Baru Seminggu, Saluran Irigasi di Sukabumi Sudah Rusak

Baru Seminggu, Saluran Irigasi di Sukabumi Sudah Rusak

Siti Fatimah - detikJabar
Selasa, 09 Jul 2024 02:00 WIB
Kondisi irigasi di Kabupaten Sukabumi yang dikeluhkan warga.
Kondisi irigasi di Kabupaten Sukabumi yang dikeluhkan warga. (Foto: Siti Fatimah/detikJabar)
Sukabmi -

Saluran irigasi tersier di Kampung Mangkalaya, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi rusak usai seminggu dibangun. Diketahui, pembangunan irigasi itu bersumber dari Dana Desa (DD) sebesar Rp60,9 juta.

Ketua RT 02 di Kampung Mangkalaya, Desa Cibolang, Kecamatan Gunungguruh, Jaja mengatakan, pembangunan irigasi tersebut menuai protes dari warga. Warga menilai kualitas irigasi buruk dan tidak sesuai dengan perjanjian.

Jaja mengatakan, seharusnya irigasi dibuat dengan ukuran 250 meter, lebar 20 centimeter dan tinggi 50 centimeter. Namun, ukuran irigasi yang sudah selesai dibangun itu kurang dari ukuran semestinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya, itu yang menjadi permasalahan di wilayah RT 02 ini karena hasilnya tidak memuaskan dan itu jaraknya hanya 66 meter, tidak sesuai. Jadi kiri dan kanan pembangunannya hanya 132 meter panjangnya," kata Jaja kepada awak media, Senin (8/7/2024).

"Nah, yang tidak memuaskan itu sebetulnya plesterannya atau bagian atasnya sudah rusak. Bahkan, kemarin divisum oleh pemerintah Kecamatan Gunungguruh juga, itu pekerjaannya dikomplain parah, banyak rusak, kualitasnya jelek karena kurang semen," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Drainase pun sempat ambles usai dihantam hujan deras. Jaja menyebut, di bagian atas irigasi mudah mengelupas hanya dengan menggunakan tangan kosong.

Berdasarkan informasi yang ia terima, proyek pembangunan irigasi itu dimulai pada 11 Juni 2024 dengan masa pekerjaan sekitar dua pekan. Dampak dari pembangunan proyek yang rusak tersebut, kata Jaja, kini warga dibayang-bayangi dengan ancaman jebol atau ambruk hingga berpotensi merusak rumah warga.

"Dampaknya itu kan, di bawah drainase itu ada pemukiman warga. Nah, takutnya jebol kalau nggak dibenerin jebol ke wilayah RT 3, di sana ada 9 KK yang terancam longsor. Apalagi, sekarang lagi musim hujan," kata Jaja.

Pihaknya berharap, kerusakan irigasi itu dapat segera diperbaiki. "Kalau keinginan warga itu kemarin saya sudah ngobrol sama warga itu, mintanya dibenerin lagi saja, dan harus dibongkar lagi sama yang bertanggungjawab atas pembangunan ini," ucapnya.

Masih ditempat yang sama, Ujang Saepudin (53), warga setempat, mengaku heran karena irigasi itu sudah rusak padahal baru selesai dibangun. Terlebih, kata dia, anggaran yang dihabiskan pun cukup besar.

"Anggaran yang begitu besar hasilnya tidak memuaskan. Bahkan, belum juga satu bulan selesai pembangunannya, sekarang sudah rusak lagi," kata Ujang.

Dia bersama warga lainnya merasa khawatir jika musim hujan turun dengan intensitas tinggi, air dari saluran drainase tersebut, meluap ke rumah warga. Menurutnya, di bawah irigasi terdapat sejumlah rumah penduduk.

"Itu pernah kejadian sekitar tahun 2009 lalu, airnya sampai meluap ke rumah ibu saya yang ada di bawah, sampai jebol dinding rumahnya juga. Itu tanah dari kebun masuk semua ke dalam rumah," ujarnya.

"Itu kan dibawahnya nggak di cor, kalau arus airnya deras, jangankan satu tahun, dua bulan juga sepertinya sudah hancur kalau ada arus deras. Maka otomatis fondasinya akan ambruk," sambungnya.

Oleh sebab itu, dia berharap agar pemerintah Desa Cibolang dapat kembali memperbaiki pembangunan drainase tersebut. "Harapan warga ingin diperbaiki secara maksimal, bukan hanya pembangunan secara sepintas aja, tapi untuk jangka panjang," timpalnya.

Terpisah, Kepala Desa Cibolang, Arif Agung Gumelar mengakui, jika pembangunan saluran drainase tersier tersebut telah mendapatkan perhatian dari warga. Dia juga memastikan, kerusakan di saluran irigasi itu akan segera diperbaiki.

"Intinya terkait keluhan warga perihal kegiatan (pembangunan) yang kemarin itu, kita sudah koordinasi dengan pihak kecamatan, bahwa pernyataan dari pihak kecamatan itu bukan mengurangi volume atau tidak dikerjakan tetapi itu cuman untuk diperbaiki," kata Arif.

Pihaknya mengaku, dalam waktu dekat ini ia akan melakukan survei kembali ke lokasi proyek untuk memperbaiki saluran drainase tersier yang rusak. "Untuk rencana perbaikan itu, Insya Allah akan segera dilakukan. Pasti kami lakukan perbaikannya," tambahnya.

Pembangunan saluran drainase di wilayah kampung tersebut, kata Arif, telah menelan anggaran dari Dana Desa (DD) tahap I tahun 2024 dengan besar anggaran sebanyak Rp 60.917.000. "Pengerjaannya itu 30 hari kerja. Dikerjakan oleh TPK Desa, jadi memang isu yang berkembang di masyarakat itu, dikontraktualkan. Nah, sebenarnya itu hanya untuk mengurangi gangguan-gangguan saja di lapangan," katanya.

Ketika disinggung mengenai faktor penyebab kerusakan pembangunan drainase tersier, Arief menjawab, bahwa hal tersebut terjadi karena berbagai faktor. "Sebab bangunan rusak, itu mungkin satu karena faktor cuaca bisa, keduanya mungkin karena faktor kekurangan bahan atau semen," jelasnya.

"Di situ memang ada yang kurang, tapi bukan kurang belanja, karena kurang kontrol di lapangan saja, soalnya ada semen sisa dari pembangunan drainase di wilayah itu sebanyak 15 sak, kita sumbangkan ke wilayah RW lain atau dialihkan untuk pembangunan jalan rambat beton menuju pemakaman," tutupnya.

(orb/orb)


Hide Ads