Ratusan Hewan Kurban di Bandung Sakit-Belum Cukup Umur Dijual

Ratusan Hewan Kurban di Bandung Sakit-Belum Cukup Umur Dijual

Deden Rahadian, Wisma Putra - detikJabar
Senin, 10 Jun 2024 16:00 WIB
Seorang pedagang memberi makan sapi kurban yang dijual di kawasan Kuningan, Jakarta, Jumat (7/6/2024). Pedagang mengaku penjualan sapi kurban yang dibanderol Rp18 juta hingga Rp40 juta per ekor tergantung besar dan berat badan itu mulai mengalami meningkat, dari total sebanyak 700 ekor sapi telah terjual 330 ekor menjelang Hari Raya Idul Adha. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S./rwa.
Ilustrasi penjualan hewan kurban (Foto: ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S)
Bandung -

Petugas pemeriksaan hewan kurban Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) menemukan ratusan hewan kurban yang alami sakit dan tidak cukup usia dijual di pasaran.

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Kota Bandung Wilsandi Saefuloh mengatakan, hewan kurban yang alami sakit itu sudah dipisahkan, begitupun yang tidak cukup umur untuk tidak dijual.

Sandi sapaan karibnya menyebut, hewan kurban yang dinyatakan layak jual dan sehat dipasang barcode dan nantinya dapat dicek oleh masyarakat terkait status hewan dan kesehatan hewan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jumlah yang sakit sekitar 150 an, belum cukup usia 400 an, itu kebanyakannya ya," katanya kepada detikJabar, Senin (10/6/2024).

Sandi mengungkapkan, pihaknya terus bergerak hinhha Tanggal 16 Juni malam, untuk melakukan pengecekan kesehatan hewan kurban yang dijual para pedagang.

ADVERTISEMENT

"Hewan kurban yang sudah kami periksa 3.400 ekor hewan kurban, sapi, domba dan kambing. Dari 73 pedagang, target pedagang masih terus disisir, kalau tahun kemarin jumlah pedagang mencapai 113 titik lokasi penjualan hewan kurban," ungkapnya.

"Tim terus bergerak sampai Hari Minggu atau malam takbiran Idul Adha, kebanyakan yang masuk tidak layak masuknya tidak cukup usia atau tidak cukup umur, kalau pun yang sakit ditemukan hanya sakit ringan mungkin hanya sakit ringan karena lingkungan, seperti sakit mata, diare ringan hingga sariawan," tambahnya.

Menurut Sandi, hewan kurban yang alami sakit belum dipasang kalung sehat oleh petugas pemeriksa hewan kurban.

"Kita minta untuk dipisahkan, kita terus monitoring, kalau nanti sembuh baru kita periksa lagi, kalau sehat kita nyatakan layak.
Dikalungkan dan nanti dapat discan barcodenya menggunakan aplikasi E-Selamat dan nanti di aplikasi itu muncul data dan foto hewan tersebut sudah kami periksa. Masyarakat Kota Bandung kalau mau membeli harus mengecek seperti itu ya, harus tahu data hewan tersebut," jelasnya.

Sandi mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati saat membeli hewan kurban dan harus ikuti aturan pemerintah.

"Kepada mayarakat Kota Bandung yang mau beli hewan kurban harus yang ada barcodenya dan bisa cek data pemeriksaan dari petugas seperti asal dan hasil kesehatan, itu untuk memudahkan mayarakat yang membeli hewan kurban ya," pungkasnya.

32 Hewan Tak Layak Kurban

Sementara itu di Tasikmalaya, ada puluhan ekor hewan yang tak layak kurban. Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kabupaten Tasikmalaya total sebanyak 1.403 ekor sapi sudah diperiksa petugas.

"Kita selalu gencar melakukan pemeriksaan hewan qurban agar masyarakat merasa aman saat membeli hewan qurban," kata Asep Yanto, Kabid Peternakan Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kabupaten Tasikmalaya.

Sebanyak 1.373 ekor sapi ditanyatakan layak qurban. Sementara 32 ekor sapi tidak layak qurban karena sakit dan belum cukup umur.
Dari 32 ekor yang rusak 16 ekor dalam kondisi sakit dan 16 ekor masih muda.

"Dari 1.403 hewan itu, ditemukan 16 ekor kondisi saki dan 16 ekor tidak layak untuk dijadikan hewan kurban," kata Asep.

"Kami sarankan bagi sapi yang sakit diberikan obat, kalau memang tidak kunjung sembuh tidak bisa dijual belikan untuk hewan kurban," kata dia menambahkan.

Petugas kesehatan hewan pun tidak meberikan label layak dijadikan hewan kurban bagi hewan kurban yang sakit dan umur masih muda itu.

"Tentu tidak diberi tanda layak, karena kondisinya tidak layak dijadikan hewan kurban," kata Asep.




(wip/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads