Penjajakan politik yang baru dibangun Partai Gerindra dengan PDI Perjuangan untuk Pilkada Majalengka tampak bercerai-berai. Hubungan keduanya sudah tak sehangat seperti pada Jumat (28/6) lalu.
Seperti yang diketahui, kedua partai tersebut sudah bersepakat untuk berkoalisi. Mereka akan menjodohkan Karna Sobahi (PDIP) dengan Didin Jaenudin (Partai Gerindra) di Pilkada 2024. Proses 'khitbah' itu hanya tinggal menunggu restu dari DPD dan DPP kedua partai.
Namun nasib berkata lain, PDIP ditinggalkan Gerindra. Partai Gerindra tengah diisukan kepincut dengan Bacabup lain. Ketua DPC PDIP Majalengka Karna Sobah tidak mengetahui alasan Gerindra batalkan koalisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sendiri belum tahu (alasan Gerindra tarik mundur berkoalisi dengan PDIP)," kata Karna, Kamis (4/7/2024).
Gerindra belum menjelaskan apapun kepada PDIP terkait isu liar tersebut. Pada saat itu, PDIP padahal sudah kesemsem didekati Partai Gerindra.
Itu karena, dengan berkoalisinya kedua partai tersebut diprediksi akan menjadi calon terkuat di Pilkada Majalengka. Pasalnya dari hitungan hasil Pileg kemarin, PDIP mempunyai 15 kursi di DPRD Majalengka dan Partai Gerindra mempunyai 5 kursi.
"Kalau PDIP malam itu hanya terima rombongan pengurus Gerindra yang menyampaikan maksud ingin berkoalisi dengan PDIP dan mengajukan wakil Pak Didin. Cuman itu saja, silahkan ditanya langsung ke Gerindra nya (alasannya kenapa tarik mundur berkoalisi dengan PDIP)," jelas Karna.
Sementara itu, Penasehat DPC Partai Gerindra Majalengka Irwan Bola membenarkan, partainya tarik mundur dari koalisi dengan PDIP. Irwan mengaku, hubungannya itu tidak direstui oleh petinggi partai di pusat.
"Belum ada restu dari DPP," kata Irwan dengan singkat.
Adapun alasan tidak direstui, jelas Irwan, karena PDIP bukan merupakan bagian dari Koalisi Indonesia Maju (KIM). Oleh karena itu, Gerindra disarankan berkoalisi dengan KIM di Pilkada Majalengka.
"Diutamakan KIM (disarankan berkoalisi dengan partai Koalisi Indonesia Maju)," ujar dia.
(yum/yum)