Surat Tak Biasa dari Ilham untuk Polisi

Round-Up

Surat Tak Biasa dari Ilham untuk Polisi

Tim detikJabar - detikJabar
Rabu, 03 Jul 2024 08:01 WIB
Kondisi Ilham saat berada di rumahnya.
Kondisi Ilham saat berada di rumahnya (Foto: Yuga Hassani/detikJabar).
Kabupaten Bandung - Ilham Ramadhan (8), siswa SDN Cikuya 1, Desa Bandasari, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung mendadak viral. Tulisannya yang rapi terpampang dalam secarik surat yang ditujukan untuk Satlantas Polresta Bandung. Uniknya, Ilham menulis surat yang menyentuh hati untuk minta ditemani dalam pembagian rapor di sekolahnya.

Isi surat Ilham sederhana namun penuh makna:

"Surat buat pak polisi.
Bapak polisi aku mau ditemani pada waktu aku dibagi rapor
dari Ilham Ramadhan
SDN Cikuya 1
Desa Bandasari
Kecamatan Cangkuang
Surat buat pak polisi," tulisnya.

Cerita di balik surat itu terungkap bahwa Ilham telah ditinggalkan ayahnya sejak ia berusia empat bulan. Setelah surat tersebut viral, jajaran Satlantas Polresta Bandung dengan segera menemani Ilham saat pembagian rapor pada Kamis (27/6/2024).

Rupanya, Ilham dikenal sebagai anak dari keluarga yang tak berkecukupan. Ilham adalah anak bungsu dari tiga bersaudara, sementara ibunya bekerja sebagai pedagang jajanan di sekolah Ilham.

Ibu Ilham, Kokom Komala (47) berjualan makanan di sekolah Ilham dan bekerja sebagai pembantu paruh waktu di rumah orang lain. Selain Ilham, Kokom punya dua anak lain, yakni putri sulungnya Livani (22) yang sudah menikah dan bekerja, serta Seno (16) yang masih bersekolah SMA.

Sehari-hari, Kokom menjual berbagai makanan olahan untuk anak-anak. Di antaranya makaroni basah, ayam goreng, dan mi goreng.

"Iya saya jualan apa aja, ciki-ciki, dan lain-lain. Kalau siang sampe sore ya saya kerja apa aja, kadang nyuci-nyuci, setrika, di rumah orang lain," kata Kokom.

"Sekarang lagi libur sekolah. Saya jualan berkeliling aja di kampung deket-deket sini. Kalau pas waktu sekolah mah jualan dari pagi sampai jam 11 siang di sekolah. Terus siangnya jualan berkeliling. Pas waktu libur gini mah langsung aja jualan keliling," lanjutnya.

Dalam kesehariannya, Kokom mengungkapkan, kerap ditemani oleh anaknya. Bahkan anaknya tersebut tidak malu untuk membantunya berjualan. "Iya Ilham juga kadang ikut jualan," ucap dia.

Sementara rumah Ilham yang berlokasi tak jauh dari sekolah, kondisinya memprihatinkan. Letak rumahnya cukup tersembunyi, harus melewati gang sempit dan halaman rumah saudaranya.

Setelah itu harus melewati tangga, terdapat sebuah sumur dan kamar mandi yang harus dilewatinya untuk menuju ke dalam rumah. Ilham pun harus berjuang kala pergi atau pulang ke rumah setiap hari.

Pintu depan rumah Ilham terkunci dengan rapat. Sebab, tetangganya melarang keluarga Ilham melewati depan rumahnya. Bagian depan rumah Ilham pun nampak kotor dengan banyak percikan tanah.

Di rumah sederhana itu, terdapat tiga kamar kecil yang berada di dalam rumah ilham. Kemudian beberapa pakaian banyak tersimpan atau tergantung di depan kediamannya.

"Iya saya sehari-hari mah ya lewat pinggir aja. Aksesnya lewat kamar mandi itu, da gimana lagi," ujar Kokom pasrah.

Menurutnya terdapat satu tetangganya yang tidak suka keberadannya di wilayah tersebut. Sehingga tetangganya itu meminta keluarga Ilham untuk tidak melewati akses tersebut.

"Nggak tahu sih masalah persisnya mah. Cuma dulu sempet cekcok lah. Jadi sampai sekarang ya gini. Dia minta kami nggak boleh lewat pintu depan," katanya.

Soal tulisan Ilham yang menyentuh hati, Kokom mengungkapkan anaknya memang sering menanyakan keberadaan ayahnya. Sang ayah diketahui masih hidup saat Ilham berusia empat tahun, setelah dibawa oleh keluarga ayahnya.

Kokom bercerita bahwa dulu ia sering mengatakan kepada Ilham bahwa ayahnya sudah meninggal karena perasaan kesalnya. "Dari dulu dia sering menanyakan ayahnya. Jadi Ilham udah ditinggalkan oleh ayahnya dari usia 4 bulan," ujar Kokom.

"Karena dulu kesel, dulu saya bilang ke dia kalau bapaknya sudah meninggal," sambungnya.

Ilham menulis surat tersebut sebagai bagian dari tugas sekolah mengenai harapan dan cita-citanya. Dia ingin ditemani polisi saat pembagian rapor karena merindukan kehadiran ayahnya.

Ketika jajaran Satlantas Polresta Bandung menemani pembagian rapor dan mengunjungi rumah Ilham, membuat para tetangga terkejut dan terharu. Kasat Lantas Polresta Bandung, Kompol Galih Apria, menjelaskan polisi memiliki program Goes To School dan mengetahui tentang surat Ilham dari wali kelasnya. Mereka dengan senang hati menemani Ilham saat pembagian rapor, di mana Ilham tampak sangat bahagia.

"Tidak jauh dari itu kami menyanggupi dan betul saja pas waktu pembagian rapor Ilham anak kelas 1 SD ini senang sendiri karena ditemani polisi, yang lain ditemani oleh orang tuanya. Saya waktu itu hadir beserta personil lainnya, terus dia mendapatkan rapor dan saya mengantarkannya ke rumah," kata Galih, kepada detikJabar, Sabtu (29/6/2024).

Galih terkesan dengan semangat Ilham yang tetap gigih belajar meski dalam keterbatasan ekonomi. Nilai rapor Ilham juga memuaskan, dengan rata-rata nilai delapan. Ia berharap bisa terus memperhatikan anak-anak seperti Ilham dan berniat mengangkat Ilham sebagai anak asuh Satlantas Polresta Bandung.

"Saya juga akan angkat Ilham ini sebagai anak asuh. Dari kita, dari Satlantas Polresta Bandung, mudah-mudahan cita-citanya tercapai, mudah-mudahan harapannya tercapai," pungkasnya.


(aau/mso)


Hide Ads