Pemilihan Gubernur Jawa Barat mulai memunculkan sejumlah nama yang digadang-gadang baka maju mencalonkan diri untuk mengikuti pesta demokrasi lima tahunan mendatang. Menariknya, beberapa nama yang muncul menunjukkan ketertarikan terhadap PKS.
Beberapa waktu lalu, Bima Arya Sugiarto, bakal calon gubernur Jabar dari PAN menyambangi markas DPW PKS Jabar. Bima Arya saat itu bertemu langsung dengan Plt Ketua DPW PKS Jabar Iwan Suryawan.
Dalam pertemuan itu, Bima Arya menyebut PAN dan PKS punya sejarah memenangkan Pilgub Jabar. Karena itu, kemungkinan PAN berkoalisi dengan PKS terbuka lebar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anggaplah ini proses ta'aruf yang terus menguat dengan PKS. Saya menjalankan SK dari partai, rekomendasi dari partai untuk melakukan komunikasi dengan semua (partai), termasuk dengan PKS ini," kata Bima Arya, Senin (10/6/2024).
Setelah Bima Arya, Ketua DPD PDIP Jabar Ono Surono juga menjalin komunikasi intens dengan PKS. Bahkan PDIP menyatakan, telah menjalin kesepakatan politik dengan PKS dan PPP untuk menatap Pilgub Jabar.
"Jadi ada beberapa hal yang sudah disepakati, pertama kita menjajaki kerjasama politik di Jawa Barat juga di 27 kabupaten kota dalam Pilkada serentak 2024," kata Ono usai pertemuan dengan PKS dan PPP di Bandung, Jumat (21/6/2024).
Terbaru, bakal calon gubernur yang diusung NasDem, Ilham Akbar Habibie mengaku, dirinya intens berkomunikasi dengan PKS untuk menatap Pilgub Jabar. Namun menurut Ilham, kesepakatan final terkait kerjasama dengan PKS masih dalam tahap penjajakan.
"Kita sudah sangat intensif dengan PKS biarpun belum tuntas, tapi ya insyaallah bisa kita tuntaskan dalam beberapa minggu ke depan. Sudah ada MoU dengan PKS, tapi belum ada kesepakatan final jadi ini masih dalam penjajakan," kata Ilham di Bandung, Kamis (27/6/2024).
Di sisi lain, PKS sendiri telah menyatakan sikap bakal mengusung Haru Suandharu selaku Ketua DPW PKS Jabar untuk bertarung di Pilgub. Nama Haru Suandharu disebut telah mengerucut dari beberapa kandidat lain di internal PKS.
"Selama ini kan dari segala proses yang dilalui dari bawah sampai ke DPP, dari empat nama yang tersaring itu Pak Syaikhu, Bu Netty dan Pak Haru kemudian muncul Pak Idris. Itu sudah mengerucut pada Pak Haru untuk calon gubernur," kata Iwan di Kantor DPW PKS Jabar, Senin (10/6/2024).
Tanggapan Pengamat
Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengatakan, semua kandidat yang ingin maju di Pilgub Jabar membutuhkan dukungan partai politik. Karenanya, mendekati PKS jadi salah satu cara agar mendapat dukungan tersebut.
"Semuanya membutuhkan dukungan partai politik. Tentu Bima Arya, Ilham Habibie semua kandidat itu membangun komunikasi dengan banyak partai, salah satunya PKS," kata Ujang saat dihubungi, Selasa (2/7/2024).
Terlebih lagi menurut Ujang, tidak ada partai politik di Jabar yang bisa mengusung sendiri calonnya di Pilgub November mendatang. Karena itu, PKS yang punya 19 kursi memiliki daya tarik agar bisa melenggang di pemilihan nanti.
"Dalam konteks itu, ini bagian dari komunikasi politik untuk membangun koalisi agar kandidat itu bisa mendapatkan tiket. Misal kalau dapat dukungan PKS, ditambah dari partai lain sudah bisa maju," ujarnya.
Selain memiliki jumlah kursi 19, daya tarik PKS lainnya menurut Ujang ada di pengalaman yang pernah memenangkan Pilgub Jabar dua periode saat zaman Ahmad Heryawan. Namun perolehan kursi terbanyak kedua yang dipegang PKS itulah yang jadi magnet para kandidat cagub mendekat.
"Mungkin karena PKS pernah jadi gubernur dua periode ya kadernya di masa lalu, mungkin disitu PKS punya pengalaman tapi kan kalah juga di Pilkada berikutnya (2018). Jadi saya melihat kalau bicara PKS, kenapa penting ya karena partai politik yang dia punya kursi yang bisa mendorong kandidat untuk Pilkada," jelas Ujang.
"Jadi konteksnya kalau PKS didekati ya karena dia punya kursi dan tanda tangan untuk mendukung kandidat agar bisa maju," pungkasnya.
(bba/mso)