Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat hari ini, Senin (10/6/2024) dari mulai PKS usung Haru Suhandaru di Pilgub Jabar 2024 hingga 7 orang saksi diperiksa buntut kasus kematian mahasiswa Unsil.
Berikut rangkuman Jabar hari ini:
Resmi! PKS Usung Haru Suandharu di Pilgub Jabar
Haru Suhandaru diusung PKS di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2024. Hal tersebut dikatakan Plt Ketua DPW PKS Jabar Iwan Suryawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan nama Haru Suandharu mengerucut dari beberapa kandidat lain yang sebelumnya juga santer dikabarkan akan diusung di Pilgub Jabar.
Menurut Iwan ada empat nama yang sebelumnya disaring oleh PKS untuk maju di Pilgub Jabar, mereka yakni Ahmad Syaikhu, Netty Prasetiyani, Haru Suandharu dan Mohammad Idris.
"Selama ini kan dari segala proses yang dilalui dari bawah sampai ke DPP, dari empat nama yang tersaring itu Pak Syaikhu, Bu Netty dan Pak Haru kemudian muncul Pak Idris. Itu sudah mengerucut pada Pak Haru untuk calon gubernur," kata Iwan di Kantor DPW PKS Jabar hari ini.
"Kita yakin dengan potensi yang dimiliki tidak hanya potensi suara di provinsi tapi juga di kabupaten kota lain hampir merata. Jadi bismillah kita bagaimana memajukan Pak Haru maju sebagai calon gubernur," tambahnya.
Seperti diketahui, Haru Suandharu merupakan Ketua DPW PKS Jabar. Namun posisinya saat ini digantikan sementara oleh Iwan Suryawan karena Haru sedang menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci.
Iwan menambah, PKS sangat optimis dengan Haru Suandharu sebagai calon gubernur. Meski begitu, menurutnya PKS harus mencari teman koalisi untuk mengusung Haru di Pilgub Jabar nanti.
"Kan sekarang gak ada yang punya tiket sendiri partai itu, artinya semua harus berkoalisi dan posisi ini yang jadi sangat strategis, Pak Haru dengan kemampuan dan kita sendiri tahu bagaimana sepak terjangnya. Di pusat juga sudah masuk satu nama yaitu Pak Haru itu," jelasnya.
Untuk koalisi, PKS masih terus menjalin komunikasi dengan partai lain, salah satunya dengan PAN usai kedatangan Bima Arya ke Kantor DPW PKS Jabar. Menurutnya dalam menjalin koalisi, PKS tidak serta merta mencari tiket maju Pilgub Jabar, namun juga mencari chemistry.
Viral! Pungli di Embarkasih Haji Kertajati
Tak hanya di Alun-alun, minimarket, atau tempat keramaian lainnya, aksi ungutan liar (pungli) terjadi di lokasi parkir pengunjung di sekitar Embarkasi Haji Kertajati Kabupaten Indramayu. Tak tanggung-tanggung biaya parkir digetok sampai Rp10 ribu.
Biaya parkir yang terpampang pada karcis untuk lahan parkir di pinggir jalan itu jadi perbincangan di media sosial. Video itu viral setelah diunggah akun @indramayuterkini. Dalam potongan video itu juga menampilkan sebuah karcis berlogo Kementerian Agama yang tercantum nominal tarif parkir sebesar Rp10 ribu.
"Kartu Parkir (Kendaraan Bermotor untuk Pengunjung) Lingkungan Asrama Haji Indramayu Jawa Barat. Rp.10.000," kata-kata dalam karcis yang viral.
Diketahui selama satu bulan belakangan, aktivitas parkir di sepanjang bahu jalan Pantura dekat Embarkasi Kertajati ini cukup ramai. Terlebih pada saat proses pemberangkatan haji dari berbagai daerah.
Setelah mengetahui kabar itu, Kepala Bidang Akomodasi PPIH Embarkasi Kertajati Boy S Munir membantah adanya keterlibatan Kemenag dalam aktivitas parkir di luar area Embarkasi tersebut. Bahkan, pihaknya menepis, pungutan parkir di bahu jalan bukan termasuk manajamen Embarkasi.
"Bukan, kita nggak ada hubungannya," ujar Boy kepada detikJabar.
"Setelah viral di IG security sudah bilang minta ditindak lanjuti terkait logo Kemenag," tambahnya.
Sementara itu saat dilihat detikJabar di lokasi, aktivitas pengunjung di luar area Embarkasi Kertajati terlihat sepi. Hal itu mengingat pemberangkatan haji ke tanah suci melalui Embarkasi telah selesai.
"Ini kloter terakhir tadi sekitar jam 10.00 WIB. Tapi sepi pengunjung (pengantar)," kata salah seorang pedagang, Samsul Hadi ditemui detikJabar.
Aksi Penganiayaan Pria di Cicalengka Viral di Medsos
Sejumlah orang terlibat aksi pengeroyokan, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung. Kejadian itu terekam kamera CCTV dan viral di sosial media (medsos).
Dalam video yang diterima detikJabar, telihat ada laki-laki yang menggunakan jaket hitam tengah berada di pinggir jalan. Kemudian tiba-tiba laki-laki tersebut didatangi segerombolan orang.
Salah satu dari gerombolan tersebut tiba-tiba melakukan pemukulan kepada laki-laki berjaket hitam. Pria berjaket hitam tersebut langsung tersungkur ke aspal jalan.
Kemudian salah satu dari gerombolan tersebut terus melakukan pemukulan. Sementara teman-teman gerombolan tersebut terus berjaga supaya aksi pemukulan tersebut terus dilakukan.
Terlihat ada beberapa warga yang mencoba melerai aksi tersebut. Namun langsung dipukuli oleh gerombolan yang menjaga aksi tersebut.
Kapolsek Cicalengka Kompol Deni Rusnandar membenarkan adanya peristiwa tersebut terjadi di Jalan Panday, Desa Cicalengka Kulon, Cicalengka, Minggu (2/6) lalu. Bahkan sebelumnya korban dan pelaku telah janjian untuk baku hantam.
"Awalnya korban menghubungi lewat chat WA kepada pelaku untuk menanyakan keberadaan pelaku. Kemudian pelaku menghubungi korban melalui video call dan menanyakan ada apa dan setelah itu terjadi percakapan saling menantang berkelahi," ujar Deni, kepada detikJabar hari ini.
Setelah itu korban langsung menuju titik lokasi janjian menggunakan sepeda motor. Kemudian pelaku datang menggunakan mobil bersama dengan teman-temannya.
"Korban turun dari sepeda motor dan langsung memegang 2 buah pisau badik dengan maksud ingin mengajak duel pelaku," katanya.
Aksi tersebut langsung dihadang oleh teman-teman pelaku. Bahkan teman-teman pelaku meminta korban untuk menyelesaikan secara baik-baik.
"Kemudian teman teman pelaku langsung merampas pisau yang di pegang korban," jelasnya.
Deni menjelaskan setelah korban tidak membawa senjata tajam, pelaku langsung turun dari mobilnya. Kemudian pelaku menghampiri korban dan berusaha membacok korban.
"Tapi korban langsung berontak. Korban langsung memegang golok pelaku dan terjadi saling tarik menarik golok dan dari arah belakang tiba tiba ada seorang pelaku tidak dikenal membacok korban yang mengenai bagian kepala korban," kata Deni.
Pihaknya menyebutkan korban sempat berjalan menuju pasar Cicalengka. Namun pelaku langsung kembali menghampiri korban. Setelah itu perkelahian kembali terjadi.
"Terjadi lagi perkelahian saling pukul, hingga korban terjatuh dan setelah terjatuh badan korban di tindih oleh pelaku hingga korban tidak bisa berbuat apa apa," bebernya.
"Setelah itu korban langsung di tolong oleh temannya dan warga sekitar. Korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Cicalengka untuk mendapat perawatan," tambahnya.
Deni menambahkan, polisi telah melakukan penyelidikan. Sehingga saat ini para pelaku tengah diburu kepolisian. "Para pelaku dalam proses pengejaran," pungkasnya.
7 Orang Diperiksa Buntut Mahasiswa Unsil Meninggal di Gunung
Tujuh orang saksi diperiksa Polisi buntut kematian Raffha Al Ayubi (20), Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya di jalur pendakian Gunung Cakra Buana Tasikmalaya saat mengikuti kegiatan pendidikan latihan dasar (diklatsar) UKM Korps Sukarela (KSR) Palang Merah Indonesia (PMI), Selasa (8/6) lalu.
Kasatreskrim Polres Tasikmalaya Kota AKP Fetrizal mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut. "Iya sekarang masih dilakukan penyelidikan," kata Fetrizal hari ini.
Tak hanya mengumpulkan keterangan di lokasi kejadian dan memeriksa jenazah korban, pihaknya juga tengah melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi yang berkaitan dengan kasus itu. Setidaknya sudah ada 7 orang saksi yang diperiksa oleh polisi. "Sudah ada 7 orang yang dimintai keterangan," ujar Fetrizal.
Dia menyebut, rangkaian penyelidikan itu dilakukan polisi untuk membuat terang kejadian ini termasuk menyelidiki ada tidaknya unsur pidana yang menyebabkan korban meninggal dunia.
"Tujuh orang yang dimintai keterangan, tujuannya untuk menentukan apakah ada perbuatan pidana atau tidak," ucap Fetrizal.
Sementara itu terkait pemeriksaan mendalam terhadap jenazah korban, Fetrizal mengatakan bahwa pihak keluarga menolak dilakukan otopsi. Jenazah mahasiswa semester 2 itu telah dibawa oleh pihak keluarga untuk dikuburkan.
"Sementara pihak keluarga menolak untuk dilakukan otopsi dan jenazah langsung dibawa ke Bekasi untuk dikebumikan," kata Fetrizal.
Berdasarkan keterangan pihak kampus, korban diduga meninggal dunia akibat kelelahan saat menempuh rute pendakian menuju lokasi Diklatsar di kawasan Gunung Cakra Buana Tasikmalaya.
Korban dikabarkan sempat mengalami kram kaki dan kelelahan, sehingga tak bisa melanjutkan pendakian.
Ironisnya posisi korban saat itu berada di separuh rute perjalanan, sehingga untuk menuju puncak jauh dan turun kembali pun jauh.
"Kami sempat mengobrol dengan dokternya tadi secara sepintas memang harus ada pemeriksaan lebih lanjut kalau memang mau lengkap, pemeriksaan dalam dan segala macam. Dalam pemeriksaan awal dalam tanda petik ya, saya belum melihat berkasnya, tapi tadi komunikasi dengan dokter itu, meninggalnya korban meninggal wajar," kata Wakil Rektor III Unsil, Asep Suryana Abdurrahmat.
Asep juga menegaskan pihaknya akan bersikap terbuka terkait masalah ini, termasuk berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk melakukan penyelidikan.
"Pokoknya kita dari kampus terbuka, segala macam informasi yang dibutuhkan keluarga, kita akan jelaskan," ucap Asep.
Viral Siswi SMK di Bandung Jadi Korban Bully
Media sosial dihebohkan dengan kabar dugaan bullying atau perundungan terhadap seorang siswi SMK di Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang dilakukan temannya sendiri.
Dalam unggahan yang beredar di beberapa akun Instagram, disebutkan jika korban yang bernama Nabila Putri Nuraini (18), dirundung selama tiga tahun sejak bersekolah di SMK wilayah Parongpong, Bandung Barat.
Ia dikabarkan mengalami depresi akibat perundungan tersebut, yang berpengaruh pada kondisi kesehatan fisik dan mentalnya. Puncaknya, korban akhirnya meninggal dunia pada 30 Mei 2024 lalu.
Nabila diketahui merupakan warga Kampung Centeng, RT 05/07, Desa Cihanjuang, Kecamatan Parongpong, KBB. Namun mendiang Nabila dimakamkan di pemakaman keluarga di Kota Bandung.
"Jadi anak saya almarhum Nabila, di-bully semasa sekolah. Memang bukan bully fisik, tapi lebih ke omongan karena suka dihina, dicaci, memang ada disuruh-suruh juga sama temannya itu," ujar ibu korban, Siti Aminah saat ditemui di kediamannya, Senin (10/6/2024).
Misalnya di lingkungan sekolah, Nabila kerap diminta mengerjakan tugas sekolah oleh temannya yang merundung. Bahkan Nabila mengaku sempat diminta menggendong temannya itu ke kamar mandi.
Tak cuma di lingkungan sekolah, anaknya itu bahkan dirundung pelaku saat mereka sedang melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada bulan November 2023.
"Jadi kebetulan sekelompok sama temannya itu untuk PKL. Kadang lagi istirahat diganggu, diminta masak nasi. Terus disuruh-suruh sama temannya, kalau di sekolah ya seperti mengerjakan tugas, terus minta digendong ke kamar mandi," kata Siti.
Siti mengatakan perundungan yang dialami N, terendus setelah teman N menceritakan kejadian itu padanya. Ia sempat bertanya pada Nabila meskipun akhirnya diminta tak terlalu membesar-besarkannya.
"Tidak berani bilang ke saya. Jadi awalnya saya tahu masalah itu dari temannya yang lain. Setelah dapat cerita itu saya tanya Nabila dan bilang mau lapor ke sekolahnya, sama almarhum tidak boleh. Nabila bilang enggak usah diributkan, soalnya dia ingin sekolahnya lancar terus enggak ada musuh," kata Siti.
Ia sempat berbaik sangka jika perundungan yang dilakukan teman anaknya itu tak bakal berlangsung lama. Namun ternyata aksi itu berjalan selama tiga tahun lamanya.
"Ternyata terus berlanjut, cuma lagi-lagi anak saya enggak cerita. Jadi saya selalu tahu dari temannya. Saya sempat panggil pem-bully anak saya ke rumah, tapi dia mengelak," tutur Siti.
Kejadian itu membuat kondisi kesehatan fisik dan mental N menurun. Ia kerap mengeluh capek dan ingin segera lulus dari sekolah.
"Jadi pernah meluk saya, kalau enggak salah di tanggal 8 Mei, bilang capek tapi bersyukur soalnya mau lulus sekolah. Nah dari situ kondisi kesehatannya terus menurun. Sudah dibawa ke rumah sakit, terus anak saya juga jadi sering murung sama suka marah," ujar Siti.
Betapa kagetnya sebab hasil pemeriksaan kesehatan dokter, menyebutkan jika N diduga mengalami depresi karena tindakan perundungan temannya. Sampai akhirnya keluarga menyebut N mesti dirujuk ke rumah sakit jiwa.
"Keluarga sudah bawa Nabila ke mana-mana, tapi enggak membaik. Kondisinya nge-drop terus, sampai akhirnya meninggal 30 Mei 2024 kemarin," kata Siti.
Sementara itu, polisi masih belum memberikan komentar terkait viralnya dugaan perundungan yang menimpa N oleh teman sekolahnya sendiri. Namun kabarnya polisi sudah menerima laporan soal kasus tersebut dan sedang melakukan pengecekan.
Oma Tewas Tertabrak Kereta hingga Terpental 10 Meter
Warga Kampung Cimenteng, Desa Padaasih, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi bernama Oma (55) dilaporkan tewas tertabrak kereta api luar biasa (KLB). Korban sempat terpental hingga 10 meter.
Kekadian itu terjadi pagi tadi di lintasan kereta api KM 52+00 wilayah Desa Cibatu, Kecamatan Cisaat. Korban tertemper Kereta Api Tambahan atau Kereta api luar biasa (KLB) menuju Bogor.
Kapolsek Cisaat Resor Sukabumi Kota AKP Yanto Sudiarto mengatakan, peristiwa bermula saat korban hendak pergi ke arah Cisaat untuk bekerja. Korban berjalan kaki dengan melintasi rel kereta api.
"Akan tetapi pada saat berjalan di lintasan kereta api, bersamaan dengan itu KA tambahan melintas ke arah Bogor, dan diduga korban tidak bisa menghidari kereta pada saat berjalan yang mengakibatkan tertemper atau tertabrak oleh boper kereta sebelah kanan," kata Yanto kepada detikJabar.
Menurutnya, korban tidak bisa menghindari kereta api yang berjalan itu. Bahkan, korban terpental dan jatuh sejauh 10 meter di bahu rel kereta api.
Menurutnya, korban ditemukan warga sudah dalam kondisi meninggal dunia. Pihaknya langsung menuju lokasi dan melakukan olah TKP serta mengevakuasi korban.
"Korban ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia. Setelah dilakukan oleh TKP oleh unit laka lantas Polres Sukabumi Kota, selanjutnya korban di bawa ke Rumah Sakit Unit Daerah R. Syamsudin SH," ujarnya.
Terpisah, Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta Ixfan Hendriwintoko menyayangkan kejadian itu, di mana warga berada di area terlarang untuk umum. Dia mengatakan, sesuai UU nomor 23 tahun 2007 tentang perkeretaapian, pasal 38 dijelaskan bahwa ruang manfaat jalur KA (RUMAJA), diperuntukan bagi pengoperasian kereta api dan merupakan daerah tertutup untuk umum.
"Artinya di sini selain petugas yang tidak berkepentingan dilarang berada ditempat tersebut. Maka kami PT KAI Daop 1 Jakarta sangat menyesalkan adanya warga yang berada di jalur KA tersebut karena membahayakan bagi perjalanan KA dan dirinya sendiri," jelas Ixfan.
Selain itu, pada pasal 181 di ayat 1, menjelaskan bahwa setiap orang dilarang berada diruang manfaat jalur KA (RUMAJA), menyeret, menggerakan, meletakan, atau memindahkan barang diatas rel atau melintasi jalur KA, atau menggunakan jalur KA untuk kepentingan lain selain untuk angkutan KA.
Sejauh ini, kata dia, tidak ada perjalanan kereta yang terganggu akibat peristiwa tersebut. "Kami mengimbau kepada seluruh warga untuk tidak melakukan aktifitas apapun di jalur KA, demi keamanan perjalanan KA dan diri sendiri," pungkasnya.
(wip/sud)