Beberapa hari terakhir, udara di kawasan Bandung Raya cukup dingin, terutama saat dini hari hingga pagi hari. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut, hal itu terjadi karena tutupan awan yang berkurang.
"Suhu minimum di Bandung Raya di antara 19 -22 °C dan suhu maksimum di Bandung Raya di antara 29-33°C, hal ini disebabkan karena tutupan awan yang berkurang secara signifikan," kata Kepala BMKG Stasiun Bandung Teguh Rahayu kepada detikJabar, Jumat (7/6/2024).
Ayu, sapaan Teguh Rahayu menuturkan, di Bandung Raya terdapat beberapa pengaruh lokal yang mendukung potensi pertumbuhan awan konvektif yakni kelembapan udara pada lapisan 850 mb dan 700 mb wilayah Bandung Raya relatif lembap yaitu 55-96% dan labilitas atmosfer pada skala lokal berada pada kategori labil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Analisis streamline menunjukkan wilayah Bandung Raya arah didominasi Tenggara dengan kecepatan 5-20 km/jam," terang Ayu.
Sementara itu, pada dinamika cuaca di Jabar, terdapat pertemuan atau perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang terpantau memanjang dari Aceh hingga Jawa Barat bagian selatan. Kondisi tersebut meningkatkan potensi pertumbuhan awan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi tersebut.
"Anomali suhu permukaan air laut (SST) di perairan Jawa Barat hangat sehingga signifikan untuk pertumbuhan awan-awan hujan, atmosfer pada kondisi labil," tuturnya.
Sementara itu, berdasarkan prediksi kondisi global, regional dan probabilistik model diprakirakan pada umumnya cuaca di wilayah Jawa Barat cerah hingga cerah berawan.
"Berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang, serta potensi angin kencang dalam skala lokal masih terdapat di sebagian wilayah Jawa Barat, termasuk Bandung Raya," pungkasnya.
Mulai Masuki Musim Kemarau
Sementara itu, BMKG menyebut wilayah Bandung Raya sudah memasuki masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.
"Saat ini di dasarian I Juni 2024 Wilayah Bandung Raya berada dalam akhir masa peralihan hal ini ditandai dengan arah angin yang variabel dominasi angin baratan sudah melemah dan sudah masuknya angin timuran," kata Kepala BMKG Stasiun Bandung Teguh Rahayu kepada detikJabar, Jumat (7/6/2024).
Ayu mengatakan, karena masih dalam masa peralihan, hujan masih berpotensi turun di wilayah Bandung Raya.
"Saat ini masih ada pertumbuhan awan-awan rendah (cumulus) yang dapat tumbuh menjadi awan awan konvektif (cumulunimbus /cb) signifikan yang berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat yang dapat disertai petir/kilat dan angin kencang dalam skala lokal dan durasi singkat," ungkapnya.
Untuk kondisi cuaca wilayah Bandung Raya hari ini pada umumnya cerah hingga cerah berawan, ada potensi hujan ringan pada skala lokal di bandung bagian utara dan selatan.
"Suhu udara berkisar antara 19.0-32 °C Kelembapan berkisar antara 50-88%. Angin pada umumnya Tenggara dengan perkiraan kecepatan antara 5-21 km/jam," ujar Ayu.
Pihaknya mengimbau warga Bandung Raya untuk tetap waspada terhadap terjadinya potensi dampak cuaca buruk yang terjadi pada masa peralihan (pancaroba) dari musim hujan ke musim kemarau seperti hujan dengan intensitas ringan hingga lebat yang disertai petir atau kilat dan angin kencang dan potensi angin puting beliung.
Masyarakat juga harus waspada terhadap potensi hujan es yang dapat mengakibatkan bencana Hidrometeorologis berupa genangan, banjir, tanah longsor, pohon tumbang, serta dampak kerusakan lainnya.
"Khusus untuk daerah bertopografi curam atau bergunung dan rawan longsor agar tetap waspada khususnya pada kejadian hujan dengan intensitas ringan hingga lebat yang terjadi selama beberapa hari berturut-turut,'tuturnya.
"Bagi yang sedang beraktivitas di luar ruangan apabila terjadi hujan disertai petir dan angin kencang untuk menepi dan berlindung ditempat yang aman," tambahnya.
Masyarakat juga, diharapkan selalu mengupdate informasi cuaca dan iklim melalui web dan media sosial resmi BMKG.
(wip/orb)