Aliran anak Sungai Cianjur berubah menjadi 'sungai darah'. Air sungai tersebut diduga tercemar darah hewan kurban yang dibuang ke sungai.
Pantauan detikJabar pada Senin (17/6/2024), terlihat anak Sungai Cianjur yang mengalir melalui kawasan Gang Merpati 3, Kelurahan Muka, Kecamatan Cianjur itu tampak berwarna merah. Bahkan terlihat juga berbusa dan berminyak di permukaannya.
Zamzam (21), warga Gang Merpati, mengatakan warna air sungai tersebut mulai berubah sejak Senin pagi sekitar pukul 08.00 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari pagi sudah mulai berubah warna. Puncaknya tadi sekitar pukul 11.00 WIB, jadi warna merah pekat dan berbusa. Sampai jam 15.00 WIB juga masih merah, belum kembali normal," kata dia, Senin (17/6/2024).
Menurut dia, perubahan warna tersebut terjadi setiap tahun, tepatnya saat momen Idul Adha. Diduga banyak warga di hulu sungai yang menyembelih hewan kurban dan darahnya dibuang atau dialirkan ke sungai.
"Setiap tahun seperti ini, tapi tahun sekarang paling parah. Warnanya sangat merah. Penyebabnya banyak yang menyembelih hewan kurban di dekat sungai, darahnya dibuang ke sungai. Jadinya seperti ini," kata dia.
Zamzam menuturkan, pencemaran air tersebut merugikan warga di sekitar gang Merpati. Pasalnya warga kerap memanfaatkan aliran sungai untuk budidaya ikan mas dan nila.
"Warga di sini memanfaatkan air sungai untuk budidaya ikan konsumsi. Tapi kerap mati saat Iduladha karena airnya tercemar darah dan lemak hewan kurban. Tahun lalu sampai merugi puluhan juta. Kalau tahun ini terpaksa dipanen lebih awal, karena takut kejadian tahun lalu ikannya mati massal," kata dia.
"Kami berharap ada tindakan dari pemerintah agar proses penyembelihan tidak menyebabkan pencemaran lingkungan," tambahnya.
Bupati Terjunkan Tim DLH
Sementara itu, Bupati Cianjur Herman Suherman, mengatakan pihaknya akan menerjunkan tim dari Dinas Lingkungan Hidup untuk mencegah kejadian pencemaran lingkungan tersebut terulang setiap tahunnya.
"Itu masuk dalam pencemaran lingkungan. Kita akan turunkan DLH untuk memberikan imbauan agar tidak membuang darah ke sungai, tapi buat lubang endapan. Sehingga darah dibuang ke lubang tersebut, tidak mencemari sungai," pungkasnya.
(dir/dir)