Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Rabu (26/6/2024). Beberapa di antaranya, viral rekaman dua wanita dijambret di gang Jalan Sukajadi, Kota Bandung, serta lagi-lagi keracunan massal terjadi di daerah Jawa Barat. Selengkapnya, berikut rangkuman Jabar hari ini:
Viral 2 Wanita di Bandung Dijambret Usai Pulang Kerja
Viral rekaman CCTV berdurasi 0.34 menit, memperlihatkan aksi seorang jambret yang menyasar 2 perempuan di sebuah gang di Kota Bandung. Teriakan parau kedua wanita itu terekam jelas dalam CCTV.
Mulanya, terlihat dua perempuan yang sedang berjalan di sebuah gang. Keduanya tak menyadari sedang dibuntuti seorang pria yang mengenakan topi hitam dan bermasker.
Setelah mereka berbelok di gang tersebut, CCTV tak lagi merekam pergerakan kedua perempuan itu. Tapi tak lama kemudian, muncul teriakan histeris 'jambret' dari keduanya, disertai aksi melarikan diri pria yang sejak tadi membuntuti mereka.
Begitu ditelusuri, peristiwa itu ternyata terjadi pada Minggu (23/6) lalu di Jalan Sukajadi, Kota Bandung. Kedua perempuan yang menjadi korban dilaporkan baru pulang kerja di sebuah tempat karaoke di sana.
"Korban mau pulang ke kost di belakang Aurus, mereka baru pulang kerja," kata Kapolsek Sukajadi Kompol Edy Kusmawan saat dihubungi wartawan.
Edy mengungkap, saat kejadian, kedua korban dalam kondisi di bawah pengaruh minuman beralkohol. Sementara pelakunya, langsung kabur usai melakukan aksi penjambretan tersebut.
Setelah kejadian itu, ia menyebut kedua korban tidak membuat laporan ke Polsek Sukajadi. Tapi, pihaknya memastikan tetap melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut dan sedang memburu pelakunya.
"Pelaku tidak membuat laporan, tapi kami akan melakukan penyelidikan," pungkasnya.
3 Pemuda Sukabumi Mati Sia-sia Usai Tenggak Alkohol
Tiga orang pemuda asal Kabupaten Sukabumi meninggal dunia usai mengkonsumsi minuman racikan kandungan alkohol 70 persen dengan minuman energi. Peristiwa itu diketahui terjadi pada Selasa (25/6/2024) sekitar pukul 20:00 WIB.
Mulanya ketiga korban, yaitu berinisial IR (23) dan DYS (26) warga Cisaat, serta D warga Kadudampit, pada Senin (24/6/2024) berkumpul di Jalan Legok Inggris, Kutasirna untuk masak membuat sate ayam. Kemudian sekitar pukul 18:00 WIB, para korban diduga minum alkohol 70 persen yang sudah dicampur dengan air mineral dan minuman berenergi.
"Hari Selasa, 25 Juni 2024, sekira pukul 16.00 WIB, saudara IR ditemukan oleh saksi tergeletak tak sadarkan diri di saung bapak Wawan yang tidak jauh dari lokasi awal, kemudian memberitahukan ke pihak keluarga," kata Kapolsek Cisaat Resor Sukabumi Kota AKP Yanto Sudiarto, saat dikonfirmasi detikJabar, Rabu (26/6/2024).
Lebih lanjut, IR langsung dilarikan ke Rumah Sakit Betha Medika, Cisaat. Dua jam kemudian tepatnya pada pukul 18:10 WIB, korban IR dinyatakan sudah meninggal dunia.
Pada hari yang sama, korban D warga Kadudampit juga dilaporkan meninggal dunia sekitar pukul 14:45 WIB. Menyusul, korban DYS pada pukul 21:00 sempat kritis dan dilarikan ke RSUD Syamsudin, Kota Sukabumi untuk mendapatkan pertolongan medis.
"Namun sekira pukul 23:55 WIB dinyatakan meninggal dunia dengan hasil pemeriksaan dokter akibat keracunan alkohol atau intoksikasi alkohol," jelasnya.
Pihak kepolisian pun langsung mendatangi tempat kejadian perkara. Di lokasi, pihaknya menemukan sejumlah barang bukti di antaranya dua botol kosong alkohol 70 persen merk SEINO, satu botol kosong alkohol 70 persen merk IKA, tiga bungkus (sachet) kosong minuman berenergi dan satu botol kosong air mineral.
"Saat ini kasus tersebut sudah dalam penyelidikan kepolisian. Satu orang saksi sudah diperiksa," tuturnya.
Yanto mengatakan alkohol yang ditenggak tiga pemuda itu sejatinya khusus medis. Dua merek alkohol yang ditemukan di TKP dijual bebas di apotek maupun minimarket.
"Alkohol itu kan untuk medis jadi para korban itu salahgunakan, padahal itu peruntukannya untuk salah satu medis," kata Yanto.
Selain menggunakan alkohol 70 persen, para korban juga menambahkan air mineral dan minuman berenergi. Dua jenis alkohol dan tiga bungkus minuman energi itu turut ditemukan di TKP.
"Setelah menerima laporan dari masyarakat kami melakukan pengecekan ke rumah sakit yang mana korban dibawa ke rumah sakit pada saat dicek ternyata meninggal dunia. Pada saat penyelidikan kita di TKP ditemukan tiga botol alkohol 70 persen dan tiga sachet minuman energi," ujarnya.
Ayam Tepung Picu Keracunan 118 Orang di KBB, Dibagikan Saat Pesta Kenaikan Kelas SD
Berawal dari gejala keracunan yang dialami beberapa siswa SD Negeri Gandasari, Kampung Bojongmareme, Desa Sindangkerta, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat (KBB), keracunan rupanya juga dialami ratusan orang lainnya di desa itu.
Mulanya, keracunan tersebut terlaporkan pada Selasa (25/6/2024) pagi. Gejala keracunan pertama kali dirasakan beberapa siswa SD Negeri Gandasari. Kemudian korban keracunan bertambah, tak hanya dari kalangan siswa.
Saat ini, jumlah korban keracunan sampai Rabu pukul 07.00 WIB bertambah menjadi 118 orang. Mereka dirawat di beberapa fasilitas pelayanan kesehatan.
Rinciannya yakni 99 orang ditangani Puskesmas Sindangkerta, kemudian 19 dirawat di klinik. Dari total 118 orang itu, ada 16 yang dirujuk ke RSUD Cililin untuk mendapatkan perawatan.
Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat kemudian mengungkap sumber makanan yang diduga jadi penyebab ratusan orang di Desa Sindangkerta, Kecamatan Sindangkerta, keracunan.
Sekretaris Dinas Pendidikan Bandung Barat, Rustiyana mengatakan korban keracunan itu sebelumnya mengonsumsi nasi kotak dengan menu nasi ayam tepung yang diberikan pihak sekolah.
"Jadi kebetulan hari Senin itu upacara kenaikan kelas atau samen. Nah mereka dikasih nasi kotak, tapi kan ada yang dibawa pulang jadi dimakan anggota keluarga yang lain," kata Rustiyana saat dikonfirmasi, Rabu (26/6/2024).
Berdasarkan pendataan pihak sekolah, kata Rustiyana, total siswa SDN Gandasari yang mengalami keracunan sebanyak 66 orang, terdiri dari siswa kelas 1 sampai kelas 6.
"Kalau yang siswa itu hanya 66 orang, sisanya itu keluarga siswa. Kita sudah instruksikan kepala sekolah untuk terus memantau di puskesmas supaya kalau ada yang datang lagi langsung difasilitasi," kata Rustiyana.
"Mayoritas itu sudah diizinkan pulang tapi kondisinya tetap dipantau. Jadi sampai tadi pagi, yang dirawat di RSUD Cililin itu ada 16 orang, beberapa ada siswa," lanjutnya.
(aau/yum)