Masing-masing Bakal Calon Wali Kota Bandung (Bacawalkot) mulai menggalakkan visi misi kepemimpinannya. Salah satunya Arfi Rafnialdi, yang punya mimpi untuk menjadikan Kota Bandung jadi kota inklusif.
Pada Kamis (20/6/2024), Arfi sempat mendatangi keluarga pendamping anak berkebutuhan khusus dari Yayasan Bumi Difabel Istimewa di Komplek Cipaganti Dreamland, Ujungberung, Kota Bandung. Dari kesempatan itu lah, ia mendapat banyaknya permasalahan yang harus dibenahi.
Seperti masalah infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan bagi para penyandang disabilitas. Dalam kunjungan tersebut, salah satu peserta bernama Tri, juga sempat mengajukan pendapatnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tri melihat adanya masalah yang melibatkan penyandang disabilitas dalam beragam program, khususnya proyek infrastruktur.
"Saya ingin memberi masukan kalau membangun infrastruktur supaya lebih bersinergi dan pelibatan disabilitas. Kalau infrastruktur sudah sesuai untuk mengakomodir semua masyarakat ini akan membawa kebermanfaatan bagi semua orang. Kami berharap bisa mengakses area publik dengan nyaman dan semoga Kang Arfi bisa jadi kepanjangtanganan kami sebagai kaum disabilitas," tutur Tri dalam kunjungan tersebut.
Tak cuma Tri yang berkesempatan untuk menyampaikan tanggapannya. Dirga, salah satu peserta lain menyampaikan keresahan para orangtua pendamping anak disabilitas yang merasa akses pendidikan terhadap kaum disabilitas masih terbatas.
Sementara sekolah umum, baik negeri atau swasta pun dianggap belum siap untuk menerima anak berkebutuhan khusus. "Sekolah inklusi di Bandung itu masih sedikit. Kami ingin mendapat hak pendidikan yang sama," kata Dirga.
Masih banyak pendapat yang disampaikan oleh warga Bandung pada kunjungan salah satu bacawalkot Bandung hari itu. Seperti adanya keresahan para warga berkebutuhan khusus kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) tentang aturan pemilih.
Sebab sampai saat ini belum ada aturan jelas bagaimana nasib para penyandang disabilitas yang secara umur sudah punya hak memilih, namun perlu perlakuan khusus dalam proses pemilih.
"Tidak ada kejelasan syarat pemilih dalam Pemilu, bagaimana dengan difabel 17 tahun dengan kognisi di bawah normal seperti down syndrome atau difabel intelektual dia berhak memilih atau enggak? Tolong dari KPU ada ketegasan syarat pemilih. Kalau IQ-nya harus normal diatas 90 ya ditulis," paparnya.
Usia menyerap berbagai aspirasi dari masyarakat disabilitas, Arfi pun memaparkan mimpinya untuk membawa Kota Bandung menjadi kota yang inklusif.
"Saya sangat beruntung bertemu dengan ibu-ibu tangguh dan anak-anak istimewa. Saya sangat terkesan karena ternyata terlihat aura optimis di sini dan ini menjadi tambahan semangat saya untuk berjuang membangun kota yang nyaman bagi semua orang," kata Arfi hari itu.
Seperti diketahui, Arfi dikenal sebagai staf khusus Ridwan Kamil saat menjabat Wali Kota Bandung. Ia pun mencoba menerapkan beragam program yang ramah disabilitas. Seperti membuat taman inklusi, membuat trotoar, gedung perkantoran, gedung layanan publik yang ramah disabilitas.
"10 tahun lalu trotoar dago seperti apa. Dulu sempit sekarang lebar, dulu pakai paving blok kalau bawa stroler dan kursi roda susah sekarang rata, dulu naik turun sekarang ada penanda jalan guiding block," ucap dia.
"Kenapa itu jadi contoh karena kota itu tidak boleh hanya aman dan nyaman untuk dewasa tapi untuk anak-anak, tidak boleh hanya untuk kelompok umum tapi masyarakat istimewa. Jadi kota itu milik semua. Itu yang jadi semangat kita memperjuangkan kota Bandung menjadi rumah untuk semua," tambahnya.
(aau/mso)