Kata DPRD soal Spot Wisata di Bandung Direaktivasi

Kata DPRD soal Spot Wisata di Bandung Direaktivasi

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Jumat, 21 Jun 2024 21:00 WIB
Suasana Braga Free Vehicle (BFV)
Suasana Braga Free Vehicle (BFV). (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung -

Sejumlah titik wisata di Kota Bandung mulai direaktivasi. Seperti Jalan Braga yang dibuat bebas kendaraan, perbaikan Cikapundung Riverspot, Teras Cikapundung, hingga Teras Cihampelas.

Dua anggota Komisi B DPRD Kota Bandung menyoroti aksi Pemkot tersebut. Christian Julianto Budiman, anggota Komisi B dari Fraksi PSI mengapresiasi langkah Pemkot Bandung.

Katanya, ia optimis bahwa langkah ini bisa menaikkan angka pariwisata di ibu kota Jawa Barat. Meski, masih ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan Pemkot.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tentu upaya revitalisasi harus ditempuh. Kan tujuan revitalisasi atau reaktivasi ini untuk membuat yang ada jadi lebih baik atau lebih ramai. Hanya mungkin prioritas, target, dan strateginya lebih diperhatikan," kata dia pada detikJabar, Jumat (21/6/2024).

Chris, begitu sapaannya, berharap agar Pemkot Bandung juga memperhatikan aspek lain di sekitar titik reaktivasi wisata tersebut. Seperti PKL yang mampir ikut jualan, jadi tak sekedar hanya mempercantik wajahnya saja.

ADVERTISEMENT

"Pembenahan menurut saya faktornya banyak ya. Penataan fisik tentu penting. Tapi selain itu, faktor ekonomi, penataan pedagang, dan lain-lain masih perlu perhatian. Tapi ini bukan perkara sederhana, jadi harus disupport oleh lintas dinas juga," lanjutnya.

Di lain sisi, Folmer Siswanto, anggota Komisi B dari Fraksi PDIP menilai sebetulnya reaktivasi adalah program lama, yang seharusnya sudah dilakukan Pemkot sejak dulu. Meski begitu, ia mendorong agar Pemkot tetap konsisten dengan programnya agar punya pengaruh positif bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD).

"Kalau dari kami melihat bahwa reaktivasi beberapa kawasan ini kan program lama, yang harusnya dilakukan sejak beberapa tahun yang lalu. Saat ini keliatannya lagi berbenah, bergegas menghidupkan kembali, ya kita sambut positif. Tidak ada salahnya di akhir masa jabatan, Pj Walkot punya komitmen kuat sebagai kawasan destinasi wisata," katanya saat dihubungi terpisah.

"Menurut kami ini suatu langkah baik dan harus didukung karena Bandung jadi kota jasa yang salah satu PAD nya dari pariwisata, pajak restoran, dll jadi kontribusinya itu sampai 30-35%," lanjut Folmer.

Menurutnya, meski memang reaktivasi ini belum konsisten ramai dan jadi tren wisata baru, namun Folmer melihat reaktivasi jadi salah satu potensi daya tarik terutama bagi wisatawan luar kota. Meningkatnya mobilitas warga luar Kota Bandung bisa jadi motivasi Pemkot agar konsentrasi meningkatnya kunjungan wisatawan.

"Hanya saja, dimana ada keramaian pasti banyak PKL misalnya, ya ini harus ada antisipasi. Kemacetan, jadi dipikirkan juga kantung parkirnya, arus lalin. Sebenernya destinasi wisata yang muncul, diaktifkan, harus dibarengi dengan kegiatan secara berkelanjutan," ucap Folmer.

Masih kata Folmer, ia melihat sangat disayangkan jika sebuah program reaktivasi disikapi sebagai program yang insidentil semata. Hal ini yang membuat kerap kali setelah reaktivasi, titik wisata kembali loyo dan tak diminati pengunjung. Akhirnya, tak terawat lagi.

Beberapa contoh yakni di Teras Cikapundung misalnya, memang saat ini rutin digelar kegiatan setiap minggunya. Ini sudah jadi langkah tepat, tapi harus konsisten dan kreatif alias dikembangkan lagi. Kemudian Teras Cihampelas, menurut Folmer masih banyak catatan yang harus dipikirkan Pemkot Bandung agar tak lagi-lagi membuatnya 'mati suri'.

"Kalau hanya launching, tapi tidak ada event ya seringkali kembali seperti dulu. Kurang diminati lagi, padahal Bandung itu potensial. Cikapundung Riverspot misalnya, itu di kawasan kota tua Bandung. Kalau ada event ya pasti berbondong-bondong warga kesitu. Komunitas, seniman, bahkan pihak swasta pun bisa silakan gunakan tempat tersebut yang punya daya tariknya," pesannya.




(aau/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads