Asa Jejen Si Penjual Golok di Pasar Hewan Singaparna

Serba-serbi Warga

Asa Jejen Si Penjual Golok di Pasar Hewan Singaparna

Deden Rahadian - detikJabar
Selasa, 25 Jun 2024 15:00 WIB
Aktifitas Penjual Perkakas di Pasar Ternak Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Jabar.
Aktivitas Penjual Perkakas di Pasar Ternak Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Jabar. (Foto: Deden Rahadian/detikJabar)
Tasikmalaya -

Matahari belum menampakan sinarnya. Kumandang azan subuh menggema di seluruh penjuru Kabupaten Tasikmalaya. Di saat sebagian manusia masih tertidur nyenyak, tidak bagi Jejen.

Pria paruh baya ini sudah berada di Pasar Hewan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya Jabar. Dia melewatkan sarapan pagi bersama keluarganya demi mengais rezeki. Jaket tebal lengkap dengan kupluk di kepala jadi penghangatnya dari terpaan dinginnya pagi.

Jejen berjualan perkakas seperti golok, parang, pisau hingga celurit. Pasar Hewan dipilih jadi lokasi jualan karena banyak konsumen yang mencari perkakas ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski, Pasar Hewan ini hanya beroprasi dua hari setiap pekan yakni setiap Selasa dan Jumat.

"Subuh sudah berangkat dari rumah, saya jualan perkakas golok, parang, pisau daging sampai celurit. Di Pasar Hewan ini berharap konsumen ramai, tapi kadang keliling juga," kata Jejen, pada detikjabar Selasa (25/4/24).

ADVERTISEMENT

Harga perkakas yang dijualnya bervariasi mulai Rp 25 ribu sampai Rp 300 ribu perbuah. Golok khusus untuk sembelih hewan dijual paling mahal di atas Rp 300 ribu perbuah. Sementara harga arit sampai pisau dapur dijual rata rata Rp 25 ribu sampai Rp 50 ribu perbuah.

"Ini yang mahal, golok khusus untuk sembelih domba atau sapi. Tajam terbuat dari baja pilihan. Makanya harganya 300an," kata Jejen.

Jangan tanya penghasilan yang jejen dapat. Meski pengunjung Pasar Hewan ramai, namun jualanya tidak selalui ramai.

Perkakas yang dijualnya paling laku sekitar belasan buah saja. Jejen bersyukur masih bisa mendapat untung bersih sisa ongkos dan sarapan pagi sekitar Rp 50 sampai Rp 100 ribu saja.

Selain untuk menutupi kebutuhan harian, Jejen juga menyisihkan hasil jualan perkakas untuk biaya pendidikan anaknya.

"Ya Alhamdulillah walau gak selalu ramai, rezekinya ada saja. Asal kita mau keluar rumah. Allah berikan jalan buat rezeki kita," katanya.

Jejen membuktikan rasa syukur selalu membuatnya cukup. Kerja keras demi menafkahi keluarga diyakininya sebagai ibadah bekal kelak.

(yum/yum)


Hide Ads