembuh, untuk kelengkapan administrasi kependudukannya mereka tercatat sebagai warga Kota Tasikmalaya.
"Asal-usul mereka kan tidak diketahui, mereka semua sudah tak ingat lagi. Makanya untuk administrasi kependudukan mereka masuk ke Kartu Keluarga saya," papar Dadang di sela acara diskusi Forum Warga Pengawasan Partisipatif yang dihelat Bawaslu Kota Tasikmalaya.
Anggota Bawaslu Kota Tasikmalaya Enceng Fuad Syukron menyatakan apresiasi atas partisipasi pengasuh ODGJ di Pilkada Kota Tasikmalaya. Menurut Enceng, kalangan ODGJ juga memiliki hak suara di Pemilu. "Ya mereka juga memiliki hak suara di Pilkada, mereka merupakan warga negara Indonesia yang memiliki hak yang sama," kata Enceng.
Pihaknya juga sengaja mengundang perwakilan ODGJ itu untuk mengikuti kegiatan forum warga pengawasan partisipatif, agar mereka bisa mendapatkan edukasi terkait Pilkada. "Selain itu kami juga melibatkan berbagai kalangan, mulai dari Karang Taruna, budayawan, Ormas, organisasi kepemudaan dan lain sebagainya," kata Enceng.
Terkait kegiatan Forum Warga Pengawasan Partisipatif, Enceng menegaskan tujuan utamanya adalah peningkatan kepedulian masyarakat untuk sama-sama mengawasi tahapan Pilkada. "Tujuan kita meningkatkan pengawasan partisipatif, kami berharap muncul gagasan yang meningkatkan partisipasi pengawasan tahapan Pilkada," kata Enceng.
Dia menjelaskan tingkat kesadaran pengawasan masyarakat Kota Tasikmalaya relatif rendah, di sisi lain Bawaslu memiliki keterbatasan personil. "Petugas kami satu kelurahan itu hanya satu, jelas tak memadai, sehingga sangat memerlukan bantuan dari masyarakat," kata Enceng.
Menurut Enceng salah satu bentuk pengawasan partisipatif yang bisa dilakukan masyarakat adalah dengan melaporkan setiap indikasi pelanggaran. "Bentuknya ya minimal melapor kalau menemukan pelanggaran," kata Enceng.
(yum/yum)