Nasib Malang Nasyifa, Nyawa Melayang Diduga gegara Keracunan

Round-Up

Nasib Malang Nasyifa, Nyawa Melayang Diduga gegara Keracunan

Tim detikJabar - detikJabar
Rabu, 12 Jun 2024 08:30 WIB
ilustrasi keracunan
Ilustrasi (Foto: Dok.Detikcom)
Sukabumi -

Sebanyak 55 orang menjadi korban keracunan massal di Kabupaten Sukabumi. Di antara para korban, nasib malang menerpa Nasyifa (9), bocah asal Desa Mekartanjung, Kecamatan Curugkembar, Kabupaten Sukabumi. Ia menghembuskan napas terakhirnya, setelah dirawat dengan dugaan jadi salah satu korban keracunan makanan.

Kematiannya kini masih misterius. Mulanya, Nasyifa sempat mendapat rujukan dari Puskesmas Curugkembar ke RSUD Sagaranten pada Senin (10/6/2024) lalu. Namun tak berselang lama, kurang lebih satu jam setelah mendapat perawatan intensif, nyawa Nasfia tak bisa tertolong.

"Informasinya warga Curugkembar, yang bersangkutan belum dilakukan observasi apakah karena penyakit penyerta atau apa. Masuknya karena perawatan keracunan, masuknya kemarin di RSUD Sagaranten," kata Ridwan Agus Mulyawan, Camat Sagaranten kepada detikJabar, Selasa (11/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi pun menyebut masih menunggu informasi kaitan kabar meninggalnya Nasyifa. Plt Keplala Dinkes Kabupaten Sukabumi, Andi Rahman mengungkap saat ini data kematian korban belum dia terima dari RSUD Sagaranten.

"Yang meninggal ini,sedang menunggu laporan kematiannya dari RS Sagaranten. Karena meninggal di rumah sakit," kata Andi kepada detikJabar, Selasa (11/6/2024).

ADVERTISEMENT

Andi kembali menegaskan soal kondisi kejang yang diderita oleh korban saat mendapat penanganan medis, pihaknya masih mencari riwayat kondisi korban sebelumnya. Termasuk adanya kemungkinan penyakit penyerta.

"Korban ini kejang, sementara yang lainnya (korban keracunan) tidak ada yang kondisi seperti itu. Makanya harus dicek benar nanti di laporan kematiannya dari rumah sakit," ujar Andi.

Pihaknya pun belum bisa memastikan penyebab kematian korban apakah karena memang keracunan atau bukan. Termasuk jenis bakteri yang diidap korban hingga menyebabkan kematian, apakah Escherichia coli (E.Coli) atau jenis lain.

"Kami masih bingung soal penyebab, keracunan itu kalau memang E.Coli, waktunya 4 jam sebenarnya bisa tertolong, tapi kalau dia punya (riwayat) penyakit penyerta misal jantung atau gagal ginjal itu bisa cepat dari 4 jam tadi jadi satu jam," ujar Andi.

"Apakah E. Coli atau bakteri patogen, yang lain kan enggak ada seperti itu. Kalau yang lain ada dengan kondisi serupa ada kemungkinan bakteri patogen yang menyerang otak, itu kan enggak jadi hanya itu yang ada kejang. Jadi harus dicek dulu sampelnya," tuturnya.

Diketahui, selain Nasfia, ada puluhan warga yang menjadi korban keracunan massal. Peristiwa ini terjadi di dua kecamatan berbeda di Kabupaten Sukabumi bahkan ada korban yang berasal dari wilayah Kabupaten Cianjur.

Keracunan massal ini mendapatkan atensi dari Bupati Sukabumi Marwan Hamami dan Ketua DPRD Kota Sukabumi Yudha Sukmagara. Terlebih beberapa pekan ini, peristiwa keracunan marak terjadi di Kabupaten Sukabumi.

"Ini kita sedang cermati prosesnya, sedang diteliti di laboratorium. Kita akan evaluasi lagi," kata Bupati Sukabumi Marwan Hamami di sela-sela kegiatannya di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Selasa (11/6/2024).

Dia mengatakan, wilayah yang sering mengalami keracunan di Bantargadung dan Warungkiara. Namun kali ini meluas hingga daerah Curugkembar dan Sagaranten.

"Sagaranten yang hajatan, kita akan cek di sana. Apakah mereka menggunakan bahan hajatan dari mana, tapi hasil lab sih nanti yang akan menyimpulkan. Sedang diteliti," ujarnya.

Pihaknya mengimbau kepada seluruh warga agar menjaga kebersihan. Dia juga menginstruksikan kepada seluruh Kepala Puskesmas untuk mengedukasi masyarakat.

Di lokasi yang sama, Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Yudha Sukmagara mengatakan, pihaknya sudah mengecek kondisi masyarakat yang mengalami keracunan, termasuk seorang anak yang meninggal dunia.

"Pertama prihatin atas meninggalnya anak, kelalaian terhadap makanan yang dirasa tidak higienis atau keracunan. Saya sudah koordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan dan komisi IV pun sudah diinstruksikan untuk mengkonfirmasi dan mengecek kira-kira sebetulnya seperti apa. Kita koordinasi juga dengan kepolisian," kata Yudha.

"Ini memang sudah kesekian kali setiap ada hajatan, kegiatan, ini makanan-makanan banyak terjadi keracunan. Dan saya rasa penguatan dari Dinkes agar bisa mengecek makanan-makanan higienis klasifikasinya seperti apa," jelasnya.

Yudha mengatakan, pihaknya akan membahas lebih lanjut terkait deretan peristiwa keracunan massal dalam rapat kerja di gedung DPRD. "Saya kira perlu ada sebuah langkah dan upaya agar tidak terjadi lagi di Kabupaten Sukabumi," tutupnya.

(aau/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads