Korban Meninggal Dunia Akibat Keracunan di Sukabumi Bertambah

Korban Meninggal Dunia Akibat Keracunan di Sukabumi Bertambah

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Rabu, 12 Jun 2024 14:59 WIB
Keracunan massal di Sukabumi
Keracunan massal di Sukabumi. Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar
Sukabumi -

Korban meninggal dunia akibat keracunan makanan hajatan di Kampung Cimangir, Desa Pasanggrahan Kecamatan Sagaranten pada hari Minggu (9/6/2024) bertambah satu orang.

Korban diketahui bernama Nandang (55), ia menjalani pengobatan di RSUD Sagaranten dan meninggal dunia pada pukul 12.35 WIB, Rabu (12/6/2024).

"Pasien dampak keracunan makanan meninggal dunia atas nama Nandang usia 55 tahun, korban sempat mendapat penanganan medis di RSUD Sagaranten dan meninggal dunia sekitar pukul 12.35 WIB," kata Ridwan Agus Mulyawan, Camat Sagaranten kepada detikJabar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut catatan yang diperoleh Ridwan, korban dalam keadaan lemah saat masuk ke rumah sakit. Ia juga mempunya riwayat penyakit, saat dirujuk ke rumah sakit lain, ia menolak.

"Keadaan pasien masih lemah, punya riwayat penyakit jantung kemudian ada anjuran rujuk, namun menolak dan sudah dibuat surat pernyataan menolak dirujuk," ujar Ridwan.

ADVERTISEMENT

Diketahui Nandang sendiri masuk ke rumah sakit bersama istrinya, kabar diperoleh istrinya sendiri dalam keadaan membaik.

Diberitakan, jumlah korban keracunan makanan yang terjadi di Kecamatan Sagaranten dan Curugkembar, Kabupaten Sukabumi bertambah. Sebelumnya, satu korban atas nama Nasyifa berusia 9 tahun meninggal dunia.

Data dihimpun detikJabar, hingga hari ini Rabu (12/6/2024) sekitar pukul 08.00 WIB jumlah korban mencapai 192 orang, dengan kondisi 72 orang di Kecamatan Sagaranten masih mendapat penanganan medis.

Respons Dinkes Jabar

Kasus keracunan massal tersebut saat ini sedang ditangani pihak terkait, termasuk Dinas Kesehatan Jawa Barat yang bakal melakukan penyelidikan epidemiologi.

"Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Dinkes Jabar meminta untuk dilakukan penyelidikan epidemiologi," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Jabar Rochady Hendra Setya Wibawa, Rabu (12/6/2024).

Penyelidikan epidemiologi dilakukan dengan mengambil sampel makanan untuk kemudian dilakukan uji laboratorium. Dari situ Rochady menyebut, sumber bakteri yang menyebabkan ratusan warga keracunan akan diketahui.

"Jadi nanti diambil sampelnya dari beberapa makanan yang ada untuk dicari sumber bibit penyakitnya, dan gejala gejala yang timbul dari masing masing pasien, juga diambil sampel," ujarnya.

Rochady menuturkan, masyarakat harus tetap waspada saat menyantap segala jenis makanan termasuk di acara hajatan. Jika setelah mengkonsumsi makanan merasakan gejala yang tidak biasa, dianjurkan untuk segera memeriksakan diri ke puskesmas terdekat.

"Saat terkena diare sepulang dari hajatan tersebut, hendaknya segera ke puskesmas untuk mendapatkan pengobatan, jangan sampai terjadi dehidrasi berat," pungkasnya.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads