Hidup Tertekan gegara Judi Online, Pria Tasik Tiduran di Rel KA

Hidup Tertekan gegara Judi Online, Pria Tasik Tiduran di Rel KA

Faizal Amiruddin - detikJabar
Kamis, 04 Jul 2024 23:06 WIB
Pria Tasikmalaya diamankan polisi usai tiduran di atas rel KA gegara kalah judi online
Pria Tasikmalaya diamankan polisi usai tiduran di atas rel KA gegara kalah judi online (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya -

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Diduga tertekan oleh permasalahan hidup dan pengaruh minuman keras, seorang pria tiduran di rel kereta api sekitar Pasar Pancasila Kota Tasikmalaya, Kamis (4/7/2024) sore. Ditengarai aksinya itu merupakan percobaan bunuh diri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beruntung aksi pria berinisial IP (33) warga Desa Cigadog Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya itu bisa diselamatkan warga, polisi dan petugas PT KAI. Dia berhasil luput dari maut setelah diringkus dan diamankan ke Mapolsek Tawang.

Ditemui detikJabar di Mapolsek Tawang, IP mengutarakan berbagai persoalan hidup yang dialaminya. Intinya dia tak punya lagi harta benda. Rumah tangga berantakan dan kehilangan pekerjaan.

ADVERTISEMENT

Untuk menyambung hidup, sejak beberapa bulan terakhir dia memilih mengamen. Tanpa gitar, dia mengamen sekedar bernyanyi diiringi ketukan botol plastik berisi pasir.

IP mengakui salah satu penyebab hidupnya berantakan adalah kebiasaannya bermain judi online (judol). Bahkan setelah tak punya apa-apa lagi pun dia tetap bermain judol dengan cara meminjam ponsel temannya.

"Pinjam ponsel teman, tapi kalah terus. Menjual kelapa, menjual beras punya kakek saya, kalah terus. Tapi pernah JP (jackpot) Rp 1 juta," kata IP dengan mulut bau minuman beralkohol.

Diketahui IP baru beberapa bulan kembali ke Tasikmalaya dan tinggal di rumah kakeknya. Sebelumnya dia tinggal di Tangerang bersama orang tuanya. Saat di Tangerang dia mengakui kerap bermain judol, bahkan sampai menjual sepeda motor adiknya.

"Motor adik saya digadaikan, dapat Rp 4 juta, kalah. Sepatu saya jual, kalah. Saya akhirnya pulang ke Tasik, ngamen di Singaparna," kata IP.

Terkait aksi nekatnya, IP mengakui dia sempat menenggak minuman keras yang dia beli di sekitar Pasar Pancasila. "Punya Rp 15 ribu tadi beli ciu di Pancasila," kata IP.

Dia juga mengaku tak akan mengulangi aksi konyol itu dan berjanji akan memperbaiki hidupnya. "Kapok pak, tidak akan judi lagi, tidak akan mabuk lagi," kata IP.

Kapolsek Tawang Iptu Deni Susanto mengatakan menjelang magrib, IP dipergoki warga sedang tiduran di rel kereta api dekat Pasar Pancasila. Saat ditegur warga yang khawatir dengan aksi berbahaya itu, dia tak bergeming. Warga dan petugas PT KAI akhirnya melapor ke polisi.

"Yang bersangkutan melakukan aksi percobaan bunuh diri dengan tiduran di rel kereta, namun Alhamdulillah berhasil diamankan oleh anggota kami dan masyarakat, karena saat itu beberapa menit lagi akan lewat kereta api," kata Deni.

IP akhirnya diamankan ke Mapolsek Tawang. Polisi menduga selain karena permasalahan hidup yang dialami, IP nekat melakukan hal itu karena berada dalam pengaruh minuman keras.

"Kondisi IP memang berada dalam pengaruh minuman keras. Sehingga kami amankan dulu dan ditenangkan dulu," kata Deni.

Beruntung saat itu IP membawa identitas sehingga polisi bisa menghubungi keluarganya. Akhirnya ditemani aparat desa Cigadog, kakek IP datang menjemput.

"Setelah berkoordinasi dengan aparat desa setempat, yang bersangkutan kami serahkan kepada keluarganya," kata Deni. Polisi juga meminta pihak keluarga melakukan pendampingan terhadap kondisi IP.

Dari keterangan pihak keluarga, diketahui IP sudah 5 hari tak pulang ke rumahnya. Pihak keluarga pun sempat melakukan pencarian. "Sudah 5 hari nggak pulang, memang dia biasanya ngamen di Singaparna. Kalau soal main judi atau mabuk-mabukan, saya tidak terlalu tahu. Paling ketika dia menjual motor adiknya, saya tahu dari ibunya di Tangerang," kata S, kakek IP.*




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads