Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung telah mengimplementasikan Nyamuk Wolbachia ke empat kelurahan di Kecamatan Ujungberung. Sebelumnya, pada akhir tahun 2023 lalu penyebaran pertama telah dilakukan di Kelurahan Pasanggrahan, Kecamatan Ujungberung.
Hasilnya, Pemkot Bandung berhasil mencapai 67% penyebaran nyamuk 'mahal' itu di 4 RW kelurahan tersebut. Kini, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bersama Kementerian Kesehatan melanjutkan implementasi teknologi nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia itu di Kelurahan Pasirwangi, Pasirendah, Cigending, dan Pasirjati.
"Hari ini kami mulai merilis penempatan ember telur nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia di 4 kelurahan di wilayah Kecamatan Ujungberung. Insyaallah akan berlangsung selama 6 bulan," kata Anhar Hadian, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung di Kantor Kecamatan Ujungberung, Selasa (9/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengaku, dalam prosesnya terdapat beberapa kendala atau tantangan dalam misi pengembangbiakan nyamuk wolbachia. Namun Anhar memaparkan, telah terdata sebanyak 1.242 orang tua asuh di empat kelurahan tersebut yang bersedia dititipi ember berisi telur nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia.
"Kami berharap semua yang terlibat dapat memberikan dukungan. Terima kasih kepada teman-teman yang di wilayah yaitu 1.242 orang tua asuh yang siap dititipi ember," ujarnya.
Kini ia berharap agar peran aktif masyarakat bisa berjalan optimal, sebab diperlukan guna menyukseskan pengembangbiakan nyamuk Wolbachia. Berbagai cara pun pihaknya lakukan untuk melawan berbagai macam kendala dalam implementasi nyamuk ini.
Seperti diketahui, evaluasi dari implementasi di Kelurahan Pasanggrahan menunjukkan ada banyak kendala yang menghambat proses pengembangbiakan nyamuk 'mahal' ini. Banyaknya penolakan warga akibat misinformasi, menjadi kendala paling besar dalam implementasi wolbachia di Pasanggrahan.
"Karena ini sesuatu yang sangat mulia dan sangat baik, godaan dan tantangannya pasti besar. Ini adalah upaya kita agar tindakan kita yang mulia ini dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Kita berangkat dari hati yang bersih, dari niat yang baik, bahwa kita ingin berupaya menurunkan kasus DBD di Kota Bandung," kata Anhar.
"Kami di kota juga akan membentuk tim ya. Tadi Pak Camat bicara soal hoax, satu berita hoax kita lawan dengan seribu berita baik. Sok saya mendorong ibu-ibu kadernya untuk bikin materi, upaya persuasif melakukan penyuluhan informal, dan terus berkomunikasi dengan masyarakat," lanjutnya.
Dalam implementasi Wolbachia di Kelurahan Pasanggrahan, memang ada 11 RW yang tidak berjalan optimal. Meski begitu, kesuksesan di 4 RW lainnya menjadi pondasi penerapan pada empat kelurahan lainnya. Hal itu diungkapkan oleh Camat Ujungberung, Abriwansyah Fitri yang mencontoh keberhasilan implementasi teknologi nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia di 4 RW Kelurahan Pasanggrahan.
Misinformasi masih jadi kendala terbesar dalam kelancaran penerapan nyamuk wolbachia. Meski begitu, menurut Abriwansyah, komunikasi intensif di masyarakat diharapkan dapat membawa dampak positif dalam program tersebut.
"Kita menghadapi mis-informasi yang menjadi tantangan untuk program telur Aedes Aegypti ber-Wolbachia. Kita telah lakukan evaluasi, minimal 6 bulan ini berhasil," katanya.
"Kita berharap ini salah satu upaya agar angka kasus DBD di Ujungberung menjadi turun. Karena Ujungberung masuk dalam 10 besar daerah dengan tingkat DBD tertinggi di kota Bandung," imbuhnya.
Ia berharap, Ujungberung dapat menjadi contoh keberhasilan penerapan teknologi nyamuk Wolbachia, hingga dapat dilaksanakan di 29 kecamatan di Kota Bandung lainnya.
Di tempat yang sama, Ketua Tim Kerja Arbovirosis Kementerian Kesehatan, Burhanudin Tohir menyampaikan, capaian pengembangbiakkan Wolbachia di Kecamatan Ujungberung lebih baik dibandingkan 5 kota yang mengujicoba penerapan pengembangbiakan nyamuk Wolbachia. Rencananya, implementasikan nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia juga akan dilaksanakan di 219 Kabupaten Kota di Indonesia.
"Semoga implementasi ini dapat menurunkan kasus DBD Kota Bandung khususnya di Kecamatan Ujungberung," ujarnya.
(aau/yum)